42. Eastern People Are Weird

80.4K 7.1K 2.2K
                                    


Hari kedua di Everland. Pesta masih berlangsung, orang-orang seolah sudah melupakan kejadian semalam. Lana yang merasa mulai membaik pada bagian menggemaskan yang terletak diantara kedua kakinya memutuskan untuk berkeliling seraya menemukan keberadaan Yohan.

Tetapi belum dicari pria itu sudah lebih dulu memunculkan diri dengan tatapan dingin, dia langsung menarik lengan Lana dan membawanya menepi dari kerumunan orang dengan ekspresi kesal.

"Kau disini? Bukankah aku sudah memintamu untuk pergi ke pelabuhan?"

"Aku mencarimu." Ucap Lana jujur. "Kau benar-benar menyuruhku pulang?"

"Kau lihat wajahku seperti bercanda?" Yohan menunjuk wajahnya sendiri sambil berkata demikian. "Aku kelihatan tertawa?"

Lana tahu ia tidak berhak merasa kecewa tapi rasanya Yohan keterlaluan karena sungguh memintanya pulang padahal saat keberangkatan ke sini dia tahu sesulit apa bahkan Lana nyaris tenggelam di dalam ruangannya sendiri tetapi lihatlah sekarang, ucapannya sangat berbeda.

"Cepat ke pelabuhan, sekarang juga." Titah Yohan menekankan setiap kata yang keluar dari bibirnya. "Jangan beritahu pada siapapun, jangan sampai dirimu menarik perhatian orang lagi. Mengerti?"

Lana di dorong menjauh dari kerumunan orang-orang sementara Yohan kembali ke dalam. Entah apa maksud pria itu sebenarnya tetapi sepertinya Lana tidak diberi pilihan. Ia menghela nafas, berbalik namun menubruk seseorang secara tidak sengaja sampai isi gelas minuman yang dipegangnya tersiram ke pakaian Lana.

"Ah, astaga! Maafkan aku!" seru perempuan itu ikut terkejut. "Pelayan! Pelayan tolong ambilkan aku lap." Pintanya.

"Tidak usah repot-repot, aku bisa ganti pakaian nanti." Ujar Lana sambil menepuki bagian gaunnya yang basah.

"Tidak merepotkan, kemarilah." Perempuan itu dengan lembut menempelkan lap bersih yang dibawakan oleh pelayan pada bagian basah pakaian Lana serta sisi lengannya.

"Maafkan aku, ya?" tuturnya pelan dengan ekspresi yang terlihat ramah serta senyum manis.

Lana jadi vanggung sendiri. "Ini salahku, aku tidak melihat jalan dan menabrakmu."

Perempuan itu lantas berkata, "Ikutlah bersamaku, kita ganti pakaianmu." Bukan tanpa alasan ia memberi ajakan semacam itu tetapi pakaian atas Lana memang benar-benar basah bahkan warnanya sampai berubah jadi kekuningan akibat tumpahan minuman. "Kau pasti merasa dingin."

"Aku--"

"Catarina..." suara panggilan lembut dari seorang pria yang mendadak muncul di belakang Lana membuatnya terkejut, sudah pasti pria itu memanggil perempuan yang sedang bersama Lana.

"Kenapa masih berada disini?" tanya pria itu berangsur merangkul perempuan yang semula sedang bicara dengan Lana.

"Aku membuat kekacauan, sedikit..."

Perempuan bernama Catarina itu tersenyum tipis ke arah Lana sambil menjelaskan pada pria yang Lana tebak adalah suaminya. "Aku menumpahkan minuman ke pakaiannya,"

"Biarkan dia kembali ke kamarnya, kita harus segera pergi dari tempat ini. Lupa, hm?"

Catarina memanyunkan bibir. "Archer, sebentar saja, kumohon."

"Kalian akan pergi?" sambar Lana tak sadar. "Maaf, aku bukan bermaksud lancang."

Catarina mengangguk. "Ya, kami akan kembali ke Raven karena kekacauan yang terjadi semalam... rasanya benar-benar tidak nyaman untuk berada lebih lama disini."

"Aku dari Sirasea." Ujar Lana cepat, "untuk ke Raven kalian melewati wilayah tempat tinggalku, kan?"

"Ya, kami melewatinya." Bukan Catarina tetapi pria disisinya yang menjawab. "Ada apa?"

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang