☆STARSEN 58☆

343 15 0
                                    
























Starla menghentikan langkahnya. ia takut, laki-laki itu, bukanlah suaminya. yang ada, ia malah malu, dibuatnya.

"han.. gw nggak yakin, kalau itu, Gus Arsen.." lirihnya

"aku panggil aja, gimana? kalau dia noleh, berarti Gus Arsen. kalau enggak, berarti bukan. melainkan, suaminya ning Aliza. gimana Star?"

"hmm.. bolehlah. ide bagus,"

"GUS ARSEN!" panggil hani dengan suara yang lumayan cukup keras.

laki-laki itupun yang merasa namanya dipanggil oleh seseorang, ia pun melinguk.

tatapannya langsung bertemu dengan istrinya, yang jaraknya tak terlalu jauh darinya.  "Star.. Starla?"

Starla nampak tak percaya. ternyata, dugaan nya Hani, benar. laki-laki itu, adalah Gus Arsen.

Starla membawa hani untuk mendekat ke tempat dimana Gus Arsen berada.

Gus Arsen beranjak dari tempat duduknya. "ka-kamu... ngapain disini?"

Starla menatap Gus Arsen sebentar. lalu beralih menatap ke arah ning Aliza.  "cantik," ucapnya.

memang. ning Aliza, sangatlah cantik. nggak heran sih, kalau Gus Arsen jatuh cinta padanya. ning Aliza nya aja, memang se-cantik itu..

Gus Arsen merasa heran, ketika istrinya berbicara seperti itu.  "maksud kamu, gimana Star?"

Starla beralih menatap Gus Arsen lagi. ia menatap laki-laki itu, dengan lekat.   "lain kali, kalau mau ketemuan, pilih tempat yang jauh. jangan yang dekat. kan, kalau ketauan kayak gini, siapa yang malu? kalian juga kan?"

"ayok han. kita pulang. takut dimarahin Ustadzah Gea," ajak Starla

hani mengangguk.   "i-iya Star.." Starla membawa hani untuk pergi keluar dari warung bakso.

"Star!"

"apa yang kamu lihat, tidak seperti itu" ucap Gus Arsen dengan nada yang besar. agar Starla dapat mendengarnya.

Gus Arsen menunduk dengan hormat.  "maaf ning. kayaknya, saya harus pulang dulu. Assalamu'alaikum,"

"iya Gus. Waalaikumsalam,"

Gus Arsen langsung pergi begitu saja.

ning Aliza tersenyum smirk.  "ohh.. namanya, Starla.. nama yang bagus,"

"lihat aja nanti Starla.. saya bakal buat Arsen se-benci bencinya, sama kamu!"

"kalau Arsen udah benci, otomatis dia akan menceraikan mu! HAHAHAHAHA" ucapnya sambil dibarengi oleh tertawa.

se-kelilingnya menatap ning Aliza aneh.

mereka berbisik...

ihh.. cantik-cantik ketawa-ketawa sendiri.

dia waras nggak sih?

perempuan aneh.

Dan masih banyak lagi.


***


Gus Arsen mengejar istrinya. hingga ada kesempatan untuknya, dapat mencekal lengan istrinya.  "lepasin Gus!" Starla ingin menarik paksa lengannya, namun, kekuatan yang dimiliki oleh Gus Arsen sangatlah besar. jadi, Starla tak mampu melawannya.

"Gus. lepasin Gus. kasihan, tangannya ning Starla" ucap Hani.

"diam kamu!" sentak Gus Arsen

"Star. please dengerin saya dulu," pinta Gus Arsen

"apa yang kamu lihat itu---" Gus Arsen belum sempat melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Starla memotong pembicaraan nya.

"APA?!!"

"Gus Arsen mau ngeles?!"

"itu semua, sudah cukup memberikan jawaban ya, Gus!!'

Gus Arsen menggeleng. apa yang istrinya lihat ini, kenyataannya tidak begini..

