Bab 10 Mansion Wesley

2.9K 67 1
                                    

'Semua sudah tidak lagi menjadi utuh''Hancur menjadi kepingan tak berbentuk''Apakah masih bisa disebut keluarga?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Semua sudah tidak lagi menjadi utuh'
'Hancur menjadi kepingan tak berbentuk'
'Apakah masih bisa disebut keluarga?'

Zanuna Quensha


~o00o~


Setiap bulan ditanggal 14 tuan Hatha mengadakan family time dengan istri dan ketiga putranya. Mengingat kesibukannya dan ketiga putranya yang jarang bertemu.

Bagi tuan Hatha keluarga adalah segalanya, meskipun uang juga sesuatu yang tidak kalah penting namun tuan Hatha tidak ingin hubungan keluarga nya merenggang seiring dengan kesibukan masing-masing mencari uang.

Satu persatu mobil mewah memasuki pelataran mansion yang mewah dan super megah itu. Diawali dengan mobil Ferrari warna merah milik tuan Marvin lalu dibelakang nya mobil koenigsegg warna hitam milik tuan Dellard dan disusul mobil Lamborghini warna biru metalik tuan Nison.

Seluruh maid sudah bersiap menyambut kedatangan tuan muda keluarga Wesley.

Ketiganya keluar dari mobil dengan gagah dan ketampanan tiada tara.

Ketiganya melangkah beriringan menuju ruang keluarga inti di lantai tiga.

"Kak, bang" Sapa Nison selaku anak bontot di keluarga Wesley.

Dellard menepuk bahu Nison sambil tersenyum, sedangkan Marvin memelintir kepala Nison dan memberinya jitakan.

Pletak,

"Bang udah aku bilang jangan kebiasaan nistain kepalaku, bisa-bisa otakku rontok dan menjadi anak bodoh"

Marvin dan Dellard kompak tertawa mendengar protesan Nison.

"Itu bukti rasa sayang abang" Ucap Marvin dengan bangga

Membuat Nison semakin kesal "Gak gitu juga kali" Nison berpindah posisi berdiri di sebelah Dellard menghindari Marvin yang sewaktu-waktu menistakan kepalanya lagi.

Dellard hanya menyunggingkan senyuman tipis melihat interaksi kedua saudaranya.

Ting,

Lift terbuka suara bahagia Irian terdengar nyaring menyambut tiga pangeran tampannya.

"Abang, mama kangen" Iriana memeluk erat tubuh putra sulungnya.

"Abang juga kangen ma" Marvin membalas pelukan mama nya.

"Masa kalo kangen kenapa gak pernah pulang" Protes Iriana membuat Marvin tak bisa menjawab.

Iriana mengurai pelukannya pada Marvin lalu berjalan kearah putra keduanya. Dengan senang hati Dellard merentangkan kedua tangannya.

"Kak mama selalu kangen dan kangen banyak hal yang mama kangenin dari kakak" Dellard hanya tersenyum sambil mengelus lembut punggung mama nya.

Iriana mengurai pelukannya dari Dellard menggandeng kedua tangan putranya Marvin dan juga Dellard untuk segera duduk melupakan satu anak yang memasang wajah cemberut karena dilupakan.

Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang