Tiga puluh empat

2.4K 282 49
                                    

Alunan lagu Cake by The Ocean - DNCE, membuatnya bergairah, lilin-lilin yang Ia bakar menyerbak wangi diseantero ruangan, senyuman seseorang yang sudah siap dengan dirinya untuk malam ini perlahan membuatnya panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alunan lagu Cake by The Ocean - DNCE, membuatnya bergairah, lilin-lilin yang Ia bakar menyerbak wangi diseantero ruangan, senyuman seseorang yang sudah siap dengan dirinya untuk malam ini perlahan membuatnya panas.

Tubuh yang hanya dibalut dengan pakaian transparan itu, membuat semua lekuk dan tonjolan di tubuhnya terlihat, bagaimana gerakan sensual itu Ia ciptakan perlahan, bagaimana kaki itu terangkat sedikit hingga membuat baju itu turun jauh membuka paha mulusnya.

"Kau tau caranya Nona?"

"Hmm, aku tidak pernah lupa bagian yang kau sukai. "

Freen membuka bajunya perlahan, badan yang kekar itu menjadi pemandangan terbaik dari apa yang pernah Becky lihat selama ini.

"Kau menyukainya?"

"Selalu. "

Jari telunjuk itu bermain di garis-garis perut milik suaminya itu, Ia menyukai bagian keras yang membentuk gumpalan roti, bagaimana semua ini tercipta, Ia penasaran.

"Kau cantik dengan baju dinas ini. "

"Kau yang membelinya, sesuai seleramu Tuan. "

Menarik tangan mungil itu ke arah wajahnya, Freen menginginkan sentuhan di sana, Ia tersenyum saat jemari Becky mulai bermain di rahang tegas miliknya.

"Aku jatuh cinta lagi. "

"Lagi?"

"Hmm, wanitaku yang sangat cantik, bagaimana aku tidak jatuh cinta?"

"Kau selalu tau bagaimana meningkatkan mood bercintaku tuan. "

"Apa kau dalam mood yang bagus?"

"Tentu, jika itu denganmu. "

Punggung tangan itu Ia cium dengan lembut, Ia letakan dipipinya, Ia menyukai sentuhan sederhana yang selalu Becky lakukan selama ini.

"Can I?"

"Sure, all you have to do is ask. "

Deru nafas yang terdengar gelisah, saat bibir Freen memulai mengambil alih bibirnya, bagaimana lembutnya ciuman itu menempel padanya, lidah panas yang awalnya diam bergerak sedikit demi sedikit lebih berani.

Decapan terdengar ramai bersautan dengan lenguhan saat tangan itu juga meremas pelan payudaranya.

Mulutnya terbuka, saat remasan itu mendapatkan tekanannya, deru nafasnya semakin cepat saat ciuman itu turun di lehernya.

"Freeen. "

Menikmati bagaimana mulut hangat itu menciumnya dengan lambat, Becky menyukai sex yang pelan, membuatnya lebih bergairah.

Tubuhnya menggeliat kala Freen membuat tandanya di sana, bagaimana dia melumatnya dengan penuh semangat, bagaimana nafas itu semakin terasa gusar, nafsu yang udah diujung kepalanya, tidak satupun bisa Ia kendalikan.

Bumi untuk Freenky (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang