"Kembar. "
Becky berteriak girang, Ia menyukai potongan rambut barunya dan Bella, tak pernah sebahagia ini sebelumnya, karena hidupnya terlalu sibuk untuk hal-hal sepele seperti ini.
Ia tidak berhenti untuk berkaca, seakan mengagumi diri sendiri, menggemaskan.
"Aku gak pernah sesenang ini. "
Bella menatap Becky dengan intens, jalanan yang cukup sepi karena hujan masih belum reda, dengan ditemani lagu pop galau dari playlist Bella, kalau boleh jujur Ia juga baru pertama kali merasakan hal yang seperti ini, bagaimanapun Becky adalah orang asing yang mampir dalam hidupnya, namun membuatnya merasa dihargai.
"Kenapa Mba?"
"Aku punya 2 Kakak, tapi gak pernah sejalan sama Aku, Mereka sibuk dengan dunia Mereka dan segala tuntutan Mereka kepadaku, Mereka lupa kalau Aku juga manusia. "
Ternyata banyak harta bukan tolak ukur sebuah kebahagiaan seseorang, buktinya siapa yang tidak kenal Freen dan Becky di dunia fashion dan modeling, mungkin beberapa orang sudah memakai jasa Mereka, Becky juga model terkenal.
"Aku hidup sendiri, masalah Aku simpan sendiri, sakit Aku juga sendiri. "
"Pak Freenky?"
"Dia ada, ada menemani, tapi Aku gak bisa berbagi apapun, Freen punya rasa sakitnya sendiri, traumanya terlalu banyak, Aku tidak mau menambah masalah baru di hidupnya. "
"Mba, itu terlalu egois terdengar. "
"Bel, Aku tau, cuma Aku ingin hidup Freen lebih baik lagi saat bareng sama Aku, udah cukup Dia sedih saat kehilangan Mamanya, udah cukup Ia luka karena traumanya, udah cukup Ia kecewa dengan tuntutan Ayahku, Freen harusnya baik-baik aja, Aku ingin Dia bahagia, udah cukup. "
Bella menggenggam tangan Becky lembut, rasa cinta yang begitu besar terasa, namun mungkin cara Becky menyampaikannya saja yang salah, tidak seharusnya Ia memendam perasaannya sendiri, sejatinya rasa sakitnya juga milik Freen.
"Aku mencintainya, jauh lebih besar dari yang Ia tau Bel, Aku mengorbankan banyak hal untuknya, kebahagiaanku, rasa sakitku, rasa kecewaku, Aku hanya memberikan sepenuhnya kebahagiaan untuknya, Aku ingin Freen sembuh. "
"Mba bahagia?"
"Aku mencobanya. "
"Bersama dengan Bapak?"
"Aku bingung. "
"Mba mencintainya kenapa harus bingung?"
"Aku bingung dengan diriku sendiri, Aku harusnya bahagia dengan semua ini, tapi Aku merasa kecewa sama diriku sendiri. "
"Butuh peluk? masih lampu merah?"
Becky mengangguk, Ia merentangkan tangannya, dalam dekapan hangat itu, wanita itu menangis sejadinya, Ia ingin puas dengan rasa sakit, agar besok tidak lagi ada sesak yang Ia simpan sendiri.
"Orang baik, akan selalu diliputi kebaikan, Mba percaya? apa yang Mba tanam itu yang Mba tuai, Tuhan tau bagaimana cara membuat umatnya merasa dihargai. "
"Hmm, makasih. "
"Sama-sama. "
"Apapun yang terjadi sama Aku nanti, Kamu harus lanjutin ya, Aku gak mau berhenti di Aku aja. "
Bella mengangguk, Ia tau maksudnya, lampu hijau dengan segala berisik di belakangnya, Bella melaju dengan santai, Ia menggenggam tangan Becky, menguatkannya, biarkan setelah ini bahagia yang memeluknya erat.
"Mba berobat ya. "
"Aku mau es krim ya Bel. "
"Mba. "
"Rasa vanilla. "
"Dengerin Aku. "
"Sama kookies and cream. "
Wanita 24 tahun itu mengendus pasrah, mau bagaimanapun Bella berucap, Becky tidak akan pernah mendengarkannya.
🔻🔺🔻
Sudah terlalu malam, Freen menatap gawainya, tidak satu pesanpun Becky balas, hanya Bella yang memberikan update tentang keadaan Becky dan foto bahagianya gadis itu, senyumnya terangkat saat melihat video pendek tentang istrinya yang semangat memakan es krim dengan rambut barunya.
Kehadiran Bella sepertinya membawa pengaruh baik untuk Becky, Ia bersyukur akan itu.
"Becky belum pulang?"
Billy menatap sahabatnya dengan lekat, hubungan yang aneh menurutnya, walaupun Ia tau, Becky dan Freen saling mencintai dengan besarnya, tidak ada yang kurang dari perasaan Mereka masing-masing.
"Becky jadi lebih diam, Aku gak tau kenapa. "
"Hormon kehamilan kali. "
"Mungkin, morning sickness nya sih yang membuatku jadi panik, tapi kata dokter memang normalnya begitu. "
"Becky itu jatuhnya di Kamu Freen, jadi gak usah takut Dia bakal jatuh cinta ke yang lain. "
Freen percaya, tidak akan ada yang berubah, Mereka sudah sepuluh tahun menjalani maghligai rumah tangga.
"Bella membawa pengaruh baik untuk Becky, liat, Becky gak berenti ketawa, Dia bahagia banget sama rambut baru Mereka yang sama, karena Charlotte gak akan pernah mau kayak gitu kan sama Dia?"
Anggukan itu sebagai jawaban, Billi adalah sahabat Charlotte, Dia tau bagaimana gengsinya Char terhadap Becky, walaupun kasih sayang itu terlihat jelas darinya untuk sang adik.
"Becky kayak punya temen. "
"Hmm, Becky udah jarang banget ketawa, apa lagi masalah punya anak itu, Aku udah jarang liat Dia minta apapun, nuntut apapun, Dia sibuk nenangin Aku, Dia sibuk mikirin perasaan Aku, "
"Kau pernah tanya perasaan Dia gimana?"
Freen terdiam, Ia menggeleng lemah, Ia lupa untuk itu, sibuk menata hatinya sendiri, menyembuhkan luka yang tidak tau bagaimana akan selesai, dirinya yang hancur dari semua sisi, dan Ia melupakan hal yang paling penting, perasaan yang mungkin saja sama berantakannya.
"Apa sedetikmu terlalu berharga Freen?"
"Maksudmu?"
"Kau hanya perlu waktu sedetik untuk bertanya kepada Becky, apakah Dia baik-baik saja hari ini?"
Melupakan banyak hal, karena hatinya bukan satu-satunya yang harus Ia perhatikan, Becky terlalu lama memendam semuanya sendirian, sampai lelah itu tidak lagi mampu Ia jelaskan.
"Kau benar, Aku terlalu pengecut. "
Let me go home,
I'm just too far,
From where you are,
I wanna come home.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Freenky (Freenbecky)
Kurzgeschichten(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.