15- Hukuman?

14 4 0
                                    

HAPPY READING !!

***

Diruangan yang terbilang cukup luas dengan berisi kursi dan meja untuk tamu terdapat beberapa orang yang dimana disana ada Vera, anna, nayla dan Vika.
Tak hanya mereka, melainkan ada bu darmi dan pak nandang selaku guru BK ter killer.

Ruangan ini terisi oleh banyak orang, namun tak ada dari mereka yang membuka suara.

Pak nandang dan bu darmi menatap keempat gadis didepannya ini dengan tajam. Entahlah mereka sudah lelah terutama kepada Vika, gadis itu selalu saja berbuat ulah. Giliran ancaman panggil orang tua, barulah gadis itu tunduk.

Sedangkan si para gadis hanya menunduk ketakutan, beda lagi dengan nayla yang santai santai saja.

Suasana semakin mencekam kala bu darmi membuka suara. "Apa yang terjadi?" Tanya nya dengan nada dingin membuat siapa saja merinding.

Ya, kejadian dikantin tadi, ternyata kepergok oleh pak nandang yang tidak sengaja datang ke kantin untuk makan, namun bukannya makan. Pak nandang malah disuguhi dengan kerumunan yang ditakutkan itu adalah pembullyan.

"Ada yang mau jelasin?" Tanya pak nandang.

Nayla yang sudah malas diam di Bk dan berhubung ini pertama kali ia memasuki ruangan terkutuk ini akhirnya dia mengangkat tangan. "Saya aja pak" Ujarnya membuat pak nandang mengangguk.

"Silahkan"

"Bentar pak!" Vika angkat tangan juga. "Dia gak tau apa apa!" Lanjutnya membuat nayla memutar bola matanya malas.

"Saya menyaksikan sendiri pak kejadiannya!" Elak nayla.

"Ngga pak, jangan dia!" Ucap Vika.

"Lalu, siapa yang akan menjelaskan kronologinya? Sedangkan kamu saja dari tadi diam" Sahut bu darmi marah.

"T-tapi bu, s-saya..."

"Saya aja bu" Ucap Vera dan anna kompak.

"Baiklah kalian berdua" Lerai bu darmi.

"Singkat cerita, sumbernya dari dia bu" Tunjuk anna kepada Vika. "Dia nyenggol sama dorong vera, sampai teman saya jatuh. Gelas yang berisi minuman yang kita bawa juga pecah dan tumpah gara gara di-"

"Ngga bu, ngga! Dia fitnah bu!" Elak Vika dengan tangan menolak keras.

"Diam kamu!" Tegas bu darmi membuat Vika diam. "Lanjutkan nak"

"Saya sebagai saksi mata sekaligus temannya marah bu. Saya gak Terima Vera digituin bu" Sambut anna membuat bu darmi dan pak nandang mengangguk pelan.

"Apa benar itu Vera?"

Vera mengangguk tanpa rasa takut, "kakak saya memang benar melakukan itu" Ucapnya membuat Vika melotot tajam ke arah Vera. Namun kemudian saat pak nandang melirik ke arahnya, buru buru vika menetralkan tatapannya.

"Kenapa kamu lakuin itu? Mau tanggung jawab atas semuanya? Gelas sebanyak 6 biji mau kamu ganti?" Tanya pak nandang.

"Cuman gelas kan pak? Tinggal saya ganti" Ucap Vika enteng. wajahnya terlihat sangat santai.

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang