39. Still Not Enough🔞

137K 6.7K 2K
                                    

Plok! Plok! Plok!


Kening Lana berkerut mendengar suara tak asing itu. Dia seperti pernah mendengarnya di suatu tempat, tapi apa? suara apa yang berbunyi begitu? Lana memilih untuk mengabaikannya dan lanjut menutup mata tetapi bukannya berhenti suara itu semakin keras bersama dengan hentakkan cepat di ujung tubuhnya.

Seketika kedua mata Lana yang tadinya masih sayu mengantuk langsung terbuka lebar. Tak hanya itu kepalanya pun segera terangkat dan mendongak ke arah belakang, mendapati Yohan yang masih memompa kejantanannya di ujung sana.

"Sshh... ahh...." Lana meringis antara sakit dan nikmat di satu waktu yang bersamaan.

"Y-Yang Mulia, kau--hmmh!?"

Sebelum selesai bicara Yohan lebih dulu membungkam bibir Lana dengan lumatan singkat lalu ia menarik diri setelah menyempatkan beberapa kali mengecup pipi kanan gadis itu kemudian lanjut menghentak Lana.

"Euhmm..." Lana menggigit bibir, ia meringis. Ini masih pagi, ia baru bangun tidur tetapi Yohan... entah sejak kapan pria itu berada disana memompa kejantanannya, mungkinkah dia sungguh tidak tidur semalaman dan menghajar Lana?

Bahkan bangun tidur yang harusnya membuat Lana merasa segar justru sebaliknya. Tubuh gadis itu sangat lemas saat ini, remuk sekali seperti habis dipukuli oleh sepuluh orang. Berbanding terbalik dengan Yohan yang masih terlihat bersemangat. Entah makanan jenis apa yang dikonsumsinya selama ini.

"Yang Mulia--ahh!" pelepasan lainnya di dapat Lana, tidak tahu sudah kali ke berapa sementara Yohan masih mengejar puncaknya.

Menghentak Lana berkali-kali sampai miliknya terasa akan muncrat. Yohan mendongak dengan mata tertutup dan mulut terbuka, samar desahan tipis terdengar dari sana.

"Ahh..." pria itu terus menghentak, memompa kejantanannya keluar masuk di dalam liang Lana yang nampak lebih longgar pagi ini karena ulahnya.

Membawa kedua tangannya memegang masing-masing sisi pinggul Lana, Yohan mempercepat hujamannya. Ia menggila, mengejar pelepasan dan puncaknya yang kesekian. Tidak terhitung sangking bersemangatnya.

Plak!

"Ahhh!" desah Lana antara sakit dan nikmat saat bokong sintalnya ditampar gemas oleh pria itu.

"Sedikit lagi, sedikit lagi..." Yohan menggumam, kepalanya mendongak sempurna lalu pada tiga hentakkan cepat terakhir miliknya meledak.

Menyemburkan cairan hangat dalam jumlah yang lebih sedikit dari sebelumnya ke dalam pusat tubuh Lana lalu mendorongnya lebih masuk, tak membiarkan setetes pun mengalir keluar sebelum akhirnya menarik diri dan jatuh terbaring di samping gadis itu.

Lana meringis, kedua kakinya gemetar hebat bahkan saat tidak ia pakai bergerak. Semua gara-gara Yohan, pria itu sinting!

"Apa yang kau lakukan padaku!?" Lana bertanya dengan kekesalan penuh tetapi pria di sampingnya malah tertawa sambil memainkan jarinya, menempatkannya diantara jari kecil Lana.

"Menidurimu berulang kali." Sahutnya ringan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Lana tak habis pikir. "Bagaimana aku akan berjalan sekarang!?"

"Kau tidak perlu berjalan kemana pun, Permaisuri." Ucap Yohan menjawab lalu menatap santai ke arah Lana. "Kau tidak perlu pergi kemanapun, tetaplah disini. Akan kubilang kau tidak sehat."

"Aku jauh-jauh ke sini bahkan sampai mempertaruhkan nyawa hanya untuk pindah tempat tidur?" omel Lana semakin kesal.

"Kau ingin jalan-jalan?" Yohan balik bertanya. "Kau bisa pergi denganku, Permaisuri."

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang