30- Menjadi buronan BK

20 4 0
                                    

HAPPY READING !!

***

Ditempat lain, yakni didalam kelas, dimeja valen. Kini valen dan syilen tengah mengumbar kemesraan nya. Valen akan menunjukan kepada dunia bahwa dia dan syilen orang ter harmonis mungkin ya.

Sedangkan didalam kelas sudah biasa, maka dari itu mereka tidak menganggap keberadaan duo bucin yang tengah bercanda ria ini.

"Ih valen aku pengen deh kayak dilan sama milea" Ucap syilen membuat valen mengerjitkan dahinya.

"Kayak gimana? Yang kayak gini bukan. Jangan rindu, berat, kamu gak akan kuat. Biar aku saja. Gitu bukan?" Sahutnya dengan menirukan suara dilan kepada milea.

Puk

Syilen menepuk pelan lengan valen dengan raut wajah mencebik membuat sang empu terkekeh. "Apa? Kenapa salah hm?" Tanya valen.

"Iyalah!"

"Terus apa?" Valen bingung, ia pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gak tau yah, vibes baca novel dilan atau nonton abis nya pasti aja kek. Pengen gitu kayak dilan sama milea" Ucap syilen membuat valen mengangguk tanda mengerti.

"Oh, itu. Kamu mau ending hubungan kita juga kayak dilan?" Tanya valen membuat syilen yang sedang tersenyum membayangkan dilan dan milea mengangguk.

"Eh? ENGGAK LAH!" Sewot syilen saat dia sadar akan tingkahnya.

Sedangkan valen sudah memasang wajah datarnya seakan akan sedang marah. Perempuan itu sadar akan keterdiaman cowoknya pun menoleh.

"Enggak astagfirullah bukan gitu lah!"

"Terus gimana? Jelas jelas dilan mah berujung putus"

"Y-ya gimana ya, bukan jalan hubungannya. Tapi tindakan dilannya valen"

Valen pun menghela napas pasrah, lalu ia menatap mata coklat hazel dengan variasi bulu mata lentik milik syilen. "Kamu tau gak dilan itu sebenarnya aku, dan milea itu kamu. Dilan itu kayak istilahnya nyeritain seseorang remaja yang dimabuk cinta pas masa masa SMA nya. Jadi kamu itu gak perlu dilan, karena kamu juga punya dilan. Dan kita punya kisah yang lebih indah dari dilan"

"Aku sama dilan beda, aku juga beda cara nyatain cintanya ke milea. Dan milea itu kamu" Lanjutnya sembari memegang kedua tangan syilen.

"Iya kah?" Tanya syilen dengan wajah dimiringkan membuat valen terkekeh gemas.

"Jangan gitu," Tegur valen.

"Kenapa?"

"Bahaya"

"Hah?"

"A-aduh jantung aku" Ujar valen dramatis dengan tangan memegangi dada sebelah kirinya. Hal itu sontak membuat syilen panik.

"Eh kenapa?" Sangking paniknya ia tidak menyadari bahwa tangannya sudah berada diatas tangan valen yang masih bertengger didada kirinya.

"Sakit? Aduh gimana ya?" Syilen celingukan. "Bent-"

"Tapi bo'ong!"

Kisahku bersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang