tubuh moleknya berpose dengan mudah, mata tajamnya membuat siapapun yang melihatnya terpesona, Freen terdiam, panas dingin, Ia benci tubuh istrinya menjadi tontonan semua orang, Ia benar-benar marah saat semua orang meneriaki Becky dengan jahil.
Tangannya mengepal, Freen melempar kameranya saat suara semakin riuh, membuat semua orang memfokuskan diri kepada laki-laki itu.
"Rin tolong jaket dong. "
Semua orang sudah sangat mengerti betapa emosi Freen tidak terkendali saat melihat istrinya menjadi bahan fantasi orang lain, yang pada kenyataannya, Mereka tidak melakukan itu, karena sangat menjaga apapun yang ada pada Becky, Freen menjadi gila dengan protektifnya.
"Babe, kenapa?"
"Aku mau batalin kontraknya. "
Becky tersenyum, selalu terjadi yang seperti ini, karena Freen berlalu selalu seperti isi kepalanya, tidak pernah melibatkan Becky atas semua keputusan yang ada, lalu menyesal akan semuanya.
"Kenapa senyum? Kamu suka kayak gitu?"
"Ini kan maunya Kamu, bukan Aku. "
"Aku mau putusin semuanya, Aku udah gak suka J
Kamu jadi model. ""Hmm. "
Mendengarkan semua hal yang plin-plan ini, Freen termasuk orang yang tidak konsisten, bahkan lelaki itu sering menelan air ludahnya sendiri atas semua perkataannya, Freen tidak peduli itu baik atau buruk baginya atau orang sekitarnya.
Becky mencintai segala macam kepribadian dari Freen, mau itu yang emosional sekalipun, karena menurutnya cintai yang sesungguhnya adalah cinta yang dilihat dari segala sisi.
"Butuh peluk?"
Tenang, akan selalu ada sensasi itu dalam hatinya, tempat paling nyaman yang selalu Ia rindukan, Freen bahkan orang paling ekspresif untuk sebuah rasa cinta, dan Becky akan selalu senang dengan rasa yang Freen hadirkan di setiap perlakuannya.
"Kamu mau Aku jadi ibu rumah tangga aja?"
"Hmm, katanya mau hamil kan?"
Pipinya memerah, sekarang seakan Freen yang bersemangat untuk semuanya, entah harus bersyukur atau malah tidak, Ia takut jika apa yang Ia mulai, malah akan mengecewakan keduanya.
"Aku mau Kamu cepet hamil, biar Kamu gak kerja lagi. "
"Hmm, sekolah model Aku gimana?"
"Ya kalau jadi mentor sih gak masalah, Aku cuma gak mau Kamu terjun langsung untuk jadi model, Aku gak suka, Aku terlalu cemburu Bec. "
"Aku tau. "
"Bec, Aku serius. "
"Freen, Kamu gak sekali dua kali kayak gini, jadi Aku udah paham, sekarang Kamu minum dulu, tenangin diri Kamu, gak boleh emosi kalau kerja. "
Mencuri ciuman di leher istrinya, membuat keduanya bergairah, setelah kejadian semalam, Freen candu akan tubuh sang istri, merasakan nikmat yang selama ini tidak pernah Ia dapatkan.
"Freen. "
"Ke ruangan Aku, sekali aja. "
Becky menurut, Ia mengikuti langkah kaki itu dengan cepat, saat pintu tertutup, gairah memuncah.
Dengan pelan ciuman itu mendarat di bibirnya, melenguh seketika saat sensasi itu menelannya, tangan lelaki itu sibuk yang menjamah semua titik sensitif dirinya, menyukai bagaimana remasan itu mampu membuat hasratnya membubung ke udara.
Mata sayu penuh nafsu, baru kali ini Becky melihat Freen seingin itu berhubungan dengannya tanpa harus melekatkan apapun pada miliknya, ingin menangis rasanya, jika diingat 10 tahun lamanya Ia merasa istri yang tidak diinginkan, bagaimana Freen menjaga hasratnya, agar Mereka tidak memiliki anak kala itu, tapi hari ini, semuanya seakan lenyap tak bersisa, ketika melihat jauh pada bola mata itu, ada harapan besar dalam dirinya untuk sebuah keajaiban tentang makhluk kecil di dalam rahimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Freenky (Freenbecky)
Short Story(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.