Kadang waktu dan kenangan begitu jahat berjalan, hari demi hari silih berganti dengan banyaknya rasa sakit pada setiap perjuangan, seperti hari ini, obat itu bergerak cepat dalam tubuhnya, namun tidak semua yang mampu Ia terima.
Lemas dan sakit terasa begitu kuat meremas kepalanya, memuntahkan apapun yang ada di dalam lambungnya, tubuhnya tidak lagi segar, kuku menjadi biru, kulitnya kering kerontang, rambut yang tercukur habis karena mengalami kerontokan.
Berbulan-bulan dengan program kemo terapi, operasi sumsum tulang belakang yang kesekian kali, dan banyaknya obat yang harus Becky konsumsi membuatnya muak.
Namun Freen meyakinkannya, bahwa Ia akan tetap berada di samping wanitanya.
Awalnya Becky bertahan untuk hidupnya sendiri, namun kali ini, Ia ingin kembali untuk Freen, untuk hidup Mereka yang Becky janjikan waktu itu, Ia tidak ingin Freen melanjutkan kisah Mereka sendirian.
Entah berapa kali lelaki itu menangis, entah berapa banyak doa yang Ia minta kepada Tuhannya hanya untuk keselamatan Becky, untuk harapannya, untuk semua ingin yang yang Ia usahakan.
Namun tidak semua hari adalah yang terbaik, kadang Ia menemukan saat di mana tubuh Becky akan menolak semua bentuk pengobatan yang diberikan padanya, ada kalanya tubuh itu tidak berdaya dengan bunyi nyaring monitor yang sampai saat ini masih membuat Freen takut untuk Ia dengar seumur hidupnya.
"Hay, "
"Jangan nangis Freen, its oke, sakitnya sebentar. "
Namun berulang kali Freen mengingkari janjinya, Ia selalu menangis untuk segala hal yang menyakiti Becky, bahkan pelukan itu tidak lagi mampu membuat gundahnya mereda, Ia takut, sangat takut, jika suatu saat detak itu berhenti dan memilih untuk pulang lebih dulu.
"Aku bakal sembuh, bakal bareng Kamu terus. "
"Iya, Aku sayang banget sama Kamu Ibu. "
Panggilan itu, masih menjadi yang paling teduh untuk Ia dengar, walaupun Bumi tidak lagi ada, Freen masih memperlakukannya layaknya seorang perempuan dengan gelar termulia.
"Aku tau, pengorbanan Kamu bahkan udah jelasin semuanya, tunggu Aku, Kita akan punya keluarga lengkap dan Aku pastiin Aku baik-baik aja setelah ini. "
Becky selalu menjanjikannya, Ia optimis untuk kembali seperti sediakala, dengan baik-baik saja.
"Kemoterapinya di tunda lusa ya Bu Becky, kondisi tubuh dengan reaksi obatnya negative, "
"Baik Sus, kali ini apa perlu dirawat?"
"Tidak Pak, "
Freen mengangguk, setelahnya semua tatapan itu milik istrinya, sendu terlihat, namun senyuman Becky sedikit menjadi obat, jemari itu menghapus bulir air mata yang mulai tidak Becky sukai itu, Ia benci Freen yang selalu menangis jika kondisinya tidak baik-baik saja, Ia benci Freen yang terlaku khawatir padanya, namun Ia tidak ingin membuat suasana menjadi lebih buruk dengan menyampaikan ketidak sukaannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Freenky (Freenbecky)
Short Story(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.