"ih, sebel banget tau, malam ini mah.." gerutu Rara
"kenapa sih, ra?" tanya Sasa
"masa iya, tadi, pas pelajaran nya Ustadz Galang, malah disuruh nge-hafal! kan, jadi sebel. mana, nge-hafalinnya banyak lagi! ya, minimal cuman 1, atau 2! lah, ini mah 15 kosakata dalam bahasa arab!" jawab Rara
"yaudah sih, ra.. kan, namanya juga anak pondok! nggak bakalan pernah jauh dari yang namanya menghafal!" ujar Loly
"yakan, ya, minimal 1, atau 2. nggak sampai 15! dikira kapasitas otak gw, banyak kali! minim woy! minim!"
Sasa mengelus punggung Rara dengan lemah lembut. "sabar ra.. sabar,"
"heh! gelang ku, hilangg" tutur Hani yang mampu membuat Starla, Sasa, Loly, dan juga Rara melotot.
"heh! yang bener ogeb! "
"bener ra.. ngapain juga aku boong!"
"nih! liat!" Hani mengulurkan tangannya. guna menunjukkan kepada teman-temannya, kalau gelang tangannya (yang emas) hilang. entah kemana.
"langsung cari aja han!" ujar Starla
"iya Star. ini, aku mau cari. anterin yuk! buat nyari gelang aku,"
Starla mengangguk. ia setuju, untuk membantu Hani, mencari gelang emas nya yang hilang.
"izin dulu tau, ke pengurus" cicit Loly
"iya. ini, juga mau izin" ucap Hani
"mau nyari gelang nya dimana?" tanya Sasa
"kayaknya, gelang itu, hilang, pas elo lari-lari deh!" ujar Rara
"tadi kan, elo berangkat diniah nya lari-lari! cuman gara-gara takut telat," lanjut Rara
"iya, bener"
"bisa jadi kan?"
"ayuk han. kita langsung cari aja. takutnya, kalau nunggu-nunggu nanti, malah nggak dibolehin buat keluar, sama pengurus"
"kamu benar Star. ayok kita cari!"
Starla dan juga Hani pun bergegas keluar. untuk mencari gelang emasnya. pertama-tama, mereka izin terlebih dahulu, kepada pengurus keamanan. soalnya, kalau tidak izin, nggak bakalan dibolehin, untuk keluar. tau kan? bagaimana keji nya pengurus keamanan?
"aduh.. Star... ini, gelang aku dimana sih? kok dicariin nggak ketemu-ketemu?" tanya Hani sambil mencari-cari gelangnya, di jalan menuju diniah.
"sabar han. ini, daritadi gw nyari juga nggak ketemu-ketemu!"
Starla merasa prustasi. karna, se-daritadi ia mencari, bersama dengan Hani, tuh gelang nggak ketemu-ketemu!
"kalau nggak ketemu-ketemu, gimana han? apa, elo nggak dimarahin sama emak lo?"
"ya, jelas dimarahin lah!"
"duh.. gimana dong?"
"udah lah. ikhlasin aja. kan, bisa beli yang baru. elo kan, orkay! orang kayaa" ucap Starla
"orang kaya mbah mu!! "
"udah lah. kita cari lagi aja, Star"
"ck! capek tau hann" keluh Starla
Hani menghela nafasnya. "yaudah. kamu duduk dulu aja Star. biar aku aja yang cari"
"okey. dengan senang hati, gw duduk" Starla mendudukkan bok*ngnya dipinggir jalan. ia masa bodo, sama orang yang ngeliatin dia aneh. hanya karna ia duduk ditepi jalan.
Hani terus mencari-cari gelangnya yang hilang. hingga suatu saat, ia bukannya menemukan gelangnya, tetapi ia melihat sesuatu yang seharusnya tak pantas untuk dilihat.
ia melihat dari jarak jauh, Gus nya, Gus Arsen, sedang berc*uman dengan ning Aliza, di pojokan. ning Aliza yang dipepet oleh Gus Arsen. ia langsung menutup wajahnya, dengan kedua tangannya. "Astaghfirullahalazim.." ucapnya
Starla menatap Hani dengan tatapan aneh. masalahnya, kenapa Hani tiba-tiba mengucapkan kalimat istighfar? "lo kenapa dah Han?"
"e-enggak Star. ki-kita pulang aja yuk," Hani memang sengaja mengajak Starla untuk pulang, karna takut Starla melihat Gus Arsen dan juga ning Aliza, yang sedang berc*uman
"enggak. gw nggak bakalan pulang, sebelum lo ngejelasin dulu. kenapa lo tiba-tiba ngucapin kalimat istighfar. apa yang lo lihat?" Starla mencoba mencari sesuatu, yang tadi temannya lihat. namun, Hani menutupinya. "ta-tadi.. a-aku nggak lihat apa-apa Star.. kita pulang aja yuk! masalah gelang, nggak papa deh. aku ikhlasin. biar nanti, aku yang nge-jelasin ke emak aku," tutur Hani
Starla mendorong Hani, untuk menepi. karna, sepertinya Hani menyembunyikan sesuatu dibelakang nya. dan--benar saja, dugaan Starla. Hani, menyembunyikan sesuatu dibelakangnya. kini, Starla dapat melihat, sesuatu yang ditutup-tutupi oleh Hani. ia melihat dengan kedua bola matanya, kalau suaminya sedang berc*uman dengan ning Aliza. perempuan yang ia lihat, kemarin malam.
tanpa sadar, air mata Starla bercucuran. "Star.. kamu.. nggak papa kan?"
Starla tersenyum kecut. "gw--nggak papa,"
"kita pulang ya?" ajak Hani
"bentar,"
Hani mengelusi punggung Starla. "sabar Star.."
Starla menghapus air mata, yang membasahi pipinya.
"Star... bangun..."
"kamu ngapain nangis?" Gus Arsen terus mengguncang-guncangkan tubuh istrinya.
Starla terbangun dari tidurnya. ia mengecek pipinya, apakah basah, atau tidak? dan--ternyata iya. basah. padahal, tadi itu mimpi. lalu kenapa sakitnya sampai terbawa sampai ia bangun? "Gus. pergi,"
"hah?"
"pergi Gus! Starla mau sendiri,"
"kamu kenapa sih? tadi kamu mimpi buruk? iya?"
"itu bukan urusan mu!!" Starla mendorong Gus Arsen untuk menjauh darinya. "pergi!!!"
"Star.. tapi..."
"pergi Gus! Starla bilang pergi, ya pergi!! Gus Arsen ngerti nggak sih?!!" Starla nampak sangat marah kali ini.
"okeh-okey. saya pergi. tapi, nanti cerita ya? kenapa kamu bisa nangis, kayak tadi" ucap Gus Arsen sebelum ia benar-benar pergi, dari kamarnya Starla.
"kenapa gw bisa mimpi seperti itu? apa.. itu adalah sebuah pertanda? atau.. jangan-jangan, kejadian tadi, pas di mimpi, bakalan terjadi?" Starla menarik krudung nya prustasi. "arrggghhhh!!"
"gini amat sih, nasib nikah sama Gus. pastii saingannya banyak. kalau 1, atau 2 sih, nggak papa ya.. lah ini? banyak. mana, saingannya ukhty-ukhty lagi! lah gw, yang kayak kunti gini, bisa apa? selain overthinking?"
jangan lupa kasih vote, and
komen nyaaa🤗💗

KAMU SEDANG MEMBACA
STARSEN || NA JAEMIN (END)
Romance"Terimalah khitbahan dari saya starla..."--Muhammad Arsenio Syahputra "Gak! Saya gak mau!!" --Starla Nisyallia Evelyn • • • Usai di patahkan hatinya, oleh seorang ustadz muda yang dikagumi oleh dirinya, starla menjadi sosok perempuan yang pendiam, s...