1

4K 97 7
                                    

"JINAN! BANGUN! APA KAU TIDAK SEKOLAH HAH?! KAU MAU MENJADI ANK BODO!?? " Teriakan di pagi hari yang sudah biasa bagi jinan, bahkan teriakan itu di anggap sebagai alarm nya setiap pagi hari

Jinandra adalah seorang anak laki² yang kuat dan lucu namun ia sudah di kucilkan oleh keluarga nya selama 11 tahun hanya karena ibu nya menyelamatkan jinan saat jinan hampir ditabrak oleh truk padahal saat itu jinan sedang menyelamatkan ank kucing, ibu jinan yang melihat truk hampir dekat dengan jinan pun berlari mendorong jinan hingga jinan terjatuh ke pinggiran dan di saksikan oleh kedua abangnya reyandra dan jeandra karna itu abangnya berfikir jika bukan karena jinan ibu nya tidak akan meninggalkan mrka semua. Tetapi narendra abang ke tiga ny tidak melihat kejadian itu saat itu naren sedang membeli eskrim untuk jinan tetapi ia berfikir kalau saat itu jinan masih terlalu kecil bahkan jinan baru berumur 4 tahun dan dia juga berniat baik menyelamatkan ank kucing itu tapi tetap saja kedua abang nya sekaligus ayah ny tidak Terima dan terus menyalahkan jinan sebagai pembunuh ibu mrka.

"JINAN!! KAU TULI!??? " Bentak abang kedua nya, jeandra

"Iya bang.. Jinan udh bangun kok " Ucap jinan dengan suara parau nya

"Hah! Selalu sajaa nyusahin orng! Tidak bisa kah kau bangun lebih pagi?! Ak sangat muak membangun kan mu setiap pagi!! " Lagi lagi jean membuat hati jinan terluka dengan kata² nya yang menyakitkan, tetapi jinan masih bisa menahan nya karena dia memang beban disini bagi mrka, fikir jinan.

Setelah jinan bersiap² ia langsung pergi ke dapur dan di sambut hangat oleh naren yang sudah menyiapkan nya roti dg slay coklat kesukaan nyaa

"Jinann ini rotimu, dimakan yaa dan ini abang juga udh bikinin susu oh iya abng lupa kalau abng juga nyiapin bekal untuk km sebentar abng ambilin oke? " Ucap naren lembut kepada jinan dan di angguk oleh jinan sambil memakan roti itu, setiap pagi jinan hanya sarapan dg roti bahkan ia jarang sekali makan nasi kecuali saat rmh sedang sepi ia bakal dimasakin nasi goreng sama naren karnaa jinan sangat menyukai masakan naren yang supeeeerrr enak bagi nya

Jinan yang tengah menikmati roti dan susu hangat itu langsung di rampas oleh pria tua yang tampak memiliki wajah sangar, yap! Dia adalah verol ayah jinandra sekaligus ayah ketiga abng nya jeandra, reyandra, Narendra

"Siapa yang menyuruh mu untuk sarapan di meja makan ini? Sana pergi! " Tukas verol menatap tajam jinan, jinan tidak bisa berbuat apa apa, dia juga sangat takut pada ayah nya jdi ia memilih pindah ke ruang tamu saja dan melanjutkan makan nya

"Loh dimana jinan? Ayah mengusir jinan dri meja makan ini lagi? Ayah itu kenapa sih padahal kan ga ada salah nya jinan makan disini" Naren sedikit emosi dengan ayah nya tapi ia tidak bisa apa apa karna bagi mrka semua ayah nya sangat menyeramkan bahkan naren pernah di tampar karna membela jinan

Naren menghampiri jinan yang sudah menghabiskan sarapan nya dan itu membuat naren sedikit tersenyum melihat adik nya yang gemas ini menghabiskan sarapan nya padahal tdi diusir sama ayah nya tapi tetap saja jinan tidak memasukan ucapan ayah nya kedalam hati

"Adiku pintaarrr, ini bekal nya jangan lupa di habisin jiee sayangg" Kata naren dg nada lembut sekaligus acakan sedikit di rambut jinan

"Aaa abang rambut adek udh bagus pdhl" Jinan sedikit sebal karna rambut ny kembali beracak acakan di buat oleh naren

"Hahah aduhh maaf yah bayii, sini abang benerin" Naren membenarkan rambut jinan hingga rapi kembali hal itu membuat reyan dan jean menatap mrka kesal dan penuh rasa benci  ke pada jinan.

Sesampainya disklh seperti biasa jinan pergi sndirian karna ia tidak di perbolehkan berangkat bersama oleh ayah nya yang kejam itu

Jinan sekarang sudah kelas 10 jinan dikenal sebagai ank yang jenius dan rajin, ia dicintai oleh guru² namun karna itu lah banyak siswa dan siswi yang iri pada jinan karna rata² guru disana pada ngebandingin mrka dg jinan karna itulah jinan selalu di bully oleh ank sekolah nya, uhmm kecuali salah satu teman sekelasnya, leo archenzo

apa keadilan itu nyata? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang