21. Thanks Calix

84.9K 7K 306
                                    

Malam itu Calix mengikuti Lana yang memilih menenangkan dirinya di taman sebab seluruh barang-barang termasuk pakaiannya berada di dalam kamar Yohan dan mustahil baginya untuk masuk ke sana lagi setelah apa yang terjadi.

Calix sendiri melihat bagaimana kemarahan besar Yohan tadi. Jujur ia belum pernah melihat pria itu dalam kondisi semarah barusan. Untuk sesaat saja Calix sempat gemetar namun melihat bagaimana Lana ketakutan, Calix mencoba menekan rasa takutnya dan berhasil tak gentar.

"Yang Mulia, tunggulah disini. Tolong dengarkan saya." Ucapnya pada gadis yang masih nampak syok berat itu lalu ia pergi mendatangi Hestia.

"Hestia, Panglima Istana mencarimu." Ujar rekannya yang merupakan kakak dari Selene tepat saat Hestia baru akan menutup diri dengan selimut sebab gadis itu baru saja berbaring.

"Tuan Calix mencariku?" Hestia bertanya pada gadis itu tapi dia mengendikkan bahu.

Setelah merapihkan pakaian yang dikenakannya Hestia bergegas keluar dari ruang peristirahatan dan mendapati Calix berada tepat di samping pintu.

"Ada perihal penting apa sampai-sampai anda menemui saya dilarut malam begini, Tuan?" Hestia langsung bertanya pada poin inti alasan Calix menemuinya.

"Aku butuh kain atau jubah atau apapun itu terserah padamu." Ujar Calix asal.

Alis Hestia bertaut bingung dan menjadi sangat penasaran terlebih karena Calix nampak terburu-buru. "Untuk apa semua itu?"

"Permaisuri." Calix menjawab, "bisa tolong bawakan dengan cepat?" pintanya kembali pada topik.

Untuk sesaat dahi Hestia berkerut, menunjukan sedikit rasa kesal disana tapi kemudian dia langsung kembali masuk ke ruangan tadi dan membawakan selimut kain yang masih baru.

"Hanya ini yang kupunya." Ujarnya sambil menyerahkan kain itu pada Calix.

"Terimakasih." Ucap Calix membalas lalu berbalik akan pergi tetapi Hestia memangginya dan bertanya.

"Apa yang terjadi?" Gadis itu menjadi dua kali lipat lebih penasaran.

Calix menggeleng. "Aku tidak bisa memberitahukan hal yang menyangkut privasi." Sahutnya menolak memberi penjelasan lebih lanjut tentang apa yang terjadi pada Permaisuri.

"Kita kan teman." Celetuk Hestia bersikukuh ingin tahu.

Calix mengangkat sebelah alisnya mencoba mencerna dengan baik apa yang baru saja Hestia katakan. "Teman?" tanyanya.

Hestia mengangguk. "Iya, kita teman. Kau tidak akan memberitahukannya pada temanmu?"

"Ini menyangkut pekerjaan." Calix agak terkejut akan Hestia yang terkesan ingin tahu. "Aku tidak bisa mengatakan apapun soal itu pada orang lain. Mengapa kau mengatasnamakan pertemanan kita?"

Sadar dirinya telah salah berucap, Hestia segera meminta maaf. "Aku minta maaf, aku melewati batas tanpa sengaja. Maafkan aku, Tuan Calix."

Sebelum berbalik Calix berkata, "jangan diulangi."

Hestia mengangguk dan menatap kepergian Calix. Merutuk dalam hati atas kebodohannya sendiri hanya karena merasa penasaran mengenai apa yang terjadi pada Permaisuri malam ini. Bukankah beberapa waktu lalu dia berada di kamar Kaisar sambil berpelukan? Hal apa yang membuat Lana bisa bersama Calix tiba-tiba? Jangan-jangan mereka pisah ranjang?

Bagus Hestia tersenyum karena sangat mengharapkan hal itu. Lagipula bukankah dirinya jauh lebih baik dari Lana? Dan sejak awal Lana sendiri yang memberi celah padanya untuk masuk dalam hubungan pernikahannya walau sampai saat ini Yohan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan membuka diri padanya.

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang