Tiga puluh dua

2.1K 290 53
                                    

Freen POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Freen POV.

Gaun berwarna rosewood itu melekat dengan cantik di tubuhnya, riasan menawan itu membuatnya indah dipandang, senyum merekah di bibirnya, saat jemari itu mulai menyentuh pipinya dengan lembut.

Rambut palsunya berwarna ash grey, Ia menyukainya sedari dulu, namun dua tahun terakhir Ia tidak lagi percaya diri untuk hanya sekedar melihat dirinya di cermin.

Aku menyukainya, bahkan apapun yang wanitaku kenakan, Ia cantik dengan caranya sendiri, hal biasa bisa terlihat menarik jika itu Dia.

"Semangat gak?"

"Hmm. "

Sudah lama kehilangan wajah antusiasnya selama ini, Ia terlalu datar menjalani harinya, dan aku terlalu fokus pada kesembuhannya, sampai aku lupa jika ada hal kecil yang membuatnya berbunga.

"Tapi besok kemo ya. "

"Iya, Kamu takut banget aku gak lakuin itu deh. "

Mencubit bibirnya, seperti bebek jika Ia dalam kondisi mood yang buruk itu, tapi untuk saat ini, izinkan aku egois untuk kesembuhannya, Aku ingin Ia kembali lagi, seperti Becky yang seharusnya hadir untuk dirinya sendiri.

"Kalau kamu sembuh, Kamu mau apa?"

"Hmm, apa ya, kalau aku cuma mau kamu, apa itu terlalu klasik?"

"No, bahkan tanpa kamu minta, Kamu udah punya aku sepuas kamu. "

Ia memelukku, ini hal yang paling hangat dalam hidupku, bagaimana caranya menatapku, bagaimana Ia berbicara lembut padaku, bagaimana tubuh itu bereaksi atas sentuhanku.

Ia terlalu sempurna untuk aku yang biasa, caranya menghargaiku mampu membuatku merasa jauh lebih baik.

Selama ini, Aku terlalu fokus dengan diriku, sampai aku lupa ada berbagai cerita yang aku lewatkan darinya, Aku sampai lupa kapan terakhir kali Ia mengeluh kepadaku, kapan terakhir kali air mata itu jatuh karena hari buruk yang dirinya lewati saat itu, kapan terakhir kali dia bercerita dengan antusias terhadap sesuatu.

Bahkan sekarang, saat aku memintanya, Ia hanya punya kabar buruk untuk setiap harinya.

Becky malaikat, wanita hebat yang memiliki sabar yang berlipat, bersamaku tidaklah mudah, bahkan aku tau bagaimana Becky menahan semua rasa sakitnya, bagaimana Ia tidak peduli dengan inginnya, bagaimana Ia meletakkanku di atas kepalanya, tapi aku menutup mata akan itu.

Tapi kali ini, tidak akan ada lagi aku yang kehilangan empatiku kepadanya, Aku menginginkannya lebih dari pada diriku sendiri, akan ku ciptakan bahagia kami sendiri yang akan Ia ingat seumur hidupnya.

"Pak. "

"Hmm, Ibu udah siap?"

"Ngelamun? gak suka ya sama make up Aku?"

"Rada kaget, biasanya istriku pucet banget hari ini seger lagi, Aku mau foto kamu yang full body, tunggu di situ. "

Mengabadikan apapun yang bisa aku abadikan, setiap detik adalah hal paling berharga untukku tentangnya, bagaimana aku menjelaskannya kepada dunia, kalau Becky adalah semestaku.

Bumi untuk Freenky (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang