💚💚💚
4 tahun berlalu
Kini Jinan tumbuh besar dengan kondisi keluarga nya yang masih sama, ia masih dibenci oleh keluarga nya dan ia masih sering di bully oleh mahasiswa di kampus nya
Jinan bersekolah sambil bekerja paruh waktu untuk membiayai kampus ny dan membiayai dirinya untuk makan
Jinan sudaah tidak pernah memakan makanan di rmh ia disuruh untuk mandiri oleh verol bahkan Jinan jarang sekali tidur dan makan dengan teratur, tubuh nya yang dulunya gembul sekarang menjadi kurus bahkan pipi nya menjadi tirus
Jangan berfikir jika Jinan sudah semakin dewasa maka saudara dan ayah nya semakin jarang memukul dan menyiksa nya bahkan sekarang Jinan lebih sering mendapatkan pukulan dan siksaan dari mereka, mereka selalu melampiaskan masalah mereka dengan menyiksa Jinan
Jinan selalu menerima semua rasa sakit itu, mereka melampiaskan kesal mereka sedih mereka dan masalah mereka tetapi tidak dengan Jinan yang tidak mempunyai tempat untuk berteduh lagi selain bertemu dengan leana
Yap! Leana masih berteman dengan jinan, walaupun mereka sudah jarang bertemu.
Kalau kalian menanyakan dimana leo, leo di pindah kan ke China leo tinggal di sana bersama paman nya sedangkan mama leo sudah meninggal 1 tahun yang lalu
Leo merasa sangat sedih dan berduka cita terhadap mama nya tetapi leo juga sebenarnya tidak mau meninggal kan Jinan sendirian disini, leo ingin mengajak Jinan bersama nya tetapi Jinan menolak, Jinan takut disana dia akan menjadi beban bagi leo dan paman nya, jadi terpaksa leo pergi tanpa Jinan, leo berjanji akan pulang saat leo sudah sukses di China leo akan membawa Jinan mengelilingi negara China leo akan membawa Jinan ke tempat yang bagus dan indah setelah ia pulang dari china.
Jinan tidak punya siapa² lagi didunia ia hanya mempunyai dir nya sendiri dan lea.
Waktu sudah pukul 23:12 sudah hampir tengah malam Jinan baru pulang dari kerja paruh waktu nya
Jinan bekerja di dua tempat pagi Jinan akan bekerja di sebuah toko roti yang tidak terlalu besar dan pengeluaran nya juga tidak terlalu besar, malam hari Jinan akan bekerja di sebuah kedai mie yang tidak terlalu besar juga tetapi di kedai mie itu Jinan kadang mendapatkan mie gratis dari pemilik tokoh itu
Jinan pulang berjalan kaki ke rumah nya, saat di rmh semua orng sudah tertidur lelap sedangkan dia harus melanjutkan belajar nya lagi untuk presentasi besok di kampus nya
Jinan melihat bingkai foto diri nya bersama naren yang terpajang di atas meja belajar ny
"Bang.. Kapan bang nana pulang? " lirih Jinan
"Jinan kangen... "
Jinan menatap bingkai foto itu cukup lama, sunguh.. naren sudah pergi selama 4 tahun, bahkan Jinan tidak sudah tidak pernah mendengar naren bertanya apakah diri nya baik-baik saja atau tidak.
Sampai saat ini Jinan tidak memegang ponsel jadi untuk berkomunikasi dengan naren sangat susah
Jinan hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar naren segera pulang dan membawa nya pergi dari rumah yang menurut nya bukann rumah melainkan neraka.
Jinan selalu di siksa di rmh ini entah itu dengan menyiram Jinan dengan air panas, di pukul menggunakan kayu, di pukul menggunakan rotan, dicambuk dengan ikat pinggang, di kurung dalam wc dan gudang, di usir dari rumah tetapi nnti akan di cari lgi oleh kedua saudara nya begitu saja terus menerus
Bahkan Jinan sudah terbiasa dengan yang nama nya di hukum dengan cambukan dan di pukul menggunakan rotan atau hukuman lainnya, Jinan paling tidak bisa manahan rasa sakit yang di berikan oleh keluarga nya dengan kata kata menusuk bagaikan ribuan pisau nya yang menusuk ke dalam hati nya.
Keesokannya Jinan sedang bersiap siap untuk pergi bekerja dan pas sekali hari ini jadwal kampus nya siang jdi ia bisa lebih lama bekerja di toko roti itu
"Bang, Jinan pamit dulu ya " pamitan Jinan pada kedua saudara nya yang tidak membalas bahkan tidak menoleh sama sekali
Jinan rasa dirinya seperti tidak ada di rmh ini, Jinan selalu diangap angin yang hanya numpang lewat oleh kedua abang nya
Reyandra sudah bekerja sebagai seorang seniman ia menjual banyak lukisan buatan nya sendiri dan banyak yang membeli lukisan nya dengan harga yang tinggi
Sedangkan jeandra bekerja di perusahaan ayah nya sebagai seorang manager, tetapi kebiasaan jeandra tidak bisa dihilangkan walaupun dirinya sudha sukses, jeandra selalu pulang dengan kondisi mabuk
Jinandra kadang iri dengan kedua saudara nya, mereka bisa mencapai kesuksesan dan Cita-cita mereka sedangkan ia kini berusaha mencari uang untuk makan, awal nya Jinan di Terima di sebuah perusahaan menjadi seorang manager disana tetapi verol meremehkan Jinan dan mengatai Jinan kalaj Jinan tidak akan sukses dengan otak bodo nya jadi yang menerima tawaran perusahaan itu adalah alin sepupu Jinan
Jinan selalu di remeh nya oleh keluarga nya saat Jinan mencapai keberhasilan
"Jinan apa kau tidak pergi ke kampus hari ini? " tanya seorang wanita tua yang menghampiri nya
"Ohh tidak nek hari ini jadwal ku kekampus siang jadi aku bisa lebih lama bekerja disini untuk menambah hasil pengeluaran ku" jawab Jinan dengan ramah
Wanita tua itu mengangguk mengerti laku membiarkan Jinan melanjutkan kerja nya lagi
Jinan sungguh-sungguh tidak pernah mengeluh soal pekerjaan nya ia tidak pernah mengeluh cape, bahkan Jinan selalu bersemangat untuk bekerja apalagi saat banyak pelanggan yang datang ia akan semakin bahagia
Walaupun Jinan tumbuh dewasa dengan kekerasan dan kebencian tetapi dia tetap baik pada orng yang lebih susah dari pada dirinya, Jinan selalu berbagi makanan dengan pengemis di jalanan, bahkan jika Jinan mendapatkan gaji nya ia akan memberikan sebagian gaji nya pada pengemis itu, Jinan anak yang baik bukan?
Iya dia adalah seorang laki-laki yang baik dan tidak pernah mengeluh tentang kelelahan dirinya pada orng² ia juga tumbuh menjadi laki-laki yang penurut dan jujur, anak yang lugu dan polos, tidak pernah melawan bahkan saat ia di pukul atau disiksa ia akan diam dan membiarkan orng itu menyiksa nya hingga orng itu merasa puas
Jinan selalu memasang senyumannya dikondisi apapun seperti apa yang selalu di perintah kan oleh naren dulu.
💚💚💚
°
°
°
Jangan lupa vote
See youu💚
Pay pay👋
KAMU SEDANG MEMBACA
apa keadilan itu nyata?
Teen Fiction"dunia ini tidak adil buat jinan.. jinan cape bun.. jinan cape.. "lirih jinan tampa ia sadari setetes air yang keluar dari mata nya itu jatuh ke tanah dunia terlalu kejam untuk jinan yang selalu dihindari bahkan di benci oleh keluarga nya sendiri ke...