27- Insiden galang

21 3 0
                                    

HAPPY READING !!

***

"Hiks hiks hiks. Palen kenapa Vera gak cerita" Ujar syilen disela tangisannya. Ia terus memukul mukul dada bidang milik valen. "Dia gak nganggap aku sahabatnya ya?" Syilen mengangkat kepala nya karena ia sedang dipeluk oleh valen.

Laki laki yang sedang mendekap menenangkan syilen hanya menggeleng dengan tangan terus mengelus surai rambut panjangnya. "Ngga, Vera cuma butuh waktu" Tuturnya agar menenangkan syilen.

"Aku jahat ya palen jadi sahabatnya?" Racau syilen. Gadis ini sedari tadi menanyakan hal hal yang membuat dirinya sendiri overthinking.

Untungnya, valen dengan sabar dan lembut menjawab semuanya supaya membuat syilen sedikit tenang dan lega mungkin dengan jawabannya.

"Udah, ssttt. Kamu jangan nanya yang aneh aneh lagi, kita tunggu dokter keluar aja ya?" Syilen pun mengangguk saat valen kembali mendekap hangat tubuhnya. Ia merasa lebih tenang. Meski isakan isakan kecil masih keluar.

Kini kedua sejoli itu tengah duduk dikursi tunggu. Tak hanya syilen dan valen, disana juga ada leo yang senantiasa menunggu Vera diperiksa oleh dokter.

Laki laki yang memiliki wajah tirus tampan dan hidung mancung serta bertubuh tinggi itu mundar mandir tidak jelas didepan pintu ruangan inap yang akan Vera tepati sementara disini. Kegiatannya membuat valen yang memperhatikan jengah.

Valen menatap leo. "Lo bisa diem gak sih le?" Tanya valen jengkel.

"Duduk, nanti dokter keluar" Cercanya membuat leo mengusap wajahnya kasar lalu menghela napas pelan.

"Leo duduk!" Titah valen mutlak dengan tangan tak henti hentinya mengusap kepala syilen agar menenangkan gadis itu.

Leo patuh, namun sebelum duduk ia menyempatkan diri untuk melihat kondisi didalam. Kebetulan pintu nya terdapat kaca.

"Arrrggghhh anjing!" Umpat leo pelan. Dia juga tahu ini rumah sakit.

Ya, kini mereka sedang berada dirumah sakit. Kondisi Vera memang tidak memungkinkan untuk dibawa ke rumah leo dengan keadaan yang mengkhawatirkan. Maka dari itu, leo memutuskan membawa Vera ke rumah sakit.

"Bangsat, gue nyesel!" Gumam leo yang terdengar oleh syilen dan juga valen.

"Gak usah nyesel!" Kesal valen. "Lo udah ngelakuin dengan baik" Tuturnya.

"Leo..." Syilen menatap sendu leo yang berada disamping valen. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Stttt, udah ya kamu diem" Sahut valen lembut. Ia tak mau syilen berfikir aneh aneh lagi.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang dokter dengan jas nya. Sontak leo berdiri begitupun syilen dan valen. "Keluarga pasien?"

"Saya abangnya dok, bagaimana keadaan adik saya?" Tanya leo.

Dokter muda cantik itu menghela napas gusar. "Pasien baik baik saja, dia hanya membutuhkan istirahat dan dia juga mengalami demam tinggi untung saja saya sudah memberikan obat pereda panas," Tutur dokter itu membuat leo manggut-manggut mengerti.

"Saya boleh masuk?"

Dokter itu tersenyum lalu menganggukkan kepala. "Pasien pingsan, kita hanya bisa menunggunya sampai sadar. Maaf Saya permisi"

Setelah kepergian dokter itu, yang juga diikuti dua suster baru keluar dari ruangan Vera. Barulah mereka bertiga masuk kedalam ruangan itu.

Yang pertama mereka lihat adalah, gadis cantik yang bisanya jahil, pecicilan. Sekarang diam dengan terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. bibir pucat pasi. Bibir yang sering menyeletuk tak jelas itu, kini menutupnya rapat rapat. Tak lupa pipi serta lengannya dilengkapi lebam.

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang