Delapan belas

1.8K 244 22
                                    

2 bulan kemudian.

Setiap halnya berjalan sesuai dengan isi kepala masing-masing, tidak ada yang berubah, kecurigaan itu Freen simpan di dalam hatinya, Ia tidak mengatakan apapun, membiarkan Becky dengan perasaan senangnya setiap saat.

Dengan cokelat panas dan roti bakarnya, Mereka berpelukan ditemani dengan suara riuh televisi Mereka, Freen berulang kali menciumi pucuk kepala Becky, mencintai setiap harinya, membuat Freen penuh, menyukai berbagai macam bentuk sentuhan yang terjadi di antara Mereka.

Suaranya lembut terdengar, sentuhannya hangat, Becky juga sama, jatuh cinta paling dalam.

Usapannya di kulit perut yang gemas, satu bulan lebih, entah seberapa Ia menginginkan makhluk itu bertumbuh dengan baik di sana, yang jelas, Becky menyukai wajah ceria Freen saat menyentuhnya.

"I love you, Aku gak tau lagi gimana caranya untuk bilang ini, karena Aku benar-benar ingin Kamu ada di sini bareng Aku terus. " Sekali lagi Freen menciumnya di pucuk kepalanya, rasanya ini paling tulus dari sebelumnya.

"Jangan pergi ya, Aku gak mau Kamu kemana-mana, jangan jahat. " Tambahnya, sembari mengeratkan pelukan Mereka.

Bagaimana Becky harus menjelaskan kekacauan yang ada, bagaimana Becky harus menceritakan semua rasa sakit yang tersisa, bagaimana Becky membagi ini, semuanya sudah terlanjur rumit.

"Aku mencintai Kamu bagaimanapun itu, jangan sesekali Kamu ragu atas perasaan Aku ya, apapun yang terjadi, apapun yang tersisa, jika itu Kamu aku baik-baik saja Bec. "

Becky tertegun, Ia mengulum bibirnya gugup, Ia menjadi antagonis di sini, Ia menjadi orang paling egois yang pernah ada.

"Kenapa Kamu cinta banget sama Aku?"

"Karena itu Kamu. "

"Cinta kan ada alasannya. "

"Aku lagi nyari alasannya, tapi Aku lebih milih gak tau, dari pada Aku tau lalu Aku ngerasa Aku udah nemuin semuanya dan nanti ujung-ujungnya Aku gak semangat lagi buat jatuh cinta. "

"Aneh, mencintai itu kan ada alasannya, kayak Kamu suka fisik Aku, suka watak Aku, suka pola pikir Aku. "

"Fisik bisa berubah, watak tidak selalu baik, pola pikir kayaknya gak deh, soalnya Kamu keras kepala, "

Freen terkekeh saat melihat bibir itu mulai mengerucut lucu, Ia menciumnya cepat, membuat Becky melotot tidak percaya, namun setelahnya Ia menikmati ciuman lembut yang selalu Freen berikan.

"Aku mencintai setiap detail dirimu, mau itu akan berubah dari waktu demi waktu, Aku mencintai senangmu, marahmu, keras kepalamu, Aku kencintai sisi baik dan burukmu, Aku hanya ingin bersamamu, tidak peduli bagaimana dirimu terlihat, Kau tetap yang Aku inginkan Bec. "

Selalu menjadi apa yang Becky inginkan, manis dan lembut, Freen yang teka-teki untuknya, namun masih sama, Freen juga satu-satunya yang Becky inginkan.

"Aku mau itemin rambut, "

"Tiba-tiba?"

"Aku suka rambut Bella, tapi Aku gemas sama rambutnya panjang banget. "

"Emang Bella mau di suruh potong rambut?"

"Gak tau, besok Aku ajak ke mall. "

"Iya, besok Aku transfer, Kamu ke salon aja, sekalian spa aja, nikmati hari Kamu ya. "

"Kamu gak usah nemenin Aku ya Babe. "

"Nah itu yang Aku mau Sayang. "

Becky terkekeh saat melihat wajah menang dari Freen itu, memang lelaki itu tidak pernah suka jika menemaninya ke salon.

"Tidur yuk. "

"Hmm. "

Manjanya, Freen menggendong wanitanya dengan senang hati, hidung yang saling bergesekan membuat Becky cepat mengantuk.

"Selamat tidur Sayang dan Bumi, Bapak sayang Kalian, "

🔻🔺🔻

"Mba nanti ada meeting sama client. "

Bella mengepang rambut Becky yang mulai luntur warnanya, Becky menginginkannya, Jakarta sangat panas terasa, Ia terganggu dengan rambut yang tergerai.

"Bel, ke salon yuk. "

"Ayuk Mba, mau potong rambut, udah bercabang bawahnya. "

"Mau sependek Aku gak?"

"Ah gak pede Mba. "

"Pede aja, Kita potong model yang lucu, wolf cut? bagus gak?"

"Boleh sih Mba, Aku udah lama banget pengen rambut panjang cuma masih gak pede. "

"Tsk, ya udah Kita ke salon dulu baru meeting, biar fress. "

"Emang keburu Mba?"

"Kayaknya. "

Becky adalah orang yang baik, caranya memperlakukan Bella membuat gadis itu menjadi nyaman ada di dekatnya, walaupun terkadang Ia menjadi kasihan dengan kondisinya yang semakin hari semakin memburuk.

"Ni kuncinya, Aku mau jalan-jalan. "

"Kondisi Mba?"

"Aku kuat, kalau gak kuat Kita pulang. "

"Let go. "

Bella tersenyum, layaknya melihat sosok Kakak ada di dalam tubuh Becky, merasa mendapat kasih sayang dan perhatian yang tidak pernah Ia dapatkan dari saudara kandungnya, Bella bersyukur bertemu dengan wanita cantik nan lembut hatinya itu.

Lagu pop galau membuat mereka tergugah untuk bernyanyi bersama, lagu Mahalini adalah pilihan Mereka, lirik yang sendu, seakan membuat Mereka bersemangat untuk bernyanyi.

"Sembuhkan Dia Tuhan, Dia terlalu baik, jangan ambil Dia dari Kami. " batinnya.

Jakarta dengan segala macam antusias di dalamnya, jalanan ramai, cuaca mendadak berubah gelap, hujan akan turun sebentar lagi.

"Ke mall aja Bel. "

"Loh gak jadi ke salon?"

"Jadi, yang di mall aja, sekalian shopping. "

Menurutinnya, Bella memutar mobilnya ke arah yang Becky inginkan, masih dengan lagu yang sama, dan euforia yang sama.

"Aku mau Kita potongan yang sama ama Kamu, biar kayak anak kembar. "

"Aku tau yang Mba mau. "

"Makasih ya Bel. "

"Aku belum bilang mau Mba. "

Becky hanya tersenyum, Ia tidak punya pilihan apapun untuk membuat Bella setuju.

"Aku menyayangimu Mba. "

"Aku tau Bell. "

Take it slow,Cause I promise I'll be home

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Take it slow,
Cause I promise I'll be home.

Bumi untuk Freenky (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang