Becky POV.
Peluk Aku, ringankan semua ini, Aku benar-benar tidak lagi mampu menanggungnya sendiri.
Tidak pernah berani untuk mengatakan apapun, Aku terlalu senang untuknya yang mampu merubah cara pikirnya, Aku terlalu ingin memiliki buah hati, tidak peduli seberapa banyak hal yang harus Aku korbankan untuk ini semua, Aku ingin menjalaninya, menyelesaikan apa yang Aku ingin mulai sedari awal.
Hari ini, Dia membuang semua alat kontrasepsi miliknya, membuang pil KB yang selalu Aku konsumsi setiap Kali Ia menjamah Ku, ada perasaan bahagia yang tidak mampu Aku jelaskan itu bagaimana rasanya.
Sampai detik ini, pelukan itu masih menjadi ragu untukku, pertama kali Kita memutuskan untuk berhubungan layaknya suami istri yang normal terlihat, Ia penuh dengan trauma, Aku tidak memaksanya, melainkan dirinya sendiri.
Aku bosan merasa bersalah terus menerus, seakan hanya Aku orang yang paling egois pada hubungan ini, namun Aku tidak bisa melakukan apapun, Ia masih sama keras kepalanya seperti yang pertama kali Ku kenal.
Menikmati sentuhan kecilnya pada setiap jengkal tubuhku, membiarkannya bermain-main di sana, sampai Ia puas dan memilih untuk beranjak dari kasur Kami.
Freen bahkan memiliki jadwal pemotretan yang jauh lebih padat dari milikku, karena Ia lah sang fotografer, tapi sepertinya pelukan ini terlalu nyaman untuk dirinya tinggalkan.
"Babe. "
"Hmm. "
"Aku rasa Kau harus bekerja. "
"Iya, tapi Aku ingin seperti ini lebih lama. "
"Kau menyukainya?"
"Hmm, Aku mengeluarkannya terlalu banyak?"
"Hmm, Aku suka, hangat. "
"Aku menyesal baru melakukan ini sekarang, maksudku, ternyata main tanpa pengaman memang sesempurna itu sensasinya. "
Bagaimana Aku menjelaskannya?, dari dulu bahkan, Aku memohon memintanya, tapi Freen dengan tegas menolaknya, sekarang untukku rasanya biasa saja.
Tidak lagi memiliki ekspektasi apapun tentang hidup, sejatinya Aku sudah mati bertahun-tahun yang lalu, yang ada sekarang jasadku yang tidak lagi bernyawa.
Aku semakin redup setiap harinya, bukan karena Dia tidak mencintaiku, namun Dia tidak menghargai ku, atau bahkan menginginkanku.
"Kau ada pemotretan hari ini?"
"Gak, cuma kelas ngajar aja, ada beberapa model baru yang akan ikut kontes, yang harus Aku latih. "
Ciuman ini, Aku belum bosan dengan semua hal ini, Aku menyukai caranya menyentuhku, Ia tau bagaimana caranya membuatku tetap mencintainya, walaupun Aku harus selalu terluka.
"Kamu gak mau nanya kenapa Aku berubah pikiran?"
"Gak, Aku gak mau denger alasannya karena Kamu yang cuma kasihani Aku. "
"Hey, kok Kamu ngomongnya ngelantur gini?, Aku gak kayak gitu Sayang. "
Aku tau, manusia selalu punya kesempatan kedua, tentang bagaimana Ia menyesalinya dan berubah, atau tentang bagaimana Ia menyimpannya rapat-rapat.
Terlalu menyakitkan jika Aku tau alasannya, memilih untuk menutup telinga dan melanjutkan seperti apa yang seharusnya terjadi, Aku tau mungkin Ia tidak sejahat itu, tapi hatiku meragu.
"Mandi ya, Aku mau masak dulu. "
"Kamu percaya sama Aku kan Bec?"
"Kapan Aku gak percaya Kamu?" Senyum Ku palsu? tidak, ini bahkan yang paling tulus dariku, dan Freen bisa bedakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Freenky (Freenbecky)
Short Story(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.