💚💚💚
Keesokan harinya Jinan pergi sekolah seperti biasa, awalnya di ladang oleh naren tetapi verol tetap memaksa Jinan berangkat sekolah dengan kondisi apapun, naren pasrah karna diancam oleh verol jika naren terus melarang Jinan pergi sekolah maka verol akan menyuruh naren tinggal dirumah oma nya selama sebulan.
Saat Jinan sudah sampai di sekolahnya entah apa yang akan menimpanya hari ini lagi, sebuah basket menghantam kepala Jinan dengan kuat, Jinan sedikit ringis karena nyeri di kepala nya kumat nya lagi
"Eh kena ya?? sorry sengaja hahahah" tawa Deon bersama teman nya yang lain
"Pas sasaran hahaha " kata Arga
Sedangkan Jinan memegang kepala ny yang benar-benar pusing
"yaelah lebay amat lu, kesenggol bola doang, lemah" ucap deon
"Wuuu lemah " ejek teman Deon yang lain
"Lemahh wuu"
Mendengar kekacauan itu Leo berlari ke arah mereka, awal nya Leo bingung mengapa Jinan belum datang jam segini karna beberapa menit lagi sudah masuk akhirnya Leo berniat menunggu Jinan di gerbang sekolah tetapi yang ia temukan Jinan sedang di bully oleh mereka
Deon dan yang lain menendang Jinan dengan kaki mereka sedangkan Jinan tidak bisa apa apa karena kepala nya yang nyeri plus lengan nya yang masih perih
"dasar pembunuh!"
"Mending Lo mati dari pada bertahan tapi tidak berguna bagi siapapun"
"bebann hahaha"
"Berhenti!! Lo pada apa apaan si anj!! "bentak Leo
Leo membantu Jinan berdiri tapi saking Jinan lemas nya Leo tidak bisa mengangkat nya
"Ck! Pengganggu ini lagi, Lo tu bisa ga si ga ush gangguin kita sehari aj??" Kata Felix
"Sumpah yaa gw muak anjirr acara main kita keganggu Mulu Ama bocah sok pahlawan ini" kata Deon
"pergi atau gw laporin ke kepsek?" Ketus Leo menatap mereka dengan tatapan sinis
Bel berbunyi menandakan kelas akan telah di mulai, Deon terpaksa akan meninggalkan Jinan dan Leo karna ia tidak mau telat masuk kelas lalu dimarahi oleh guru
"Beban wuu " sorak Arga yang sudah dari kejauhan
"Mereka itu punya dendam apa si?? " Dumel Leo
"Jie ada apa dengan kepala mu?" Tanya Leo karna ia bingung sedari tadi Jinan memegang kepala nya seperti merasakan nyeri
"Kepala lu sakit sshh " ringis Jinan
"Ayo ke UKS " kata Leo yang hendak membantu Jinan tetapi Jinan sudah berusaha berdiri
"Tidak usah, kita langsung ke kelas aj" ucap Jinan yang berjalan lebih duluan dari Leo
"Ck tapi bagaimana dengan kepala mu jie?? Lihat seragam mu kotor tau "
💚💚💚
"Aku hari ini ada praktek" kata Lea
"Bagaimana jika malam hari?? "Tanya reyan
Reyan berniat mengajak Lea ke sebuah mall tetapi sudah di tolak oleh lea karna hari ini Lea ada praktek dan Lea juga ada urusan nanti malam
"Tidak bisa rey, hari ini aku sibuk" tolak Lea dengan lembut
"Kalau besok?"
"Mungkin bisa"
Walaupun reyan pengen nya hari ini tapi kalau memang Lea nya sedang sibuk, reyan tidak mungkin memaksa Lea untuk pergi bersama jadii reyan terpaksa harus menunggu keesokan harinya
"Padahal niat nya hari ini ak bakal nembak km Lea" batin reyan
"Sudah ya aku harus pergi bye Rey " pamit Lea lalu pergi meninggalkan reyan yang masih berdiam memandang kepergian orang yang paling ia cintai
"Hah.. sampai kapan aku harus memendam rasa cinta ku" batin reyan
"Aku tidak pernah mencintai seseorang sehebat ini"
"Terlalu sulit bagiku untuk menyatakan perasaan ku"
Disisi lain Jinan masuk ke mapel pjok dan Jinan ragu untuk mengganti baju nya dengan baju olahraga karna baju olahraga nya berlengan pendek, ia takut jika memar di lengan nya ketahuan oleh mereka
Jinan terpaksa berbohong jika ia lupa membawa baju dan hal itu membuat se isi kelas termasuk Leo kebingungan tumben sekali Jinan tidak membawa seragam olahraga nya dan skrng Jinan sedang dihukum menyapu halaman sekolah
"Tumben sekali hari ini kau tidak membawa baju olahraga mu?" Tanya Leo
"Aku lupa " jawab Jinan yang sedang fokus menyapu dedaunan kering yang berada di bawa
"Hmm aku tidak yakin, tapi kau bisa ikut olahraga kok, mau aku belikan baju olahraga baru di koperasi"
Mendengar tawaran Leo, Jinan menggeleng "tidak perlu, membuang-buang uang mu saja Leo"
"Tidak apa apa jika uang ku digunain untuk membantu mu agar tidak ketinggalan pelajaran, lihat lah Sekarang mereka sedang pemanasan dan sekarang kan ada pengambilan nilai bola basket jie" ucap Leo meyakinkan Jinan untuk menyetujui tawaran Leo tetapi tetap saja Jinan menggeleng dan menolak
"Tidak perlu, aku bisa susul Minggu depan, lagian kaki ku juga belum terlalu sembuh total bagaimana cara aku berlari dan melompat nanti" jawab Jinan
"Iya juga sih, tapi kau yakin akan menyapu ini sendirian? Banyak daun yang berserakan tau" tanya Leo sambil melihat sisi sisi daun yang berserakan di lapangan
"Bagaimana jika saat aku selesai mengambil penilaian akan aku bantu??" Tanya Leo diangguk oleh Jinan
"Leo! Kemari lah dan jangan ganggu Jinan sedang menyapu " teriak pak guru
"Baik pakk, aku sudah di panggil bye jie semangat " Leo memberikan ucapan semangat lalu berlari menghampiri teman kelas nya yang lain
Jinan tersenyum tipis kalau melanjutkan hukuman nya itu.
"Kita ketemu lagi.. " bisik seseorang di telinga Jinan
💚💚💚
°
°
°
Jangan lupa vote
See youu💚
Pay pay👋
KAMU SEDANG MEMBACA
apa keadilan itu nyata?
Teen Fiction"dunia ini tidak adil buat jinan.. jinan cape bun.. jinan cape.. "lirih jinan tampa ia sadari setetes air yang keluar dari mata nya itu jatuh ke tanah dunia terlalu kejam untuk jinan yang selalu dihindari bahkan di benci oleh keluarga nya sendiri ke...