"Gus Arsen kalau mau nikah lagi, it's okey. gapapa. nikah aja Gus. Starla izinin," setelah mengucapkan kata-kata seperti itu, Starla langsung pergi begitu saja, bersama Hani.

Gus Arsen menarik rambutnya prustasi.  "Argghhh!!"

"kenapa jadi kayak gini sih?!" Gus Arsen menendang satu batu berukuran kecil.

Tuk!

"aws!"

"bangsat. ini, siapa yang ngelempar batu ke jidat gw anjing?!!"

"Astaghfirullah!" Gus Arsen baru sadar, ternyata batu yang ia tendang kena ke jidatnya seorang laki-laki.

ia pun langsung menghampiri laki-laki itu.  "maaf bang. tadi, saya yang ngelempar batu itu,"

"hmm.. abang, nggak apa-apa kan?"

"nggak apa-apa, nggak apa-apa! ini, jidat gw sakit goblok!!"

"maaf bang. saya nggak sengaja tadi,"

"maaf! maaf! maaf lo, basi tau nggak?!"

"nggak mau tau, intinya, lo harus tanggung jawab!"

"okey. saya tanggung jawab. abang mau apa?"

laki-laki melihat tampangnya Gus Arsen terlebih dahulu.

"dilihat-lihat, ni cowok dari tampangnya sih, banyak duit. sabi kali, gw minta duit ke dia. mumpung gw ga ada duit. xixixi" batin laki-laki itu.

Gus Arsen mengibas-ngibaskan tangannya didepan muka laki-laki itu.  "bang? are you okey? "

"yes. i'm okey,"

"jadi, abang mau minta apa? dibawa ke rumah sakit aja, atau gimana?"

"gausah! gw bisa ke rumah sakit sendiri. sini! gw minta uang lo aja,"

Gus Arsen merogoh saku bajunya. ia mengambil 3 lembar uang berwarna merah.  "300 ribu, cukup?"

laki-laki itu, langsung mengambil uang ditangan nya Gus Arsen.  "cukup,"

ia langsung pergi begitu saja.  "thanks yaa" ucapnya sambil berlari pergi menjauh dari Gus Arsen.

Gus Arsen hanya bisa geleng-geleng kepala.

ia mengingat kembali, kejadian tadi. tentang Starla. ia langsung pergi menuju pondoknya. ia berniat untuk menjelaskan semuanya, kepada istrinya. ia tidak mau, hanya karna masalah ini, hubungan nya dengan istrinya, menjadi memburuk. jadi, ia harus cepat-cepat untuk memperbaikinya. dengan cara, menjelaskan tentang masalah tadi, ke istrinya.

Di Pondok :

disaat Gus Arsen ingin masuk kedalam pondok putri, tiba-tiba saja, ia menemukan sebuah kertas di pintu masuk area pondok putri. kertas itu, di tulis  'Siapapun tidak diperkenankan masuk ke dalam area pondok putri. meskipun itu, wali santri. karna.. ini, sudah melewati batas jenguk. jika ingin menjenguk, tunggulah besok. sekian.' dibawah kertas itu, pojok kiri bawah, terdapat tanda tangan pengurus.

Gus Arsen baru ingat, kalau dijam segini, memang tidak diperbolehkan sesiapa pun memasuki pondok putri. termasuk dirinya, ataupun keluarga ndalem, lainnya.

"shit, sial"

"saya lupa lagi. dijam segini, tidak diperbolehkan memasuki area pondok santri putri,"

Gus Arsen menghela nafasnya panjang. mungkin, ia harus menunggu hari esok.  "ah, yaudah lah. mungkin, besok aja, saya nge-jelasinnya," ucapnya lalu pulang ke ndalem.























—Maaf. kalau part nya pendek.




So, jangan lupa kasih vote, ataupun
komennya 💗

STARSEN || NA JAEMIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang