37- Jebakan tiba tiba

19 4 1
                                    

HAPPY READING !!

***

"Kalo aku mati kamu sedih gak?"

Valen menoleh dengan raut wajah malas.  "Random banget, gak ada yang lain?" Tanyanya.

Syilen berdecak sebal. "Bukan random. Aku nanya lho" Sahutnya.

Laki laki itu tidak menjawab, dia lebih fokus membuka kaitan helm yang ada dibawah dagu syilen.

Gadis itu memukul pelan lengan kekar valen. "Valen denger aku gak, hey!" Ujar syilen kala valen diam saja dengan tangan membuka helm cekatan.

"Udah" Kata valen lalu ia menyimpan helm milik syilen diatas tangki motornya. "Ayo!" Ajaknya tanpa menjawab pertanyaan tadi.

Syilen memandang sinis valen dengan mulut terbuka bingung. "Ck, kamu serius budek ya?" Tanyanya membuat valen menghela napas pelan.

Pagi ini dia dipusingkan oleh beberapa pertanyaan syilen yang menurutnya random bahkan syilen pula menanyakan ukuran peci valen. Jujur valen bingung dengan kelakuan syilen pagi ini.

"Kamu pagi ini kenapa hm?" Tanya valen menatap mata hazel dalam.

Tentu gadis yang mengenakan jepit di samping kepalanya itu merenggut kesal dengan kaki dihentakkan sekali. "Hish! Pagi ini aku biasa aja tuh. Kamu yang aneh!" Jawabnya lalu memalingkan wajah ke arah lain membuat valen terkekeh pelan.

"Aku gak ada bilang aneh lho"

Valen sudah berusaha untuk menahan lengannya agar tidak gerak tapi tetap saja, valen mengusap pucuk kepala syilen.

"Apa sih. Don't touch me!" Sentak syilen dengan menepis pelan tangan kekar valen. Entah kenapa moodnya berubah ubah pagi ini. Apa karena hormon lagi haid?

"Iya-iya maaf" Ucapnya berusaha sabar. "Jangan ngambek. Ayo ke kelas aja, gak usah nungguin teman teman. Lama."

"Gak bisa, aku harus nunggu mereka" Kekeh syilen tanpa menoleh ke arah valen.

Valen yang sudah gemas mendengarnya hanya bisa membantin dengan helaan napas kembali keluar dari bibirnya. "Untung pacar gue. Kalo pacar mau gue cium, eh?" Valen dibuat terkekeh oleh kelakuannya sendiri.

Syilen yang mendengar valen terkekeh langsung menoleh garang. "Ngapain ketawa?" Ketusnya.

"Engga siapa juga yang ketawa" Jawab valen enteng membuat syilen kesal ingin melemparnya ke rawa rawa.

"Nyebelin!"

Laki laki bertubuh jakung itu kembali terkekeh melihat syilen yang pergi begitu saja meninggalkannya masuk ke dalam sekolah.

"Tadi mau nungguin temen temen, tapi ujung-ujungnya malah ninggalin"

***

Disisi lain, Vera, bella dan anna berjalan menyusuri sepanjang trotoar menuju sekolahnya.

Ya, sepertinya kejadian hari minggu bersama teman temannya yang hendak ke rumah syilen akan terulang kembali.

"Anjir kalo telat gimana?" Tanya anna dengan wajah panik menoleh ke arah Vera dan bella.

"Takdir" Celetuk bella.

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang