41. She's Here With Me

86.7K 7.2K 2.2K
                                    


Yohan kembali ke kamar untuk beristirahat, ada Lana sedang duduk ditepi kasur sambil memakan makan malam yang dibawakan oleh pelayan beberapa saat lalu.

Mendapati kehadiran Yohan dalam satu ruangan yang sama dengannya, sorot mata Lana menunjukkan kewaspadaan. Takut kalau pria itu tiba-tiba menyerangnya seperti semalam, bahkan kalau ditanya apakah miliknya sudah baik-baik saja jawabannya tidak! masih sangat sakit!

Dari jauh Yohan menatap ke arahnya dengan wajah datar. Ah, lagi-lagi ketampanan paripurna pria itu memang sering kali membuat banyak orang hilang fokus dan melongo tanpa sadar seperti Lana yang tahu-tahu meneteskan air liur antara terpukau dan terpesona melihat paras rupawan suaminya.

Tetapi kali ini Yohan tidak mendekatinya melainkan membuang wajah ke arah lain kemudian bergegas memasuki ruang mandi, sepertinya pria itu merasa gerah atau semacamnya, mungkin? Lana tidak tahu.

Sekitar tiga puluh menit Yohan keluar hanya dengan tubuh bagian bawah terbalut kain berwarna putih yang dililitkan dipinggang. Melihat pemandangan aduhai itu Lana langsung membuang kepalanya menghadap ke arah lain, walau sempat memuji keindahan tubuh pria itu saat berada dalam kondisi tanpa busana.

Yohan berjalan mendekat namun bukan untuk melakukan sesuatu pada Lana melainkan meraih peti berisi pakaian lalu mengambil sebuah atasan, celana, dan perlengkapan pakaian lainnya lalu memakainya di depan Lana tanpa rasa malu meski begitu Lana memilih melihat ke arah mana saja asal tidak ke Yohan.

"Permaisuri," Yohan memanggil Lana sembari menempatkan diri duduk di tepi kasur. "Maukah kau kembali lebih awal?"

"Kau akan membiarkanku tergoncang-gancing di laut sendirian?" sahut Lana pelan tanpa melihat ke arah wajah Yohan.

"Ada sesuatu yang harus kulakukan." Ucap Yohan.

"Sebaiknya jangan." Lana segera menyarankan, "jangan lakukan itu atau suatu hari yang kau lakukan saat ini akan menghancurkanmu."

Yohan terkekeh mencibir. "Kau bersikap seolah bisa membaca pikiranku, Permaisuri."

"Aku tahu jadi, tolong jangan ikuti hawa nafsumu secara berlebihan." Lana menuturkan bukan tanpa alasan, dia sudah membaca novel lain yang bisa dibilang menjadi universe setelah novel Hestia dan Yohan, sangking sibuknya menebus dosa Lana sampai lupa apa judul novel ini.

"Mengapa?" Yohan memiringkan kepala, ia tidak pernah suka diperintah atau menerima saran dari siapapun. "Aku berniat memperluas kekuasaanku sampai ke tempat ini."

Lana menggeleng. "Aku tidak bisa ceritakan tetapi, jangan." Ucapnya memperingatkan, "pikirkan apa yang akan terjadi sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Ada baiknya menghabiskan masa tua dengan tenang daripada berperang."

"Perang?" alis Yohan terangkat. "Siapa yang akan perang?"

"Bisakah kau tidak terus-menerus menjawabku?" cebik Lana memasang wajah kesal sampai pipinya memerah.

Meski novel yang menceritakan kisah Hestia dan Yohan berakhir dengan happy ending tetapi di Universe lain masih dengan penulis yang sama ada sebuah novel yang dibuka dengan pembunuhan Yohan, Hestia, dan putranya yang berumur tiga tahun secara diam-diam tepatnya dibagian prolog cerita dan dari penjelasan singkat yang melakukan itu adalah seseorang dari Everland yang memiliki dendam. Itu menyakitkan, Lana tidak kuat membacanya dan memilih menyimpan buku tersebut di dalam laci hingga kini.

"Kau terlihat imut saat marah." Celetuk Yohan mengabaikan ucapan Lana dan beralih memandang gadis itu dari jarak dekat sambil tersenyum tipis.

"Maaf, Yang Mulia. Bisa tolong fokus pada ucapanku?"

"Bagaimana jika tidak bisa?" bahkan saat membalas Lana dengan kalimat ini tatapan Yohan menyasar pada keranuman bibir wanita itu tetapi dia sadar seluruh tubuhnya  sedang mengandung obat berkat Harold jadi, Yohan menahan diri.

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang