26- Penyiksaan yang mendalam

26 3 0
                                    

HAPPY READING !!

Haii guys, chapter ini spesial buat kehidupan Vera yaaa...

***

"Assalamu'alaikum, Vika pulang!"

"Walaikumsalam, udah pulang ternyata" Sahut anggi~ibu Vika dan Vera. Lalu anggi memeluk Vika dengan senyuman lebarnya. Sepertinya wanita setengah paruh baya itu melupakan keberadaan putri bungsu nya.

"Gimana sekolahnya? Seru?"

"Seru dong mah" Jawab Vika antusias dengan tangan masih memeluk erat sang ibunda.

Tanpa mereka sadari, ada Vera yang menatap mereka iri. Mengapa harus Vika saja yang dipeluk dan ditanya bagaimana keadaannya? Sungguh, vera rasanya ingin menangis sekencang mungkin.

Bukan kah Vera selama ini tidak tinggal disini? Dan seharusnya mereka merindukan juga mengkhawatirkan sosok Vera lalu memeluknya seperti Vika saat ini.

Kehidupan Vera berubah menjadi seperti ini semenjak ia meninjakkan kehidupan nya diSMA, rasanya masa masa yang wajib dinikmati seketika lenyap tertelan oleh keadaan yang memaksakan dirinya untuk dewasa. vera tau ia memang egois karena sudah pergi kerumah tante mika dengan niat kabur dari paksaan papahnya yang menginginkan dirinya menjadi pramugari jika besar nanti. Memaksa Vera ini itu bukanlah tipenya. Tapi kenapa ini menjadi semakin memperburuk.

Vera pikir, jika ia kabur. Maka ayah dan ibunya akan berubah pikiran. Tapi ternyata itu hanya sebuah haluan nya saja.

Lalu kedua anak dan ibu itu pergi meninggalkan Vera yang diambang pintu sendirian dengan hati yang sudah terasa tercabik-cabik. Ia tau konsekuensinya datang kerumah ini. Tapi mengapa harus ini konsekuensinya? Rasanya sakit melihat ibu yang begitu sangat sayang kepada kakaknya dibanding dirinya. Ini tidak adil

Jika boleh Vera ingin merasakan kembali pelukan keluarganya 4 tahun yang lalu.

Kembalikanlah aku ke masa-masa dimana papah yang tidak pernah memaksaku dengan kemauannya.

Vera menghela napas pelan. Lalu ia masuk kedalam rumah tujuannya untuk ke kamar yang sudah lama ia tak tinggali. Ah, sudahlah dari pada sedih dengan keadaan. Mending Vera membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Baru saja melewati ruang tengah, tiba tiba Vera dikejutkan oleh suara baritone yang membuatnya terdiam diri ditempat. Suara dingin yang sudah lama ia tak dengar membuat jantungnya berdegub kencang dengan napas tercekat karena gugup dan takut mendominasi kan.

"Berapa nilai ulangannya?" Tanya agam sembari menduduki sofa. Vera merinding mendengarnya.

Tiba-tiba Pikirannya kembali melayang teringat kepada hari dimana ia sering disiksa oleh ayahnya sendiri hanya karena nilai Inggris nya kecil. Jika tidak ada leo, maka gadis ini entah sudah seperti apa ditangan ganas ayahnya itu.

Agam yang tidak mendapat jawaban dari Vera mendengus. "Kamu bisu? Sudah satu minggu lebih kamu tidak ikut pelatihan! Sekarang pulang membawa nilai yang wajib memuaskan! Mana nilai bahasanya?!"

Barulah, vera menoleh dan membalikkan tubuh untuk menghadap papahnya. "Vera gak ulangan" Ucapnya memberanikan diri menatap agam, ia harus berani, leo sudah membantunya untuk tidak diam saja melawan orang yang sudah menentang keinginannya.

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang