44. I Almost Die

74.6K 6.7K 468
                                    


Yohan sempat berpikir bahwa surga tidak akan menerima kehadiran pendosa sepertinya tetapi nyatanya sekarang dia malah bertemu Lana di dalam surga, meski lebih mirip kamarnya dulu sewaktu masih hidup di istana. Mungkin Tuhan berkata lain dan memberinya kesempatan.

"Permaisuri..." karena itu Yohan berusaha bangkit walau merasa sebagian besar tubuhnya sakit kemudian sialnya baru melangkah dua kali, ia terjatuh. Tersandung oleh kakinya sendiri.

Bruk!

Tubuhnya jatuh menghantam lantai dalam posisi telungkup sehingga ekor matanya sedikit melihat ke arah bawah kasur dan mendapati seekor hewan kecil berwarna kecokelatan mendekat. Kedua matanya membulat dan seketika Yohan sadar bahwa ini bukan surga. SURGA MANA YANG MEMILIKI KECOA?

"Yang Mulia, Kemarilah..." dengan cepat Lana mengulurkan tangan dan berupaya membantu Yohan bangkit tetapi pria itu hanya mendongak, menatap ke arahnya lalu pingsan tiba-tiba.

"Eh?" Lana baru akan membantunya tetapi Yohan, pria itu lebih dulu terkapar. Bagaimana sekarang?

"Baiklah, aku bisa mengurusnya." Lana menghela nafas lalu bangkit sambil berancang-ancang akan menarik tubuh Yohan tetapi seekor kecoa yang tadi sempat bertatapan dengan Yohan mendadak keluar dari bawah kasur dan merayap diatas tubuh pria itu.

Jelas saja Lana spontan memundurkan langkah dan tersandung kaki hingga bokongnya mendarat lebih dulu di lantai, menciptakan nyeri yang bisa dibilang sangat menyakitkan. Untungnya tak ada seorangpun yang menyaksikan.

"Aku heran mengapa banyak sekali hewan itu disini? Kukira dia hanya ada di kehidupan lamaku." Omel Lana tak habis pikir kemudian setelah kecoa tadi pergi barulah dia mengangkat tubuh Yohan untuk kembali diletakkan ke atas kasur.

Setelah berhasil dengan susah payah Lana menempatkan dirinya duduk ditepi kasur tetapi kemudian ia merasa haus dan memutuskan untuk mengambil minum yang berada di tepi kasur tetapi baru akan bokongnya terangkat sebuah tangan lebih dulu mencengkram pergelangan Lana dan menahannya.

"Permaisuri, jangan tinggalkan aku." Ucap Yohan parau.

"Ehmm," dahi Lana berkerut. "Aku haus."

"Kita di surga. Mengapa kau masih merasa haus?"

"Surga?" Lana semakin mengernyit heran. "Yang Mulia, anda sedang sakit?"

"Aku sudah mati, kan?" tanya Yohan masih dengan wajah datar tanpa ekspresi seperti biasa.

Lana meringis. "Kita masih hidup. Dan... kau baru saja kembali dari Everland, kau tidak ingat?" tuturnya mengira Yohan mungkin mengalami amnesia karena benturan disuatu tempat.

"Aku belum mati?" tanya Yohan sekali lagi sampai mengedipkan matanya berkali-kali guna memperjelas pandangannya.

Lana menggeleng. "Kita masih sangat hidup dan sehat, aku yang sehat. Kau tidak sehat." Ujarnya meralat.

Dengan cepat Yohan mengubah posisinya menjadi duduk sambil meringis. "Bukankah seharusnya kau sudah mati, Permaisuri?"

Pertanyaan itu sukses membuat kening Lana berkerut lalu Yohan mencoba menjelaskan kronologi yang terjadi. Tentang kapal, rencana Harold, Hujaman bertubi-tubi panah api, seluruh rombongan prajurit dan pelayan yang habis terbakar di atas kapal, dan segalanya.

"Aku tidak naik di kapal itu," jelas Lana singkat. "Aku bersama orang-orang dari Raven, mereka mengantarku ke sini karena aku minta tumpangan kapal dari mereka." Ia agak takut menjelaskan karena mungkin Yohan akan marah atau semacamnya tetapi nyatanya pria itu hanya menatap dalam diam seolah sedang mencerna penjelasan Lana.

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang