2

1.1K 52 4
                                    





💚💚💚
Selamat membacaaa seng kuu:D

Naren menemani Jinan belajar hingga dimana pintu kamar Jinan terbuka dengan kasar

"Naren! Ayah cari kamu dari tadii dan kenapa kau ada dikamar anak sialan ini hah!? Keluar!! " Bentak verol ayah nya pada naren

"Naren hanya menemani Jinan ayah " Ucap naren dengan pelan dan rasa takut

"ayah bilang keluar!! Jangan pernah kau ke kamar ank sialan ini!! Jika ayah lihat kamu ke kamar anak ini maka ayah akan menghukumu! Mengerti naren!? " Bentak verol sambil menunjuk-nunjuk Jinan yang sedari tadi hanya menunduk

"I-iya " Naren segera keluar dari kamar Jinan dengan rasa berat hati karna ia masih ingin menemani adik nya belajar

"Dengar anak bodo! Jika besok nilai mu tidakk sempurna maka ayah tidak akan memberimu makan! Mengerti tidak!?? " Bentak verol sambil mencengkram pipi Jinan, hal itu membuat Jinan mengangguk takut dan bergegas kembali melanjutkan belajar nya, sedangkan verol keluar dari kamar Jinan

Naren berjalan masuk ke kamar reyan, saat naren sedang bersedih ia akan ke kamar reyan dan menceritakan keluhan nya kepada reyan

Ceklek!

"Bang.. " Lirih naren

Reyan yang tengah membaca buku menoleh ke arah suara naren yang memanggilnya

"Ada apa na? " Tanya reyan dengan lembut

"Kapan ayah berhenti membenci Jinan?? " Tanya naren sambil tiduran di kasur reyan

"Hah.. Bisakah kau berhenti menanyakan itu?? Setiap hari kau hanya menanyakan hal yang tidak mungkin terjadi narenn " Balas reyan

"Tapi bang.. Naren kasihan sama Jinan yang setiap hari kerjaan nya hanya belajar, dipukuli, belajar, dipukuli aku kasihann sama Jinan bang.. " Ucapan naren membuat reyan sedikit kesal, reyan kesal karna ia tidak tau harus menjawab apa diri nya juga kadang kasihan melihat Jinan yang terus di pukuli tapi hati nya masih sakit kehilangan seorang ibu

"Na jika kau kesini hanya tanya soal itu maka jangan ke kamar ku! Aku muak na " Tukas reyan

"Kalian benar² egois ya! Ibu meninggal karna menyelamatkan Jinan, kejadian itu bukan seutuhnya salah Jinan bangg "

"keluar ku bilang narendra! " Kali ini reyan membentak naren membuat naren ikutan emosi lalu memilih untuk pergi dari kamar reyan

Reyan mengacak rambut nya kasar lalu menenangkan dirinya sendiri

Tiba di malam hari Jinan keluar dari kamar nya untuk mengambil minum karna haus, saat ia turun dari tangga dan posisi tangga nya pas pas an langsung di dapur, Jinan melihat ketiga saudara nya makan bersama dengan ayah mrka tanpa mengajak jinan, ia iri.. Sangat iri..

Naren sempat melihat Jinan di pertengahan tangga itu, lalu melambaikan tangan nya dan mengodekan Jinan untuk makan bersama tapi tangan naren di tepis oleh jean

apa keadilan itu nyata? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang