6

751 41 2
                                    








💚💚💚
Selamat membaca seng kuu

Dimalam hari
Hujan deras dan petir yang terdengar sangat keras membuat Jinan khawatir dengan jeandra, jinandra juga takut pada petir tapi karna ia diberikan oleh naren sebuah earphones agar jinandra tidak ketakutan mendengar suara petir

"Aku khawatir dengan bang Jean" Ucapnya tampa berlama Jinan langsung berlari ke kamar Jeandra


Suara petir yang terus menyambar dan terdengar sangat keras membuat jeandra ketakutan dan memeluk kedua kaki nya

"bunda... Hiks Jean takut bun... Hiks "

DUAARRR

Suara petir lagi-lagi berhamburan sangat keras membuat jeandra berteriak sangat keras

"AAAAAAAAA!! "

Jinan masuk kekamar jeandra dan langsung berinisiatif memakaikan earphones nya ke telinga Jeandra, hal itu membuat jeandra sedikit tenang sedangkan Jinan berusaha menahan rasa takut nya pada suara petir yang bergemuruh

DUAARRR!

Jeandra yang sudah mulai tenang bingung siapa yang memakaikan nya earphones

"K-kau.. " Dengan mata yang sembab Jeandra memandang adik bungsu nya yang tengah meringkuk ketakutan

"Mengapa kau disini!! AKU TIDAK INGIN KAU MEMASUKI KAMAR KU!! PERGILAH!! " Bentak jeandra

Jinandra menatap jeandra dengan rasa khawatir namun Jeandra tidak memikirkan rasa takut yang sama pada jinan

"MENGAPA KAU MELIHAT KU DENGAN TATAPAN MU ITU HAH!? PERGI KU BILANG"

Jinan bergegas balik kekamar nya, tanpa earphones di telinga nya.

Dikamar Jinan terus menutupi telinganya dengan bantal.

Pikiran nya membuat Jinan tersiksa dimana bayangan ibu nya yang tertabrak oleh truk

"JINANDRA!!!! " Teriak sang ibu

Ia langsung berlari dan mendorong Jinan sejauh mungkin dari truk yang sudah mendekat

Jinan dorong jauh bahkan kini kepala nya benar-benar sakit karna terbentur aspal

BRUUUKKHH!!

DUAAARR

Suara keras sebuah truk menabrak ibu nya bersamaan dengan suara petir yang keras, payung sang ibu terlempar sembarangan dan kini darah sang ibu berceceran bercampur dengan air hujan

"BUNDAAAA!!!! " teriak reyan

"BUNDAAAAAA!! " teriak naren yang keluar dari toko eskrim

Naren dan reyan berlari ketengah jalan menghampiri sang ibu yang sudah tak berdaya

Sedangkan jeandra terdiam kaku melihat kejadian yang benar-benar membuat nya trauma

Jinandra bangkit tetapi sial nya ia terjatuh dan pingsan karena kepala nya yang benar-benar sakit

"bunda.. Hiks maafin jie.. " Lirih Jinan













Skip
Jinan terbangun di jam 6 pagi, matanya benar-benar sembab karna menangis semalaman

Setelah Jinan bersiap-siap seperti biasa ia akan kedapur terlebih dahulu untuk memakan sarapan dari naren, tetapi anehnya saat Jinan didapur ia tidak melihat seorang naren disana melainkan ia melihat reyan yang sedang memasak untuk jeandra yang duduk di meja makan sedari tadi sambil main handphone nya.

"Bang dimana bang nana? " Awal nya Jinan takut untuk menanyakan dimana naren tetapi ia membranikan diri untuk bertanya

"Pergi" Jawab singkat reyan

"Kemana? "

"Kerumah oma" Oma adalah sebutan nenek, ibu ayah nya

"Kenapa bang nana tidak bilang pada ku?? Kenapa dia meninggalkan ku tanpa kabar?? "

"Yaa! Naren itu tidak seperti apa yang kau bayangin, dan contoh nya dia ninggalin kau sendirian tanpa berkata apapun pada mu kan? " Ucapan jeandra membuat Jinan berfikir kalau apa yang dikatan jeandra ada benar ny, selama ini naren sangat menyayangi nya tapi bisa jadi kasih sayang yang di berikan oleh naren itu palsu

"Apa benar bang nana seperti itu? " Gumam jinan

"Tentu saja, apa kau tidak percaya? Coba saja telfon 𝗮𝗯𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗲𝘀𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 mu itu" Kata jeandra sambil menekankan dibagian kata (abang kesayangan)

Reyan tau jika jeandra membohongi Jinan karna reyan tau jeandra sangat tidak suka ketika naren memberikan kasih sayang nya pada anak yang sudah membuat ibu nya meninggal tapi reyan tidak mau ikut campur dan memilih untuk pergi dari dapur

Jinandra segera menelfon naren dan benar saja kalau ponsel naren tidak aktif sama sekali bahkan Jinan berulang kali mnelfon ponsel naren tapi hasil nya tetap sama saja

Jeandra tau dari mimik wajah Jinan yang sangat gelisah namun sudah berkeringat dingin.

Jinan benar-benar takut kalau abang nya benar-benar berpura-pura menyayangi nya.

"Kau itu tidak pantas mendapatkan kasih sayang dari siapa pun karna kau seorang pembunuh "

Deg!

Bisikan jeandra benar-benar menusuk hati mungil jinan.

"Tidak ad yang menyayangimu jinandra.. Kau benar-benar tidak pantas untuk di sayangi kau akan terus di benci sampai kau mati " Lagi-lagi kata Jean membuat Jinan terdiam dan kaku.

Jeandra segera pergi dari dapur dan meninggalkan Jinan yang masih terdiam

"Kau benar.. Aku tidak pantas untuk disayangi" Gumamnya.












°

°

°

°

°
💚💚💚
Jangan lupa vote and comment
See youu guyss😻







Maaf kalau ada typooo MWEHEHEHE

apa keadilan itu nyata? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang