19. Aku Tak Peduli

87.6K 7.2K 670
                                    

Perempuan itu kembali.

Hari ini.

Seorang gadis yang dipilih untuk menjadi istrinya pada waktu ini telah selesai menjalani masa hukuman selama sebulan bahkan kedatangan kembali ke istana diiringi kelompok masyarakat dalam jumlah banyak.

Mereka bersorak riang, menyerukan nama dan jabatan gadis itu berulang. Memberi kesan norak yang membuat Hestia jengkel dan membuang muka. Pasalnya setelah sebulan berusaha melakukan pendekatan terhadap Yohan dengan segenap niat baik di hati, pria itu tetap tidak peduli.

Hestia sudah mencoba tetapi Yohan tetap kukuh dan tidak meliriknya bahkan selama dua detik. Mengapa pria itu menjadi begitu dingin dan sulit ditaklukkan padahal Hestia sudah setiap hari membuatkan teh dan memijat kepalanya. Apa masih kurang?

"Kesejahteraan bagi Yang Mulia Permaisuri!" seruan kompak dari iring-iringan masyarakat terdengar bertepatan dengan itu Lana sampai di anak tangga pertama teras istana.

Perdana Menteri Damian adalah orang pertama yang menyambut kedatangannya sementara yang lain berada di anak tangga teratas termasuk Yohan bersama Yurisia di sisinya.

Dalam kondisi berpakaian sederhana Lana mendaki satu per satu anak tangga bersama Calix dibelakangnya. Mereka hanya berjarak tiga anak tangga saja lalu ketika sampai pada Yohan, Lana menatap pria itu.

Menyadari sang istri menatap, Yohan menurunkan pandangannya tetapi bukan untuk membalas tatapan Lana melainkan untuk mengambil mahkota dari atas baki yang dipegang oleh Hestia.

Dengan ekspresi dingin Yohan memakaikan mahkota itu kembali ke kepala Lana lalu mengumumkan bahwa hari itu Permaisuri dinyatakan telah kembali ke dalam istana dan seluruh kesalahannya di masa lalu harus dilupakan.

"Hidup Yang Mulia Permaisuri!" sorakan kembali terdengar.

Hestia merotasikan bola matanya kesal. "Dasar orang-orang bodoh!"

Setelah menempatkan mahkota tersebut di kepala Lana, Yohan kembali meluruskan pandangan sementara Lana mengambil tempat disisinya. Berdiri berdampingan dengan Yohan sambil tersenyum tipis.

Penyambutan itu lalu berakhir. Orang-orang kembali ke rumah masing-masing dan melanjutkan aktivitas sama halnya seperti Lana yang akan kembali ke kamar berharap bisa mengisyaratkan tubuhnya diatas kasur empuk.

"Ah, sudah berapa lama aku tidak memeluk guling?" Lana bergumam pelan sembari memijat bagian belakang lehernya serta mempercepat langkah namun sesampainya di depan kamar seluruh ekspektasi tentang tidur di ranjang empuknya sirna seketika ketika mendapati pembongkaran besar-besaran dilakukan oleh para pelayan.

"Kemana kalian akan membawa semua barangku?" tanya Lana menghentikan salah satu dari mereka yang terlihat membawa tumpukan pakaiannya.

"Ini perintah Ibu Suri, kami disuruh memindahkan barang-barang anda ke kamar Yang Mulia." Ucap pelayan itu menjawab lalu lanjut berjalan menyusul rekan sesama pelayannya yang sudah lebih dulu pergi membawa barang menuju kamar Yohan.

Lana bergegas memasuki kamarnya yang sudah kosong rupanya Yurisia memang merencanakan ini sejak tadi dan Lana tidak sempat mempertahankan kamarnya.

"Membayangkan wajahnya saja sudah membuatku sakit kepala!" decak Lana.

"Permaisuri, kau disini rupanya." Yurisia menegur Lana yang sedang termenung sendirian meratapi kamar kosongnya.

"Ibu, mengapa semua barangku dipindahkan ke kamar Kaisar?"

Yurisia tersenyum. "Tentu saja karena kalian pasangan suami istri, kalian sudah menikah. Sebagai seorang wanita tua, aku sangat ingin menggendong seorang cucu."

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang