Tangannya bergetar, matanya panas menangis sejadi-jadinya, semua penjelasan itu membuat dirinya lemah seketika, Meremas kertas yang bertuliskan hasil dari serangkaian test darah miliknya.
Luka lama akan kembali membuatnya muak, dulu tepat 10 tahun yang lalu, Ia kehilangan sang Ibu karena penyakit yang sama, sekarang malah dirinya yang harus merasakan semua ini.
"Ibu mengalami Leukimia myeloid akut, Ada kelainan pada mielofibrosis, yang membuat AML berkembang cukup cepat pada darah. "
Acute Myeloid Leukemia (AML) atau Leukemia Myeloid Akut adalah jenis kanker darah dan sumsum tulang, yakni jaringan spons dalam tempat sel darah dibuat sehingga tidak dapat menghasilkan darah putih yang matang. Mieloid merupakan salah satu jenis sel darah putih. Pada kondisi normal, jenis sel darah putih ini berperan dalam melawan infeksi dan mencegah kerusakan jaringan tubuh.
"Apakah penderita AML bisa hamil dok?" Hanya pertanyaan itu satu-satunya yang ada di otaknya saat ini, Becky tidak terlalu penasaran dengan penyakitnya, karena sejatinya Ia sudah tau semua hal itu dari apa yang pernah sang Ibu derita.
"Persentasenya kecil Buk, apa lagi kalau menjalani rangkaian pengobatan, akan mengakibatkan penderita mengalami menopause dini, dan kehilangan selera untuk melakukan hubungan seks yang diakibatkan tubuh yang terlalu lelah karena rangkaian pengobatan yang ada. "
"Apakah kalau tidak melakukan pengobatan terlebih dahulu bisa hamil dok?"
"Kemungkinan bisa, namun akan sangat berbahaya Buk, karena AML itu pertumbuhannya sangat cepat, sebaiknya harus dilakukan pengobatan secara cepat pula. "
Becky mengangguk, apa yang Ia harapkan, memang seharusnya seperti ini kan, toh Freen juga tidak menginginkan kehadiran seorang anak.
"Kalau Ibu bersedia, Saya akan berikan rujukan kepada dokter hematologi onkologi, dan bisa melakukan serangkaian pengobatan. "
"Baik dok, terimakasih. "
Langkah kaki itu berjalan tidak lagi bersemangat, bahkan tidak sekalipun terpikirkan untuknya melakukan serangkaian pengobatan apapun, Ia terlalu lelah, untuk semua hal yang tidak akan pernah ada ujungnya ini, Ia terlalu bosan dengan segala macam kenyataan yang harus Ia jalani.
3 hari di rawat, 3 hari dengan segala macam keingintahuan Freen, 3 hari dengan semua hal yang menumpuk di kepalanya, Ia muak.
Memacu mobilnya dengan cepat, Ia harus pulang dan mungkin kembali bekerja seperti biasanya, tidak ingin siapapun curiga dengan apa yang terjadi padanya beberapa hari ini.
🔺🔻🔺
Di tempat lain, lelaki itu masih dengan banyak sekali pertanyaan di kepalanya, perihal Becky, kemana wanita itu, kenapa tidak ada kabar lainnya, memang bukan untuk yang pertama kali, Freem juga tau ini bagian dari cara Becky menenangkan diri, namun sampai hari ini, Ia tidak pernah suka dengan Becky yang selalu meninggalkannya dengan isi kepala yang kacau.
Ia tidak lagi bisa tertidur nyenyak, perihal perkataan Billy waktu itu, mulai memikirkan dengan liar tentang segala kemungkinan, perasaan Becky atau isi kepala wanita itu.
Freen berlari saat bunyi smart lock pada pintunya terdengar, melihat dengan jelas wajah itu lelah dan tanpa make up sama sekali, namun tidak ada tatapan bahagia yang Becky berikan, tidak ada penjelasan, hanya Dia yang berjalan begitu saja melewatinya tanpa memberikan jawaban apapun.
"Kamu kemana aja 3 hari tanpa kabar?"
Becky menghentikan langkahnya, tanpa berbalik, Ia menghembuskan nafasnya jengah, benar-benar lelah.
"Aku nginep di hotel. "
"Aku gak suka ya Bec, Kamu yang kayak gini, selalu ninggalin Aku, selalu pergi sesuka Kamu, ijinnya kemana? ke rumah Irin kan?, terus sampai 3 hari? dan hari ini Kamu bilangnya malah di hotel, Kamu bohongin Aku?"
"Aku capek Freen. "
"Emang Kamu aja yang capek?, Aku juga, Aku jauh lebih capek tau gak. "
"Aku mau istirahat. "
"Masalah Kita itu-itu aja loh Bec, Kamu yang dewasa dong. "
Decihan itu terdengar nyaring di telinga, gertakan gigi itu, wajah yang mengeras seketika menandakan Ia benar-benar kesulitan mengendalikan emosinya kali ini.
"Karena masalah Kita itu-itu aja, Aku muak Freen, Kamu bilang apa? Kamu lebih capek?, oh ya si paling capek, Kamu pernah nanya wanita ini?, si wanita yang memendam segala sesuatunya sendiri karena lelakinya yang egois?, Kamu pernah gak sekali aja, sekali Freen, liat Aku, liat betapa sulitnya kadang Aku bernafas, Kamu pernah nanya gak gimana rasanya jadi Aku?, Aku menciptakan traumaku sendiri, Aku mematahkan hatiku, mencoba mencintaimu Freen, apa Aku kurang dewasa Freen?"
"Kalau ini masalah anak, Kamu tau persis kalau Aku gak mau punya an...
"Oke, Kau juga udah gak mau punya anak, Aku akan kubur mimpi Aku untuk punya anak, terserah. "
Rasanya sesak, Becky tidak ingin melihat wajah itu lagi hari ini, Ia memutuskan kembali ke luar, mengendarai mobilnya, entah kemana, yang penting untuk saat ini, Ia menginginkan dirinya sendiri, itu saja.
Isak tangisnya terdengar pilu, berulang kali Becky meremat dadanya menghilangkan rasa sakit yang ada, apa seharusnya memang seperti ini?, Ia tidak akan memiliki siapapun yang mampu untuk mengerti.
Mobilnya berhenti, saat Ia tau persis motor Freen menyalipnya, menarik nafasnya dalam-dalam, saat wajah itu terlihat panik di jendela mobilnya, awalnya Ia tidak mau peduli, tapi sekali lagi cintanya terlalu besar dari rasa bencinya, membuatnya kembali kalah untuk semua hal bodoh ini.
Pelukan dan kata maaf, tidak adil rasanya, namun bagaimana jika hanya itu yang tersisa karena perasaan Mereka terlalu kuat bergejolak.
"Maafin Aku, Aku-- Aku terlalu khawatir, Aku tau ini terlalu kasar, maafin Aku. "
Mungkin tidak semua hal bisa Freen mengerti, Becky paham bagaimana perasaan laki-laki itu bekerja, lalu apa yang harusnya Ia harapkan dari ini semua.
"Aku mau punya anak sama Kamu Bec, Aku mau nyoba, Aku mau kali ini bagian Aku yang ngerti Kamu, 10 tahun Kamu ngalah sama Aku, gak adil buat Kamu, Aku pengen kali ini, Aku yang bahagiain Kamu dengan semua mimpi Kamu tentang buah hati, Aku bakal coba untuk sembuh, Aku janji. "
Tubuhnya menegang sempurna, Becky dihadapkan dengan pilihan yang rumit, semua yang akan tetap menyakitinya, namun ini adalah penantian yang sangat amat lama, apa Ia tega untuk menolaknya?.
"Freen?"
"Aku mencintaimu Bec, Aku ingin selamanya sama Kamu, "
"Makasih. "
Untuk kali ini, Ia akan biarkan rasa bahagia itu bersama dirinya, tidak akan merusak apapun, walaupun Ia akan menahan banyak rasa sakit setelahnya.
"Kamu sudah sejauh ini Becky, tidak ada kata untuk mundur kan?" Batinnya.
"Mungkin di hari lain? Kau akan menggenggam tanganku, jatuh cinta lagi, merasakan debar yang tidak lagi Kau rasakan hari ini?, Aku ingin mengulangnya, di tempat yang berbeda, tetap denganmu. "
-
Endayourbae
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Freenky (Freenbecky)
Short Story(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.