14

614 33 0
                                    






💚💚💚

Saat ini Jinan masih duduk di atas halte bus depan sekolah nya sambil bengong melihat sebuah kertas putih yang sudah ronyok, sedangkan siswa lain nya sudah pada berpulangan termasuk Leo.

Awalnya Leo menawarkan Jinan untuk pulang bersama tetapi Jinan menolak dan selalu menolak, ia tidak mau merepotkan orang lain

Jalur ke rumah Leo berbeda dari jalur ke rumah Jinan jadi Jinan pikir Leo akan bolak balik saat mengantarnya nanti, dari pada merepotkan orang lain Jinan lebih baik pulang sendiri toh dia juga masih tidak berani untuk pulang

Pikiran nya saat ini kacau, ia memikirkan nasib nya saat pulang nanti tetapi tanpa ia sadari dengan pulang terlambat seperti ini verol akan lebih marah pada Jinan

Hingga pada akhirnya Jinan tersadarkan sebuah bus yang datang ke halte itu dan lebih kaget nya ia melihat langit yang sudah hampir gelap

"Astaga apa yang aku bengongin dari tadi" bergegas Jinan berjalan pulang dg kondisi hari yang mulai gelap dan mendung

Sedangkan Dirumah naren khawatir mengapa Jinan belum pulang dijam segini dan mungkin akan hujan sebentar lagi.

"Mengapa Jinan belum pulang tuhan.. ayolah Abang khawatir jie " gumam naren

"Apa jangan-jangan dia mendapatkan nilai buruk haishh ayo cepat lah pulang "

Sedari tadi naren berjalan bolak balik di depan pintu, hal itu membuat kedua saudara nya sedikit risih karna angin dari luar terus berhembusan ke dalam rumah

"Na, tutup pintu ituu angin nya semakin kuat" tegur reyan yang membawa piring dengan kookies di atas nya

"Tidak perlu khawatirkan ank itu, palingan bentar lagi juga pulang dengan keadaan babak belur karna habis berantem" balas Jean sambil main game di atas sofa

"Bagaimana aku tidak khawatir kalau cuaca di luar sangat buruk dan ada kemungkinan akan turun hujan sedangkan kaki Jinan belum sembuh jika luka kaki nya terkena basah maka akan lebih lambat untuk sembuh Jean " ucap naren

"Jinan cepat lah pulang Abang khawatir kau kenapa-napa jiee " gumam naren yang masih stay di pintu

"Cih lebay, paling anak itu sudah terseret truk dan mati di tempat" ucap asal Jean dengan santai

Naren yang mendengar ucapan Jean membuat nya emosi dan berjalan menghampiri Jean.

"Apa maksudmu?! Jaga omongan mu jeandra!! "Bentak naren

"Mengapa aku menjaga omongan ku? Lagian apa salah nya jika anak itu mati di seret truk? Bukan kah lebih bagus hm?" Ucap Jean dengan santai tanpa menoleh kearah naren

"Berhentilah berkata seperti itu!! Atau gigi mu akan ku patah kan semua!"

"Patah kan saja, aku tidak salah mengatakan hal itu aku juga berharap dia beneran terseret oleh truk haha" kekeh jeandra

Naren yang tidak terima langsung menarik kerah baju Jean hal itu dilihat oleh reyan dan reyan segera melerai mereka

"lihat sekarang kau akan memukul ku hanya karna ingin membela pembunuh itu?? Sadar na Lo udh terpengaruh sama anak itu, ANAK ITU SUDAH MEMBUNUH BUNDA KITA NARENDRA!!!" Bentak Jean yang sudah mulai murka

"Walaupun aku tidak melihat kejadian itu tetapi aku tau jika adik ku tidak bersalah!! Jinan memberitahu ku kalau dia hanya menyelamatkan anak kucing bukan berniat untuk membuat bunda ditabrak oleh truk!!! " Naren menahan amarah nya agar tidak memukul Jean padahal didalam hati nya sangat ingin memukul Jean

apa keadilan itu nyata? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang