(Kisah Ibu dan Bapak tinggal 2 part lagi ya)
🔻
🔻
🔻
Lonceng itu berbunyi nyaring, 2 tahun 5 bulan sudah Ia lewati dengan banyak sekali cerita sulit yang terjadi, bagaimana semua perjuangan dan pengorbanan saling berpacu untuk sebuah hasil yang mereka harapkan.
Tapi kali ini, senyuman itu mengembang sempurna, rekam medis yang ada ditangannya, hanya akan menjadi sebuah cerita dikemudian hari, bagaimana semua usaha yang Ia lakukan, mendapatkan jawabannya hari ini.
"Selamat Ibu. "
Semua staff medis tersenyum semangat, bukan waktu yang sebentar untuk kisah ini baginya, dan mungkin bagi semua orang di luar sana, yang senantiasa bersamanya selama ini.
"Udah bisa makan makanan yang berlemak, tapi masih harus dengan kontrol ahli gizi dulu, agar berat badannya kembali normal ya Ibu. "
Becky tersenyum, setidaknya setelah ini, tidak ada lagi rasa sakit yang Ia sembunyikan dari suami super protektifnya itu.
"Ibu masih harus kontrol setelah ini, memastikan jika kondisinya sudah benar-benar prima ya. "
"Baik dokter, makasih banyak udah bantu saya selama ini. "
Hasil tidak akan pernah mengkhianati perjuangan, Becky percaya itu, setiap hari buruk yang terlewatkan akan selalu ada satu hari di mana semua mimpi akan menjadi kenyataan, Ia sangat berterima kasih untuk kehidupan yang Tuhan titipkan padanya, semenyakitkan apapun itu, sesulit apapun itu, Ia akan selalu bersyukur untuk semua hal yang terjadi padanya, setidaknya Ia didewasakan oleh keadaan.
"Mau ice cream date?"
"Yes, cookies and cream please. "
"Let's go gelato. "
Genggaman tangannya, ciuman tipis di punggung tangannya, bagaimana wajah bangga itu Ia lihat dengan jelas, bagaimana Freen bersyukur atas semua keadaan yang terjadi hari ini, bagaimana Ia bahagia diakhir cerita, bagaimana kehidupan ini membawa kisah mereka menjadi hal yang penuh dengan cerita.
Dengan motor barunya, Freen membawa wanita yang paling berharganya itu membelah sibuknya kota Jakarta, bagaimana pelukkan itu membuatnya nyaman, bagaimana tubuh itu menumpu sempurna padanya, Freen menyukai deru nafas yang terdengar pada intercom helmnya, Becky tertidur.
"Ibu, Ibu, baru juga jalan udah tidur. "
Menarik tangan sang istri agar melingkar di perutnya, memutar lagu kesukaan mereka yang terdengar langsung pada intercom canggih itu, membuat suasana romantis ala mereka.
Tuhan itu baik, Freen percaya setiap hari akan selalu menjadi baik untuk semua orang yang mampu bersyukur, keadaan Becky, perubahan pada hidupnya, dan semua hal gila lainnya yang terjadi hari itu, bukan hal yang tanpa alasan Tuhan berikan kepada mereka, karena sejatinya tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya, kecuali kematian.
"Hey bangun, udah nyampe. "
Wajah ngantuk itu membuatnya terkekeh, bagaimana Becky dengan malasnya membuka mata, bagaimana ekspresi kesal itu mampu membuatnya tertawa seketika, Freen kehilangan wajah tembam Becky dalam waktu yang lama, namun untuk ini dan seterusnya, Ia berjanji akan mengembalikannya lagi.
"I love you sayang. "
"Iya tau pak, aku tau. "
"Bapak cinta Ibu banget. "
"Astaga, ya udah masuk. "
"Ibu gak?"
"Menurut Bapak? Ibu bertahan ini buat Ibu sendiri?"
"Hehe, ya udah, genggam tangan aku, kita buktiin suami istri yang udah nikah belasan tahun masih bisa merasa di tempat umum tanpa gengsi. "
"Itu sih emang mau kamu, ya udah sini, Aku mau bilang ke semua orang di sini, punya suma gentle man, siaga, tanggung jawab, dan sangat mencintai aku. "
Freen tersenyum, Ia mencium pucuk kepala sang istri dengan gemas, mungkin untuk sebagian orang ini terlihat berlebihan, namun untuk Freen tidak, cintanya terlalu besar untuk Ia rasakan sendiri, dan Becky adalah wanita terbaik yang Ia pilih untuk merasakan perasaan itu.
Cinta itu misteri, dan datang dengan berbagai cara, untuk semua orang yang tulus dan besar hatinya.
"Dulu terakhir kali kita makan gelato pas kamu belum terkenal banget ya Bu, terus setelah itu kita sama-sama sibuk, aku merintis usaha kita, kamu ngerintis karier kamu jadi model. "
Genggaman tangannya terasa hangat, pandangan Becky tidak berhenti melihat bagaimana elusan lembut yang Freen berikan padanya, Ia tersenyum, merasakan perasaan itu sampai ke hatinya.
"Hmm, kita masih sangat muda. "
Sekarang di umur 31 tahun, masih dengan orang yang sama, dengan perasaan yang sama, dengan semua kebiasaan yang sama, cinta itu masih menetap di tempatnya, Becky tidak kehilangan apapun jika itu dengan Freen.
"Hampir 13 tahun kita nikah, aku mau nanya satu hal sama Ibu. "
"Apa?"
"Kamu capek sama aku?"
"No. "
"Kamu bosen sama aku?"
"Big no. "
"Kamu nyesel gak nikah sama aku?"
"Hell, no, kenapa pertanyaannya aneh?"
"Kamu mau gak... aduh gimana ya ngomongnya, "
"Hmm?"
"Itu, apa udah dua tahun lebih kan, aku...
"Let's make a baby. "
Mata Freen melotot sempurna saat suara Becky begitu serius terdengar, beberapa orang di sekitarnya juga menaruh perhatian khusus kepada mereka, Freen menutup mulut sang istri dengan cepat, tertawa canggung setelahnya.
"Ibu keras banget. "
"Ow, sorry, tapi gimana? kamu kosong lama banget, emang tahan?"
"Iss segala ditanya. "
Senyum puas Becky benar-benar membuat Freen kesal, namun setelahnya Ia terkekeh, karena sejatinya memang itu yang dia inginkan, raganya butuh sentuhan, Ia rindu ranjang mereka dengan hawa panas dari nafsu yang menggelora.
"Puaskan aku. " Ucapnya seduktif.
Jika harus lebih lama, asal itu kamu, aku akan duduk di sini dan menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi untuk Freenky (Freenbecky)
Kurzgeschichten(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.