43. A Week He Hasn't Been Back

70.8K 6.9K 1.7K
                                    


"Kaisar belum juga kembali." Calix membatin, ia tahu kapan jadwal seharusnya Yohan kembali tetapi ini sudah terlambat satu minggu dan lagi Permaisuri kembali ke istana sendiri.

Semua sudah Calix bereskan di malam keberangkatan Yohan. Jasad-jasad sudah ia singkirkan dengan cara dibakar lalu dibuang abunya ke tepi laut untuk menghilangkan jejak. Hanya saja sejak kejadian itu istana menjadi sangat sepi dan suram. Tetapi, untungnya Lana tidak pernah merasa curiga dan bertanya dimana keberadaan Yurisia atau keberadaan yang lainnya.

Sekarang Calix tak memiliki kegiatan lain, terlebih Permaisuri tidak pergi kemana-mana dan latihan untuk para prajurit telah usai. Tujuan balas dendamnya juga sudah dituntaskan duluan sebelum ia mengambil langkah. Bisa dibilang sebagian besar hidupnya mulai terasa hampa, Calix perlu alasan lain. Tapi, apa?

Ditengah lamunanya memikirkan tujuan hidup baru, langkah seseorang terdengar mendekat. Sedikit terseret dan gontai. Calix belum menyadarinya. Ada seseorang yang datang bersama bungkusan kain berlumur darah.

"Calix..."

Deg!

Lamunan Calix buyar, ia tertegun ketika melihat ke depan. "Y-Yang Mulia? Anda..."  Ini seperti panjang umur saat pria itu tiba-tiba datang padahal Calix baru memikirkannya.

Kalimat Calix terhenti saat bungkusan kain yang dipegang Yohan sengaja pria itu buka dan sebuah kepala terlihat menggelinding ke arah depan. Berhenti depan di dekat ujung sepatu Calix, membuatnya refleks mengambil satu langkah mundur.

"Aku tak ingin menjelaskan apapun." Tegas Yohan membungkam mulut Calix sebelum sempat Panglima prajuritnya itu bertanya.

Perlahan Yohan menaiki anak tangga, seluruh pakaiannya berlumur darah kering bahkan wajahnya juga nampak lusuh tak sebening biasanya. Calix tidak bertanya, ia hanya melihat Kaisarnya itu berjalan gontai memasuki istana.

Setelah persepsi Yohan menghilang dari penglihatan, Calix mengamati kepala milik siapa yang dibawa pria itu dan tertegun terutama ketika melihat bola matanya yang berwarna hijau. Satu-satunya warna mata yang dimiliki oleh Kaisar Everland, berarti...?

"Kurasa sebaiknya aku berhenti." Gumam Calix mulai berpikir untuk mengundurkan diri, "aku tak memiliki alasan berada ditempat ini lagi." . tangguh yang baru kembali dari medan perang sebagai satu-satunya orang yang selamat.

Rupanya membunuh orang cukup menguras mental, tenaga, dan pikiran. Yohan kelelahan, satu langkah lainnya hampir membuat ia jatuh tersungkur di depan pintu dalam keadaan mengerikan. Tak ada seorangpun yang berani mendekat, mereka takut walau khawatir tetapi ada juga yang merasa kalau masa pemerintahan Yohan akan segera berakhir sebab yah... lihatlah kondisi pria itu, pulang dengan luka parah.

Nyawanya terasa seperti ikut terenggut. Yohan menghela nafas, meneguk ludah guna membasahi tenggorokannya yang terasa amat kering dan seperti memiliki duri  tajam di dalamnya.

Membawa tangannya menuju pintu, Yohan hendak membukanya ke dalam namun disaat yang sama pintu itu lebih dulu ditarik terbuka ke arah dalam dan memunculkan seseorang tak terduga di baliknya.

Presensi wanita itu dihadapannya membuat seluruh tubuh Yohan lemas sampai ke kaki, ah dia memang lemas sebelumnya tetapi tidak sejauh ini dan sekarang... Yohan merasa seperti baru saja dihantam oleh kayu besar tepat di belakang kepala sehingga belum sempat mengatakan apa-apa kesadarannya malah terenggut dan tubuhnya tumbang ke arah depan, tepatnya ke arah Lana.

Refleks perempuan itu menangkapnya walau sedikit kewalahan sampai mundur beberapa langkah kemudian langsung menjatuhkan tubuh besar pria itu ke atas kasur sementara ia pergi keluar untuk meminta bantuan pelayan guna di panggilkan ahli pengobatan.

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang