13- Ulangan dadakan?

19 4 0
                                    

HAPPY READING !!

***

Mentari pagi sudah mulai muncul. Langit yang semula gelap kini berganti menjadi terang. Ruangan yang dihuni oleh anna pun ikut terang akibat sinar matahari yang muncul disela sela gorden.

Hal itu membuat aktifitas anna cukup terganggu. Memang sudah biasa, gadis ini adalah gadis terajin diantara kelima temannya.

"Ck, lupa buka gorden" Gumamnya saat ia hendak mengoleskan sunscreen dan melirik sebentar ke arah gorden. "Buka dulu deh" Putusnya. Lalu anna pun membuka gorden terlebih dahulu.

Setelah itu, barulah gadis ini melanjutkan ritual paginya.

Dirasa sudah selesai, anna pun menyambar tas dan ponselnya. Lalu turun ke bawah untuk menemui keluarganya yang sudah menunggu untuk sarapan.

"Pagii" Sapa anna saat gadis itu memasuki ruang makan. Disana hanya terdapat ibu dan ayahnya saja. Anna memang anak tunggal maka dari itu, gadis ini sering sekali kesepian.

"Pagi sayang/cantik" Sahut Nila~mamah anna dan azzam~papah anna kompak.

"Mau sekolah?" Tanya azzam saat anna menyimpan tasnya dikursi kosong sampingnya lalu dirinya menduduki kursi sebelahnya.

"Ngga pah, mau jualan" Jawabnya dengan tersenyum lebar.

"Becanda mulu"

"Lagian papah ngapain nanya gitu? Udah tau aku mau sekolah" Cibir anna sembari meminum susu buatan sang ibunda.

"Kan papah nanya geulis"

"Kenapa pake baju olahraga?" Tanya Nila, "biasanya dibekal"

"Males mah, berat" Sahut anna membuat azzam dan Nila ber 'oh' ria saja.

Kemudian mereka pun sarapan dengan khidmat tanpa ada percakapan apapun lagi.

Setelah sarapan selesai, anna melihat jam yang tertera di pergelangan tangannya. Ternyata cuaca hari ini sangat bagus. Jam menunjukan pukul 06.20 namun mentari sudah muncul dan cerah sehingga membuat bumi diterjang panas pagi ini.

Padahal biasanya secerah ini tuh pada perkiraan pukul 06.45 dan ini sepagi ini sudah panas dan cerah.

"Pah, mah anna berangkat yaa" Ucapnya dengan melampirkan tas juga memasukkan ponsel kedalam saku celana baju olahraga nya.

Kemudian, anna menyalami tangan kedua orangtuanya.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati nak!"

Anna hanya mengangguk saja sembari berjalan menuju teras rumahnya.

***

Di sisi lain, syilen baru saja keluar dari rumahnya, gadis ini kini sedang mengenakan sepatu. Sembari mengenakan sepatu, syilen menunggu valen menjemputnya.

Ya, semalam valen menyuruhnya untuk tidak berangkat sekolah menggunakan angkutan umum.

Saat syilen tengah menalikan tali sepatu pada kaki kirinya, tiba tiba ada seseorang yang berteriak didepan pagar yang sudah terbuka lebar.

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang