Tujuh belas

1.7K 246 41
                                    

3 hari lamanya, Tubuh lemah yang memucat, suara nyaring dari monitor yang menyeramkan itu, tubuh itu penuh dengan lebam, Ia baru mendengarnya, jika itu terjadi karena banyak pembuluh darah yang pecah, mengakibatkan darah yang menggumpal dibeberapa bagian.

Bella menatap sendu wanita yang terbaring tidak berdaya itu, senyuman yang masih sempat wanita itu berikan kepadanya, mendadak menjadi sebuah beban tersendiri untuknya, namun Bella tidak tega untuk membiarkan Becky berjuang dan menyimpan ini sendirian.

"Nona butuh apa?"

"Panggil Mba aja Bel, anggap Aku Kakak Kamu ya. "

"Baik Mba, Mba butuh apa?"

"Air minum Bel, tolong. "

Mendadak menjadi cekatan, bekerja dengan cepat, tindakan atau pikiran, tapi Ia tidak pernah masalah dengan semua yang terjadi beberapa hari ini, lidahnya mencoba sejalan dengan otak dan hatinya, menyelamatkan orang yang menaruh kepercayaan lebih untuknya adalah hal paling utama untuknya.

"Pak Freen nanyain keadaan Mba. "

"Kamu tau kan jawabnya apa?"

"Mendadak ke Bali?"

Becky terkekeh, Ia tidak tau jika Bella juga memiliki kemampuan ini, meyakinkan Freen adalah hal yang paling sulit, namun jika Freen percaya, itu artinya perkataan seseorang yang lelaki itu dengar benar-benar penuh mantra.

"Salah ya Mba?"

"Gak, Kamu pinter ngibulnya, Aku suka kerja Kamu, kalau Freen gak hubungin Kita lagi dan percaya itu artinya Kita aman. "

Bella tertawa miris, suatu sisi Ia kasihan dengan kedua pasangan ini, terkhusus untuk Freen, kebohongan ini terlalu bahaya untuk hubungan Mereka, apa lagi untuk Becky sendiri, namun dirinya bisa apa, Ia hanya seorang pekerja yang mengharapkan uang dari jerih payahnya.

"Kata dokter Javier apa? Saya boleh pulangnya kapan?"

"Hari ini bisa Mba, karena kemarin Mba kekeuh mau balik, kondisi Mba belum stabil sebenarnya. "

"Kamu pakein foundation di tubuh Saya ya, di sekujur yang lebam kalau nanti Kita pulang, Kamu pasti capek juga kan jagain Aku, gaji Kamu Aku tambahin deh karena udah lembur 3 hari. "

Seolah tidak pernah peduli, Becky hanya memikirkan orang lain dibandingkan dengan dirinya, Bella terlalu sakit melihatnya, berjuang sendiri, terlibat bahaya dengan nyawa tanpa satu orangpun tau kondisinya.

"Gak usah Mba. "

"Udah, kerjaan Kamu bakal lebih berat lagi loh, tapi jangan resign ya, Saya mohon. "

Ia tidak pernah tega dengan ini, walaupun pekerjaan ini sangat salah untuknya, namun meninggalkan Becky yang sangat butuh bantuan, membuatnya berfikir dua kali untuk pergi.

"Setuju ya Mba dengan semua pengobatannya. "

"Bel, seengaknya Aku lahiran dulu. "

"Mba, bahaya hamil dengan kanker. "

Becky tersenyum simpul, Ia tau, ini resikonya bukan?, bagaimana Ia harus memutus harapan Freen tentang memiliki anak?, bagaimana setelah ini? jika Ia malah jujur tentang semua hal yang terjadi, membuat semua yang Ia perjuangkan menjadi sia-sia.

"Saya menikah 10 tahun lebih Bel, Freen trauma memiliki anak karena Dia besar dengan Ayah yang kasar, Ia takut menjadi sama jika Ia memiliki anak, Kamu tau, bagaimana sabarnya Saya menunggu?, 10 tahun Kami berhubungan dengan pengaman, bayangkan bagaimana rasanya jadi Saya Bella?, seperti istri yang hina, tidak pantas bersanding dengannya, Freen seakan tidak bisa menghargai Saya, Saya menjalani kepura-puraan ini bertahun, bohong kalau Saya baik-baik saja, Saya marah Bella, Saya benci dengan kenyataan itu, Saya ingin menjadi wanita seutuhnya, Saya ingin punya anak dalam keluarga Saya, Saya ingin menjadi Ibu dari buah hati Saya, lalu setelah Saya mendapatkannya, Saya harus merelakannya? begitu?"

"Menjadi wanita seutuhnya bukan hanya dengan punya anak Mba. "

"Kamu belum berkeluarga, jadi Kamu bisa ngomong gitu, coba Kamu jadi Saya. "

Melihat Becky menahan amarah itu, membuat Bella sadar, bagaimana rasa sakit itu bekerja di dalam kepalanya, bagaimana rasa sabar itu menemui ujungnya.

Tidak selamanya orang akan baik-baik saja dalam rasa kecewa, Bella tau persis, namun apa yang bisa Ia lakukan dalam situasi buruk ini?, berbohong untuk menyembunyikan kebenaran, atau jujur untuk kebaikan?.

"Tolong jangan katakan apapun, Saya bayar Kamu untuk merawat Saya, karena cuma sama Kamu, Saya mengatakan hal yang sebenarnya. "

"Mba. "

"Apapun keadaan Saya, tolong tutupi itu, Kamu ngerti kan?"

Hembusan nafasnya terdengar pasrah, Bella mengangguk setelahnya, Ia akan menjalankan tugas seperti apa yang Becky inginkan, walaupun nanti harus dirinya juga yang mempertanggung jawabkan.

🔻🔺🔻

"Cut, istirahat dulu Rin. "

Freen meletakan kameranya, mengecheck gambar yang sudah ada di monitornya, selalu sempurna seperti apa yang Ia inginkan.

Dentuman lagu hip hop memenuhi ruangan khusus untuk sesi foto ini, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, termasuk Freen yang juga sibuk dengan isi kepalanya.

"Ini edit bibirnya dikit ya Freen. "

Heng meletakan kursor tepat pada bibir Irin, namun tidak seperti biasa, Freen bahkan hanya diam tanpa merespon apapun.

"Freen, edit ini boleh gak?"

"Freen?"

"Freenky, ya elah malah bengong lagi. "

Tersadar, perhatiannya dengan cepat tertuju kepada suara Heng yang mulai berisik terdengar di telinga.

"Apa?"

"Kamu mikirin apa sih?"

"Becky, 3 hari loh. "

"Kan katanya ada proyek di Bali. "

"Kenapa semenjak Bella yang jadi PA nya, jadwal Becky mendadak menjadi privasi, biasanya Aku masih bisa check di web, sekarang, e-mailnya ganti password, kan aneh. "

"Dulu kan semua halnya yang handle Kamu atau gak Nam, sekarang kan ada Bella, udah biarin, berarti Bella gak mau kerjanya dicampurin, udah santai aja kali Freen. "

Tidak akan pernah bisa, Becky bukan tipikal orang yang tertutup, Ia bahkan sangat jujur dalam urusan kecil sekalipun, ini mencurigakan untuknya, Ia rasa ada sesuatu yang aneh terjadi pada istrinya itu.

"Aku curiga kalau Becky sembunyiin sesuatu. "

"Kalau Becky emang sembunyiin sesuatu gimana Freen?" Irin menatap tajam kedua lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Maksud Kamu?"

"Apa Kau pernah memukulnya Freen?" Irin maju selangkah membuat Freen merasa sedang diintrogasi.

"Ngaco, Aku bahkan sangat menyayanginya. " Sungutnya membela diri.

"Itu masalahnya Freen, apa Kau tidak pernah melihat banyak sekali lebam pada tubuh istrimu. "

"Huh?"

Baby, it's 3:00 AM,Had you on my mind and it's not the first time,We've gone through this

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby, it's 3:00 AM,
Had you on my mind and it's not the first time,
We've gone through this.

Bumi untuk Freenky (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang