Huy guys, Gue kembali dengan cerita angsad ya, di sini bukan GXG, bukan Futa, cuma Freen gue jadiin cowo tulen yang bisa hamilin Becbec, ceritanya rada berat, bahasanya juga baku, banyak kiasan yang Aku gunain, dan juga mungkin nanti ada beberapa penelitian ilmiah yang Aku masukin, kalau sekiranya nanti buat Kalian pusing, ini udah Aku disclaimer dari awal, tolong cintai karya terbaru Aku ya, gak sulitkan bayangin Freen jadi cowo?, semoga suka dan titip BUMI untuk Freenky ya 🤍
🔺🔻🔺
⚠️putar lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta.⚠️
Becky POV.
Katanya pernikahan itu akan goyah saat usianya menuju lima tahun pertama, masalah yang mungkin akan membara terlihat, ego yang jauh lebih besar memakan satu sama lain, amarah yang memuncah untuk berbagai bentuk kesalahan, atau bahkan sebuah rasa kecewa terhadap satu hal yang tidak sesuai dengan keinginan.
Aku percaya Tuhan selalu punya caranya, tidak melulu tentang bahagia, rasa itu banyak adanya, bahkan setiap emosi akan selalu punya tempat pada masing-masingnya.
"Babe, udah semua kan?"
Namanya Freenky Kalingga Lais, lelaki yang Aku temui semasa putih abu-abu, yang dengan bodohnya mengungkapkan perasaannya kepadaku saat itu dengan satu bunga curian dan satu batang coklat Silverqueen, Kita sama-sama naif waktu itu, hubungan yang tidak semulus itu, bahkan entah berapa kali ego lelaki itu membuatnya meninggalkanku, Kami berpisah sudah puluhan kali banyaknya, namun ketika Dia kembali, amarahku tidak lagi bisa Aku jadikan senjata, karena Aku luluh dengan semua omong kosong yang keluar pada mulutnya waktu itu.
Kata Bunda, Kami belum dewasa dalam bersikap, hubungan itu bukan sekedar Kau adalah milikku, dan Kau harus selalu ada untukku, bukan itu.
Namun, lebih kepada cara Kita memaklumi banyak hal, ketika semua tidak berjalan dengan apa yang Kita inginkan, bukan saatnya untuk mementingkan rasa kecewa di atas kepedulian.
Waktu itu, ada banyak hal yang tidak Aku tau dari Freen, apa yang dirinya suka, makanan apa yang membuatnya berselera, minuman apa yang membuat dahaganya lepas, dulu Aku tidak peduli akan itu, tapi Bunda selalu menyuruhku untuk belajar dari hal kecil, memahami apa yang Aku anggap tidak penting waktu itu, namun ternyata itulah yang membawa lelakiku jauh lebih terbuka kepadaku.
Sayangnya, yang Aku tau, hidupnya tidak seberuntung diriku, Ia anak satu-satunya, Ibunya sibuk bekerja, Ayahnya selingkuh sana sini, merasa ada saja yang kurang dalam rumah tangga Mereka, tak jarang Mereka melakukan banyak kekerasan fisik yang membuat Freen mengalami trauma yang cukup berat sampai Ia dewasa.
Banyak yang dirinya takutkan, pernikahan salah satunya, Aku benar-benar meyakinkannya tentang itu, bahkan sampai di mana ajal Bunda di depan mata, Freen mengabulkannya, karena Ia menyayangi Bundaku, wanita baik hati, lembut, dan mampu menciptakan rumah untuknya, hari itu juga, Freen menikahiku secara agama, tidak lama prosesnya, pagi semuanya diurus, sorenya Aku menjadi istrinya, dan malamnya Aku kehilangan Bunda.
Entah apa pesan Bunda kepada suamiku itu, karena sampai saat ini, lelaki itu tidak pernah menyakitiku secara verbal maupun non verbal, bahkan Ia selalu berlaku baik, meletakan ku jauh di atas kepalanya, menjadikan Aku ratunya, di manapun dan kapanpun.
Kami memiliki rumah produksi sendiri, Aku juga memiliki management dan sekolah model, Freen memiliki kantor advertisingnya sendiri, memiliki studio foto yang Ia sukai, memiliki galerinya, dan toko kamera kebanggaannya, Aku suka dan mensupport hobinya, Aku suka senyum Freen ketika senang, karena jika malam tiba, Aku akan sulit sekali melihat dirinya tenang.
Trauma itu membalutnya erat, beruntung Aku tipikal gadis yang tidur dengan tingkat sensitivitas yang tinggi, Aku bisa memeluknya jika Ia kembali mengalami serangan panik.
Aku kasihan dengannya, begitu berat trauma masa kecil yang dirinya dapatkan, hingga mimpinya sekalipun juga semenyeramkan itu terasa.
Pernikahan Kami sudah berjalan 10 tahun, menikah semenjak lulus SMA dan sampai sekarang, Aku tidak menemukan hal yang kurang pada Freen, namun itu terjadi padaku, di saat Mereka sudah menggendong anak pertama, kedua, ketiga, atau bahkan sudah pergi berbelanja bersama dengan buah hati Mereka, Aku harus puas dengan diriku sendiri setiap harinya.
Freen tidak sibuk, hanya saja, Ia menolak dengan keras untuk memiliki buah hati, Ia takut sekali jika anak itu lahir akan berakhir sama dengannya, Ia tidak pernah siap untuk menjadi seorang Ayah.
Maka dari itu, Aku terpaksa harus menelan pil KB itu setiap berhubungan dengannya, karena hanya itu yang Aku izinkan untuk masuk ke dalam tubuhku, Aku menolak dengan keras benda asing itu masuk ke dalam diriku, dan yang lebih menyedihkan nya lagi, Freen selalu memakai pengaman jika berhubungan badan denganku, Aku terkadang merasa hina sebagai seorang istri, namun itu hanya pikiranku sendiri, Aku hanya ingin mengerti ingin Freen, Aku tidak ingin jika nanti ketakutannya terjadi dan satu-satunya orang yang patut di salahkan adalah Aku.
🔻🔺🔻
Bersiaplah untuk cerita sedih lainnya 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Freenky (Freenbecky)
Short Story(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.