💚💚💚
Pemakamannya sudah selesai dilakukan, banyak orang menangis kecuali naren, ia hanya menatap peti sang adik dikuburkan dengan tatapan kosong karna naren sudah berjanji pada jinan bahwa saat pemakaman nya naren tidak boleh meneteskan air mata disana.
Naren pulang ke rumah nya terlebih dahulu untuk membersihkan dirinya yang habis dari pemakaman sangat adik.
Dirumah itu hanya ada kesunyian beserta cahaya matahari yang masuk kedalam rumah itu dari jendela, rasa nya sangat berbeda sekarang
Teringat dulu naren bermain bersama jinan yang masih kecil di ruang tamu, saat itu masih ada jiena yang baru selesai membuat kue untuk mereka
Beberapa langkah ke dapur naren teringat dimana ia menyiap kan roti slay coklat untuk jinan setiap pagi ada beberapa bayangan dimana jinan tertawa melihat naren belajar masak telur bersama jiena karna kecerobohan naren membuat telur itu terjatuh kebawah.
Membayangkan nya naren sedikit menyengir "lucu" batin nya.
Lalu sampai dimana naren memasuki kamar jinan.
Kamar itu di penuhi oleh debu disekitar nya, kasur yang berantakan.. Meja belajar yang di tutupi oleh kertas kertas ulangan nya.. Laci lemari yang terbuka penuh dengan obat obatan disana.
Naren membereskan kasur jinan sembari menyium aroma tubuh jinan yang masih tertinggal diselimut itu.
"Aroma nya masih sama.. "
Lanjut dimna naren membereskan meja belajar jinan, banyak sekali kertas putih yang didalam nya ada banyak angka dengan tinta merah dikertas itu.
Naren menyimpan buku pelajaran jinan ke dalam kotak lalu tak sengaja matanya fokus pada sebuah bingkai foto kecil diatas meja belajar jinan
Yap! Itu adalah foto jinan dan naren, foto itu diambil oleh maid mereka yang sudah lama resign.
"Dia masih menyimpan foto nya "
Naren membersihkan bingkai itu dengan tissu lalu merapikan rak buku milik jinan yang banyak sekali buku-buku pengetahuan.
Bruk
Sebuah buku putih yang bertuliskan diary itu terjatuh kebawa dengan pelan naren mengambil buku itu sembari membersihkan debu debu buku itu.
"Bukan ny ini buku yang ak berikan pada jinan? " batin naren.
Naren duduk di kasur jinan lalu membuka halaman pertama buku itu.
𝙷𝚊𝚒..
𝙺𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚊 𝚓𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚋𝚞𝚑 𝚝𝚊𝚗𝚙𝚊 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚗𝚢𝚎𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚔𝚊?
𝙹𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚗𝚐𝚎𝚗𝚗 𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚗𝚊𝚗𝚊 𝚑𝚞𝚑𝚞𝚞 𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚞𝚍𝚊 𝟺 𝚋𝚞𝚕𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚗𝚊𝚗𝚊 𝚐𝚊 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔, 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚑𝚑.
𝙷𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚖𝚋𝚞𝚔 𝚓𝚒𝚗𝚊𝚗:(
𝚂𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚐 𝙹𝚎𝚊𝚗 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚑𝚎𝚑𝚎Halam kedua
𝚂𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞.. 𝙱𝚊𝚗𝚐 𝚗𝚊𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐:(
KAMU SEDANG MEMBACA
apa keadilan itu nyata?
Teen Fiction"dunia ini tidak adil buat jinan.. jinan cape bun.. jinan cape.. "lirih jinan tampa ia sadari setetes air yang keluar dari mata nya itu jatuh ke tanah dunia terlalu kejam untuk jinan yang selalu dihindari bahkan di benci oleh keluarga nya sendiri ke...