Bab 35 Bekas Cupang

2.5K 39 1
                                    

Jam masih menunjukkan pukul 06:30 tapi William sudah sampai di depan apartemen Nuna. William membuka helm full face yang ia kenakan menyugar asal rambut hitamnya yang berantakan karena helm.

William mengambil ponsel dari saku celananya dan mengetikkan sebuah pesan untuk Nuna.

[William: Aku udah sampai]

Nuna yang sudah siap pun segera keluar dari apartemen nya.

Bibir William melengkung saat melihat Nuna berjalan kearahnya dengan rambut yang di kuncir kuda dan dihiasi dengan pita berwarna putih.

Bibir William melengkung saat melihat Nuna berjalan kearahnya dengan rambut yang di kuncir kuda dan dihiasi dengan pita berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nuna memang selalu terlihat manis mau bagaimana pun penampilan nya dan apapun yang di kenakan selalu pas dan terlihat bagus.

"Udah siap?" Nuna mengangguk

William sengaja menjemputnya pagi-pagi karena ingin mengajak Nuna untuk sarapan bubur ayam.
William menyerahkan helm yang baru di belinya.

"Kok ayam sih Zhi, kan aku mintanya keroppi" Nuna memanyunkan bibirnya.

"Kok ayam sih Zhi, kan aku mintanya keroppi" Nuna memanyunkan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf aku udah cari-cari tapi gak nemu..." William merasa bersalah karena tak bisa mendapatkan helm yang Nuna inginkan.

Nuna menarik kembali bibir manyunnya"Yaudah gak papa ayam juga enak aku suka" William terkekeh mendengar jawaban Nuna.

Dari dulu hingga sekarang Nuna memang tidak pernah berubah sikapnya yang lucu apa adanya dan selalu pengertian itulah yang membuat William ingin memiliki Nuna lebih dari sekedar sahabat.

"Sini aku bantu" Tangan William terulur untuk membantu Nuna mengenakan helm.

Setelah helm Nuna terpasang, William membantu Nuna untuk naik ke jog belakang. Setelah nya William menyalakan mesin motornya dan melakukan motornya menuju tukang bubur ayam yang akhir-akhir ini menjadi langganan William sejak menginjakkan kaki di Karasan.

Dellard yang melihat adegan romantis dua remaja itu hanya bisa memasang wajah dingin.

Dinginnya udara pagi dan jalanan yang masih sepi membuat motor William melaju tanpa hambatan.

Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang