24. The Empress's Answer

84.9K 7K 659
                                    

"Y-Yang Mulia, sa-salam hormat!" gadis kecil bernama Selene itu segera membungkuk ketika menyadari kedatangan Permaisuri ke tempat peristirahatan para pelayan.

Lana melirik sekilas pada anak itu lantas ia berkata. "Tunjukan padaku tempat tidur dan lemari Hestia."

Selene mengangguk, gadis polos itu sama sekali tidak tahu apa-apa. "Si-silakan lewat sini, Yang Mulia." Ujarnya bergegas mengambil satu langkah di depan Lana, mengarahkan gadis itu sampai ke tempat tidur Hestia.

"Ini?" Lana bertanya memastikan dan Selene mengangguk sebagai jawaban pasti.

"Dimana lemarinya?"

Selene lalu menunjuk ke salah satu lemari di tempat itu. "Milik Kak Hestia yang gagangnya ditandai dengan pita warna kuning."

Lana mengangguk. "Baiklah, sekarang pergi dari sini."

Selene kemudian mengangguk dan pergi dari ruangan itu sesuai dengan permintaan Lana. Dia cukup pandai untuk tidak mempertanyakan apa yang sedang dilakukan oleh Seorang Permaisuri karena merupakan larangan, pantang bagi kasta pelayan sepertinya bertanya atau ingin tahu tentang kegiatan majikan.

Setelah Selene pergi dan terdengar suara pintu ruangan digeser tertutup, Lana langsung membongkar tempat tidur Hestia untuk mencari sesuatu yang berkaitan dengan racun itu.

Mulai dari menyibak sprei, membongkar sarung bantal, serta mengangkat kasur tipis yang yang melapisi ranjang kayu tersebut tetapi Lana tidak menemukan apapun.

Namun ia belum menyerah, masih ada lemari yang belum ia periksa dan sekarang langkahnya menuju ke sana.

Hal serupa langsung Lana lakukan. Membongkar seluruh tumpukan pakaian milik Hestia tanpa peduli kekacauan yang tercipta karena aksinya membuat banyak tumpukan pakaian lain yang ada di sekitar ikut berjatuhan.

"Aku harus menemukanya. Dia pasti punya bekas botol racun atau semacamnya, pasti ada." Yakin Lana kembali membongkar sisa tumpukan terakhir sampai lemari itu benar-benar kosong tapi dugaannya tentang botol racun itu salah.

"Dimana dia menyembunyikannya?" Lana menggertakan gigi, ia tahu Hestia tidak mungkin ceroboh dan membuang botol itu begitu saja terlebih peraturan tidak mengizinkan pelayan istana keluar melewati gerbang selama masa kontrak kerja belum habis.

Lana hampir putus asa dan hendak pergi tetapi ada sebuah celah janggal di salah satu lapisan lemari tersebut. Lana mendekatkan wajah seraya mengorek celah sedikit retak di dalam sana lalu retakkannya melebar, membentuk pergi. Ah, sebuah tempat penyimpanan rahasia.

"Ketemu!" seru Lana dalam hati.

Kedua mata Lana berbinar kala menemukan botol yang dicari, ia yakin di dalamnya berisi racun. Lana hanya perlu membawanya pada ahli pengobatan untuk memastikan namun saat akan berbalik, ia mendapati Hestia sudah berdiri di belakangnya.

"Yang Mulia, mengapa anda membongkar tempat tidur dan lemari penyimpanan pakaian saya?" Hestia bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya lalu sekilas terkejut ketika melihat Lana memegang botolnya.

"Itu obat saya, Yang Mulia." Ucapnya.

"Obat?" Lana menggenggam botol kaca berwarna cokelat itu erat-erat. "Obat apa?" tanyanya tak mungkin mempercayai Hestia lagi sebab bisa jadi ada hal-hal diluar alur serta narasi novel karena disini, ditempat ini ada sebuah kehidupan yang berjalan dan setiap tokoh atau orang memiliki pemikirannya masing-masing.

"Obat batuk." Jawab Hestia penuh ketenangan. "Bisa tolong kembalikan obat itu pada saya?"

Lana menatap botol itu dan Hestia secara bergantian. "Aku harus memeriksanya terlebih dahulu."

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang