Dua puluh lima

1.9K 237 40
                                    

"Cut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cut. "

Meletakan kameranya, tersenyum penuh makna ke arah Becky, foto kali ini tidak terlalu terbuka dan Dia menyukainya, jauh lebih fresh, dan kaku, entahlah cuma seperti itu terlihat.

Jalinan tangan itu sedikit berbeda, tapi tidak masalah, Freen menarik Becky untuk melihat gambarnya, wanita itu tersenyum, Ia menyukainya, memperhatikan setiap detail yang ada, Freen membuatnya begitu nyata.

"Bec, makan siang bareng yuk, Havi mau makan golden lamian, mau gak?" Nam merangkul bahunya, karena selama ini Mereka sudah jarang untuk keluar bersama karena kesibukan masing-masing.

"Boleh. "

3 minggu berlalu, dokter memperbaikinya, Ia jauh lebih segar sekarang, semua yang Becky miliki menjadi rindu yang tak pernah berhenti untuknya, Freen menginginkan Becky lebih lama lagi.

Freen tersenyum, menggenggam tangan Becky dengan mesra, hari ini terik sekali di luar, Jakarta memang selalu bercanda jika urusan cuaca, macet dan semua kenangannya, namun Mereka menikmatinya.

"Kamu udah siap punya anak lagi?"

"Huh?"

"Kita program lagi?, maaf kalau kesannya kali ini Aku egois gak mikirin gimana traumanya Kamu, cuma Aku gak pengen Kamu nyalahin diri Kamu sendiri lagi Babe. "

Diam, lama seperti itu, hingga gelengan kepalanya adalah jawaban yang pasti untuk pertanyaan Freen kali ini, raut sumbringah itu berubah menjadi sendu, Ia tau bagaimana trauma itu memeluk tubuh wanitanya kuat, namun apa salahnya untuk berharap untuk kesekian kalinya?.

"Aku cuma belum siap. "

"Aku tau, Kamu bahkan gak mau lagi Aku sentuh, kenapa?"

"Aku masih takut, "

"Take your time Babe, Aku tau mungkin ini akan sulit untuk Kita, namun Aku harap Kamu bisa sembuh dan gak lagi terluka dengan kehilangan di masa lalu. "

Becky menggenggam tangannya sendiri, yang tak luput dari perhatian Freen, 3 minggu ini, Ia selalu melihat prilaku was-was itu dari istrinya, apapun masalah yang terjadi pada Mereka, wanita itu jauh lebih takut dari biasanya.

"Atau Kita adobsi anak? Kita bisa mulai dari orang tua asuh dulu?"

"Freen. "

"Kita bantu Mereka yang butuh, kenapa gak? ini kan hal baik untuk Mereka. "

"Aku tau, cuma terlalu beresiko, itu anak manusia, kalau Kita gak bertanggung jawab, katakanlah cuma euforia di awal, anak itu akan tetap tumbuh, sialnya tidak dengan semestinya, Kamu bisa jamin? "

Menghembuskan nafasnya, Freen setuju, semua bisa punya anak tapi tidak semua bisa menjadi orang tua, Ia mengalah dengan inginnya, karena yang Becky katakan adalah kenyataannya, hidup seseorang bukan mainan di kala bosan dengan keadaan.

Bumi untuk Freenky (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang