25- Suapan menjadi bencana

24 3 0
                                    

HAPPY READING !!

***

"Udah sadar belum?" Tanya Vera kepada salah satu petugas PMR yang tadi mengecek kondisi gadis itu.

"Belum teh, kayaknya si teteh nya kecapean deh. Perutnya kosong belum sarapan?" Tanya petugas PMR itu.

Vera berpikir sejenak, iya sih seingatnya nayla tidak ikut sarapan tadi dirumah syilen. "Kayaknya belum deh"

"Oh, yaudah paling ditunggu aja ya teh" Ujar petugas PMR itu dengan tersenyum ramah.

"Iya, terimakasih teh"

Setelahnya, Vera masuk kedalam menyusul syilen dan yang lain sudah berada di dalam.

Srett

Tirai dibuka dan ternyata nayla sudah sadar. "Nahloh? Udah bangun lo?" Tanya Vera membuat syilen, Anna dan bella ikut menoleh.

"Udah, pengen seblak katanya" Sahut anna kesal. Bagaimana tidak kesal, nayla bangun bangun dengan tetibanya meminta untuk dibelikan seblak dan bakso dengan beserta alasan katanya lapar. Sepagi ini makan seblak?

"Seblak?" Ulang Vera dengan ekspresi heran yang dibalas anggukan mereka kecuali nayla yang sedang tersenyum ramah yang ternyata dibalik itu semua ada sesuatu.

"Gak usah senyum, beli sono!" Kesal Vera lalu ia pergi meninggalkannya diikuti syilen.

"Gue ke kelas dulu" Ucapnya lalu pergi.

Tertinggal lah anna, bella dan nayla. Sepertinya anna dan bella akan setia menunggu nayla ya meskipun mereka tercuek cuek kepada nayla akibat kesal dengan permintaannya.

"Hufftt autis!"

Sontak anna dan bella yang sedang duduk didekat kasur dengan tangan memainkan ponsel menoleh. "Kenapa? Mau seblak?" Tanya bella datar.

Nayla cengengesan lalu ia menggaruk belakang lehernya sedikit bergidik ngeri melihat wajah garang bella. "Hehe, becanda elah!"

"Terus mau apa?" Tanya anna to the point.

Nayla melirik anna "Iya-iya makan aja nasi goreng lah minimal" Sahutnya.

"Ok-"

"Nih" Kedua kalinya mereka dikejutkan oleh tingkah laku aldan.

Laki laki itu datang tepat waktu dengan membawa kresek yang entah itu isinya apa.

"Apa?" Tanya nayla sedangkan bella juga anna speechless.

"Nasi goreng" Sahut aldan dengan wajah nya yang selalu datar menakutkan. Itu salah satu yang membuat anna juga bella speechless.

"Oh" Nayla manggut manggut dengan tangan menerima kresek putih itu.

"Mak- lah pergi. MAKASIH ALDAN!" pekik nayla dengan tidak merasa bersalahnya gadis itu berteriak didekat kedua temannya yang sudah meringis dengan tangan memegangi kedua telinga.

"Berisik ih!" Tegur anna.

"Ok maaf. Laper nih gue belum makan dirumah si dobby!" Anna dan bella memutar bola matanya malas.

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang