12- Telponan malam

22 5 0
                                    

HAPPY READING !!

***

"Iya, syilen dan valen. Diambil dari len nya aja"

"Oh"

"Lo berdua ngapain disini?" Tanya syilen mengalihkan pembicaraan sebelumnya.

Vera dan Nayla saling pandang, lalu keduanya melirik baju dirinya sendiri masing masing. Entah apa lagi yang akan mereka katakan.

"Gue nganter dia, nih temen lo minta anter beliin buku. BJIR LAH!" Ucap Vera dengan mendelik tajam ke arah Nayla. "Udah tau gue mau pulang, malah minta anter ni bocah. Agak kesal! Niat gue mau rebahan sama masak mie malah ke cancel gegara dia" Cerocos Vera membuat Nayla melirik dirinya tajam.

"Ya ela, santai neng! Gue juga udah izin lagian ke si leo" Sahut gadis itu.

Vera bersidakep dada, "iye! Tapi kan gua lagi mager anjir!" Cibir nya.

"Oohh, beli buku apaan nyed?" Tanya syilen.

Nayla menoleh ke arah syilen. "Buku paket b Sunda gue ilang." Ucapnya.

"Ppppfffffthhh" Sebisa mungkin syilen menahan tawanya agar tak meledak. Begitupun valen, sedangkan Vera hanya terkekeh. Sebab bila mana buku paket bahasa Sunda hilang maka orang tersebut akan kena makian dan diusir saat pelajaran pak samsudin.

"Ketawa sok ketawa, EMANG ANAK MANUSIA LO YA! seneng kok diatas penderitaan orang!" Ucap Nayla dengan melirik sinis kedua sejoli itu.

"Ya, lagian lo sih. Buku bukannya disayang, dijaga, dan dibaca malah diilangin, pantas sih kalo besok lo diusir sama pa samsu" Kata syilen dengan terkekeh diakhir.

"Anjir lah, Bahagia diatas penderitaan gue lo!" Ujar nayla saat melihat syilen menarik lengan valen dan membawa nya pergi meninggalkan Vera dan nayla berdua disana.

***

Masih dihari yang sama, namun dengan waktu yang berbeda. Malam tiba, kini syilen dan valen baru saja sampai didepan rumah gadis itu.

Valen hendak berpamitan pulang namun seketika laki laki itu teringat akan sesuatu.

"Bentar, ponsel aku dimana?" Tanyanya setelah mengecek saku celana serta jaketnya tak mendapati benda pipih itu.

Syilen yang teringat dan tahu pun hanya menepuk dahinya pelan dengan cengiran lebarnya membuat valen tersenyum tipis. "Lupa," Ucapnya lalu membuka tas selempang nya dan menyerahkan sebuah ponsel kepada valen. "Nih"

Valen pun menerimanya lalu laki laki ini memasukkan ponsel tersebut kedalam saku jaket. "Yaudah, aku pamit. Maaf pulangnya magrib, salamin ke orang tua kamu. assalamu'alaikum"

Syilen hanya mengangguk ngangguk. "Waalaikumsalam, hati hati" Sahutnya lalu valen pun pergi meninggalkan pekarangan rumah syilen. Begitupun dengan syilen yang langsung masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum" Ucap syilen dengan membuka pintu utama rumahnya.

"Waalaikumsalam" Sahut rafka. "Kok baru pulang dek? Kemane aja lo?" Tanya nya.

"Gue kan dah izin bang!" Ujar syilen kesal, mengapa abang nya ini suka memancing amarah nya. Jelas jelas dia tadi izin bahkan kepada kedua orang tuanya pun

"Ah iya kah?" Tanya rafka dengan niat terselubung untuk menggoda adiknya. "Pulang sama siapa hayo?"

"Lo- ah tau lah capek mau mandi bye!" Ucap syilen lalu gadis ini pergi meninggalkan rafka yang teriak meneriaki dirinya karena tidak berhasil mengerjai nya.

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang