2. Acara Setelah Pernikahan

160K 12.5K 571
                                    


Mari coba bayangkan. Kau sudah meninggal lalu terbangun dalam dunia lain, dunia yang dulunya kau ingat sebagai sebuah tempat dalam cerita kini menjadi tempat kau harus berjuang hidup dari mula-mula.

Menjadi istri dari Kaisar yang tak pernah mencintaimu lalu tiba-tiba menempatkan hatinya pada gadis lain dan membuangmu tanpa bertanya apakah kau pernah mencintainya sekali dalam seumur hidup.

Lana harus menerima kenyataan yang datang bertubi itu sekarang. Chapter baru dari hidupnya telah dimulai dan kini telah tiba waktunya Lana untuk berdoa di kuil bersama suaminya, Yohan.

"Ini agama apa, ya?" Lana membatin kebingungan seraya melihat ke sekeliling disaat orang-orang sibuk memejamkan mata dan memanjatkan doa.

Gadis itu berniat meniru cara orang lain berdoa tetapi belum sempat sebuah tangan menyengol sikunya. Yurisia meminta Lana menutup mata dengan gestur kedipan.

Alhasil Lana menutup mata dengan kedua tangan terkatup di depan mata persis seperti cara orang-orang Nasrani berdoa di dunianya dulu tapi bedanya yang ini menyembah sebuah patung.

"Dosa tidak ya?" Lana merasa ngeri-ngeri sedap alhasil dia memutuskan pura-pura berdoa saja daripada sesat.

Tak lama kemudian seseorang berpakaian seperti biksu dalam film aksi cina mengulurkan rempah-rempah pada Lana. Baru akan diambil oleh gadis itu, rempah yang dipegang oleh biksu tersebut dilempar ke wajah Lana hingga bahunya terlonjak kaget bahkan Yohan sampai mengerutkan dahi melihat gelagat aneh sang istri.

"Yang Mulia..." biksu itu beralih memanggil Yohan, "tolong ulurkan tangan anda."

"Anda juga." Pintanya pada Lana.

Sesaat sebelum menempatkan tangannya, Lana meneguk ludah sebanyak dua kali usai mendapati dengan mata kepalanya sendiri besaran tangan Yohan yang... dua? tidak, tiga... tiga kali lebih besar dari tangannya.

"Yang Mulia, letakkan tangan anda diatas tangan Yang Mulia Kaisar. " Biksu itu memerintah lagi untuk kali kedua bahkan memperjelas perintahnya.

Dengan gugup Lana menempatkan tangan kanannya diatas telapak tangan terbuka milik Yohan namun tidak menempel sambil menahan kegugupan luar biasa. Lana mencoba bersikap normal tetapi tangannya itu tidak bisa diajak kerja sama.

"Aishh malah gemetar!" batin Lana jengkel pada diri sendiri lalu menyengir saat Yohan menoleh ke arahnya sebab mendapati tangan Lana bergetar hebat seperti terkena gempa.

Dengan sigap Lana menggunakan tangan kirinya untuk memegangi bagian pergelangan tangan kanannya supaya berhenti gemetaran. Yohan tak memberi tanggapan lalu biksu itu mulai merapalkan doa atau mantra entah apa.

Kemudian meletakkan beberapa rempah di atas tangan Lana tetapi gadis itu masih gemetaran walau sudah mencengkram kuat lengannya alhasil sebagian rempah yang diletakkan jatuh ke bawah.

Dengan cepat Yohan menangkap tangan Lana ke dalam tangannya seolah memaksa tangan gadis itu supaya berhenti gemetar saat biksu kembali menambahkan rempah ke atasnya lalu meminta mereka untuk memakannya secara bergantian.

Jelas ekspresi wajah Lana kelihatan sekali menunjukkan rasa jijik yang langsung terbaca oleh Yohan.

"Hehe..." kekeh Lana. "Kalau boleh tahu itu apa ya?" tanyanya berbisik pada Yohan sebab remahan rempah itu mirip seperti kotoran kambing.

"Kau tidak mau?"

"Hah?" beo Lana ketika menyaksikan Yohan melempar rempah itu ke sembarang arah tanpa sepengetahuan orang lain termasuk biksu itu yang sedang berdoa dengan mata tertutup.

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang