Epilog🔞

144K 4.8K 163
                                    

"Sshhh..."

"Ahhh!"

"Yohann!" erang Lana hendak mencapai pelepasan pertamanya pada permainan malam ini.

Saat ini Yohan tengah menghimpit tubuh Lana ke dinding seraya menghujam miliknya yang panjang dan besar dengan brutal, membuat kelembutan milik wanita itu berkedut dan memerah.

"Ahh... Yohan..."

"Sedikit lagi." Yohan memberi aba-aba, ia sudah tiga puluh menit bertahan tanpa ejakulasi dan miliknya sudah sangat kencang sekali. Membesar dan memanjang dari ukuran semula.

"Ah! Permaisuri~ bagaimana bisa kau senikmat ini?"

Lana kembali mengerang, perutnya mulai kram menandakan ia sendiri hampir sampai sedikit lagi. Dengan hawa panas yang terasa semakin bertambah, Lana mengepalkan tangannya erat menunggu Yohan memberi aba-aba berikutnya supaya mereka bisa meledak bersama.

"Aku akan keluar..." pria itu sudah memberitahu dan hujamannya pun mengencang, kencang sekali sampai memenuhi seluruh penjuru isi kamar.

"Yohan, aku..."

"Bersama-sama!"

Selang beberapa detik milik Yohan dan milik Lana menyembur banyak di waktu yang sama. Lelehan cairan keduanya beradu, mengalir keluar lewat celah penyatuan pusat tubuh mereka di bawah.

Lalu dengan cepat Yohan menggendong Lana dan menempatkan perempuan itu duduk di tepi kasur setelah mencabut miliknya.

"Ini menakjubkan." Komentar Yohan seraya menyugar kasar rambutnya ke arah belakang.

Lana masih terengah, dia mengira ini sudah berakhir tetapi tiba-tiba Yohan melebarkan kakinya dan menempatkan mulutnya melumat pusat tubuh Lana serta memainkan lidahnya dibagian lubang kecil kenikmatan milik perempuan itu.

"Aaah~!"

Sisa-sisa lelehan pelepasan Lana mengalir keluar dan langsung dihisap habis oleh Yohan, pria itu rakus sekali. Entah apa yang membuatnya jadi sangat mesum, Lana tidak mengerti tapi dari seluruh novel dewasa yang dibacanya semua pria normal pasti begitu. Nafsu, seks, segalanya.

"Permaisuri, bersihkan dirimu." Ujar Yohan berangsur bangun. "Maaf, aku tidak bisa menemani. Ada pertemuan penting."

Lana mengangguk. "Hati-hati!"

"Pertemuan itu hanya di aula istana, akan kebersihan diriku terlebih dahulu. Kau bisa istirahat dulu." Yohan berkata lagi kali ini sambil mengusap puncak kepala Lana lembut.

"Boleh aku ikut?" tiba-tiba saja Lana menjadi dekat dengan Yohan, ya mungkin sekitar sebulan setelah pernyataan cinta yang tidak bisa ia klaim sebagai pernyataan cinta juga sebenarnya.

"Aku segera kembali, tetap disini." Yohan tak sependapat dan menolak permintaan Lana. "Akan ada banyak pria disana, aku tidak suka jika mata mereka memandang ke arahmu."

"Ah, aku mengerti." Pada akhirnya Lana memilih mengalah dan tidak memaksa lagi sebab seperti yang Yohan katakan, pria itu akan kembali.

Setelah Yohan mandi dan berganti pakaian, dia pergi mengunci Lana sendirian di kamar. Rasanya hal itu sudah seperti kebiasaan bagi Yohan untuk selalu memastikan Lana berada dalam jangkauannya bahkan sekarang melalui balkon Lana bisa melihat tembok tinggi yang menjulang di perbatasan Sirasea.

Akses menuju Sirasea nyaris tidak ada, tetapi Lana mendapatkan segalanya disini. Pakaian, makanan, kehangatan, dan Yohan. Dapatkah Lana menyebutnya begitu?

Yohan bukan sebuah keberuntungan melainkan ketakutan tetapi Yohan adalah satu-satunya orang yang siap menyerahkan nyawanya hanya untuk melindungi Lana namun sebaliknya jika Lana tidak patuh maka tanpa segan tanpa ragu Yohan akan menghabisinya.

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang