Everland. Benua terindah diantara seluruh benua yang ada, tetapi untuk mencapainya diperlukan perjuangan ekstra. Medan dan jalur-jalur menanjak serta menurun senantiasa menghiasi perjalanan rombongan Yohan. Bahkan nanti mereka akan melakukan penyebrangan laut menggunakan kapal pesiar yang disediakan oleh pihak Everland dari jauh-jauh hari khusus untuk menjemput kedatangan Kaisar dan Permaisuri dari Kekaisaran Sirasea.
Lana yang tertidur sejak tadi dihampiri oleh sosok yang tak lain tak tak bukan ialah suaminya sendiri, Yohan Haze, yang mengendap masuk perlahan ke dalam kereta kuda setelah meminta serombongan prajuritnya untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan di jam enam pagi.
Sekarang masih jam dua malam, ada waktu lima jam bagi mereka untuk beristirahat sejak dimulainya perjalanan di jam tujuh malam tadi. Yohan tidak mau kalau sampai ada tragedi serombongan prajuritnya pingsan karena kelaparan dan kehausan akibat tak beristirahat selama perjalanan, jadi dia memberi lima jam kebebasan untuk digunakan para prajuritnya entah untuk makan, minum, tidur, terserah.
Yang terpenting baginya adalah memeriksa Lana dan menemukan gadis itu dalam kondisi tidur nyenyak membuat Yohan jadi mulai memikirkan hal yang tidak-tidak karena pada dasarnya dia lelaki normal hanya saja belum sempat ada waktu bersenang-senang dengan lawan jenis atau memang karena ia tidak begitu tertarik dengan dunia bercinta semacam itu.
Tunggu, mengapa gadis itu jadi terasa penting baginya? Yohan mendecak pelan, ada hal yang mempengaruhi perasaannya entah apa tapi dia tidak mengelak dan mendekat untuk mengamati pahatan detail wajah istrinya itu.
Sorot matanya bertambah gelap tatkala mencium aroma manis dari parfum dan wewangian yang gadis itu gunakan. Indah, manis, harum. Yohan bukan lagi tersenyum tapi menyeringai persis seperti hewan buas kelaparan lalu membawa hidung runcingnya bergerilya disekitar leher mulus milik Lana.
Mengamati Lana dari jarak yang sangat dekat sekali. Melihat kecilnya wajah tirus gadis itu, bibir ranum yang terkatup nyaman, hidung kecil, mata, alis, semua dia perhatikan. Sampai-sampai membayangkan jika sekali saja hantaman keras mengenai gadis itu, mungkin akan langsung menghancurkannya menjadi butiran debu.
Rambut Lana lembut, tidak terlalu lurus tapi belum masuk dalam kategori bergelombang. Terasa halus ketika bersentuhan dengan kulit jemari Yohan. Pelan-pelan pria itu menempatkan jari-jari raksasanya membelai surai panjang Lana lalu membawa ujungnya mendekat ke hidung kemudian menghirup dalam-dalam aroma manis ceri yang menyeruak dari sana.
Jangan tanya mengapa Yohan tidak tidur, dia tetap bisa melumpuhkan seratus orang berbadan kekar atau dua kali lipat lebih besar dari tubuhnya meski belum melakukan aktivitas rutin manusia yang disebut tidur. Sejak dulu dia tidak bisa benar-benar tidur jadi, mungkin karena itu dia cenderung pemarah tapi dalam diam dan kalau lama-kelamaan di uji amarahnya akan menjadi bumerang lalu meledak seperti tadi. Masih ingat tragedi beberapa jam lalu di ruang rapat tertutup? Oke, sekarang lupakan.
Seringai di bibir Yohan melebar, dia menarik wajahnya lebih dekat lagi dan hendak meraup bibir Lana yang sudah pernah ia coba pada waktu itu, namun ekor matanya menangkap siluet hewan kecil yang teramat membuatnya takut. Selalu.
Alhasil Yohan mundur, tidak kali ini, belum bisa. Dia takut pada serangga kecil berwarna cokelat yang sedang melihatnya dari ujung kayu jendela. Mungkin saja serangga yang selalu berjenis kecoa itu sedang menunggu waktu yang pas untuk terbang ke wajahnya. Jadi, Yohan memilih keluar dan pergi.
Sekitar pukul lima Lana terbangun, saat langit mulai berwarna kebiruan terang. Lehernya terasa amat pegal dan butuh sedikit perenggangan jadi, ia memutuskan keluar dari kereta dan melihat-lihat karena kebetulan para prajurit juga masih beristirahat.
"Yang Mulia, anda ingin ganti pakaian?" tawar seorang pelayan mendekat ke arah Lana saat tahu gadis itu sudah keluar dari kereta.
Lana menggeleng. "Tidak, tidak perlu." Matanya bergulir mencari sosok Yohan yang keberadaannya entah ada dimana lalu ia memutuskan bertanya. "Dimana Kaisar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lana's Lullaby
FantasyDalam novelnya Hestia Avolire disebut-sebut sebagai perempuan paling beruntung karena telah membuat Kaisar sedingin Yohan Haze jatuh cinta sampai ke tingkat obsesi parah. Tetapi, pernahkah kalian berpikir tentang Lana? Perempuan yang sedari awal dip...