sadar

91 8 0
                                    

Saat ini, di salah satu ruangan VVIP yg berada di rumah sakit terdapat beberapa orang.
Ah bukan beberapa lagi, tapi banyak orang.

Bagaimana gak banyak, di sana ada bocil2 the batrix dan juga sesepuh the batrix.
Untungnya ruangan yg Jeffrey minta merupakan ruangan terbesar di sana yg bisa di bilang hotel berkedok kamar rawat.

"Duh ini si Melvin kaga ada niat bangun apa yak?" Celetuk Haekal tiba2.

"Tau nii, ngantuk bat keknya lu vin" balas Chandra.

Haekal dan Candra sedari mereka Dateng memang terus menatap Melvin. Bahkan yg lainnya aja heran sama yg mereka lakukan.

Pas di tanya kenapa merhatiin terus? Mereka jawab 'mau liat orang kalo bangun dari pingsan kaya yg di sinetron2 apa ngga' yg buat mereka semua cuma ngehela napas lelah.

"Sabar, pengaruh biusnya masih lama kali" Rendra yg merasa dirinya waras menjawab.

//Ceklekk~

Pintu ruang rawat melvin tiba2 terbuka dan masuklah Jeffrey.

"Bang Jeff, Melvin kira2 berapa lama lagi bangunnya?" Tanya Chandra begitu ngeliat Jeffrey masuk.

"Harusnya sebentar lagi" balas Jeffrey sambil mendudukan dirinya di bangku yg ada di sebelah ranjang Melvin.

"Gimana?udah dapet?" Tanya Jeffrey entah ke siapa.

"Mereka udah nemuin titiknya, mungkin sejaman lagi bakal di kabarin kalo udah dapet" balas Joo yg mengerti arah pertanyaan Jeff tadi.

"Hmm, taro tempat biasa" balasnya sembari membelai rambut sang adik.

"Eh eh ehhh, melek woe melekk!!" heboh Nanda tiba2 bikin semuanya kecuali Jeffrey kaget.

"Vin? Sadar?" Tanya Haekal.

"Ya sadar lah tolol!" Sahut Rendra menatap Haekal sinis.

"Nyantai dong, gua cuma nanya" balas Haekal.

"Pertanyaan lu gak mutu! Jelas2 melvin melek ya dia sadar lah!" Sahut Rendra sewot.

"Ya-"

"Bisa diem gak lu pada! Berisik, Melvin baru bangun!" Kata Dimas yg mulai jengah liat mereka debat.

"Melv how was your feeling?" Tanya Jeffrey ke adiknya masih dengan membelai rambutnya.

Melvin gak jawab apa2, dia masih menyesuaikan diri.

"Ada yg sakit?" Tanyanya lagi yg kali ini di bales gelengan oleh Melvin.

"Joo call the doctor" titahnya ke Jo yg langsung di lakuin.

Tangan Melvin bergerak ngelepas alat bantu pernafasannya, tapi di tahan Jeffrey.

"Jangan di lepas, biar enak nafasnya" kata Jeff memberi tau.

Tapi Melvin tetap Melvin, dia tetep ngelepas alat bantu nafas itu yg ngebuat Jeffrey natap adiknya dengan kesal.

"I'm okey! I don't need to use itu anymore!" Cetus Melvin begitu melihat tatapan Jeffrey.

Jeffrey cuma bisa ngehela nafas pasrah. Dia gak akan menang dari Melvin.

Setelahnya terdengar pintu yg terbuka kemudia masuk dokter wirawan berserta Joo di belakangnya.

Yg lain menyingkir, membiarkan si dokter memeriksa Melvin.

"Syukurlah semuanya stabil. Hanya perlu menunggu lukanya kering. Di usahakan untuk tidak banyak bergerak yah, dan juga kalau merasa ada kesulitan dalam pernapasan bisa langsung di pakai lagi alat bantu nafasnya yah" jelas sang dokter yg di angguki mereka semua.

"Kalau begitu saya permisi" pamitnya lagi.

"Vin, gimana rasanya ketusuk?"

//Plak
//Dugh!

"Akhh, anjeng!"

Yaaa itu adalah pertanyaan dari Haekal yg di balas gepkalan serta tendangan dari Rendra dan Jovian di seratai umpatan Haekal selanjutnya.










Tbc.




















Jangan lupa vote and comment 🌼

With love, Liz ❤️

da jungs👬 || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang