Bab 31 Ketakutan

2.2K 49 0
                                    

Mutia menggelengkan kepala saat Dellard berpamitan. Tubuh Mutia bergetar ketakutan.

"Ma, aku hanya pergi sebentar setelah selesai aku akan kembali" Dellard menenangkan Mutia. "Aku tidak akan lama"

Mutia tak lagi menahan Dellard, dirinya juga tidak bisa terus-terusan meminta Dellard untuk selalu bersamanya, Mutia meyakinkan diri bahwa ini hanya halusinasi nya semua yang dia pikirkan itu tidak nyata hanya sebuah bentuk dari ketakutan nya.

Setelah Dellard pergi seseorang membuka pintu dengan kencang.

Brak

Mutia merangsek mundur ke sudut ranjangnya saat mengetahui siapa yang datang.

"Apa kabar Mutia" Mutia menutup kedua telinganya saat mendengar suara dari seseorang yang paling Mutia takuti.

"Jangan harap aku akan melepaskan mu Mutia, membiarkan mu hidup dalam kebahagiaan. Apa yang terjadi pada mu saat ini adalah karma karena kau telah menghancurkan kebahagiaan ku" Wanita itu mencengkeram dagu Mutia hingga ujung kukunya menancap di kulit wajah Mutia.

"Kau tau bagaimana aku membesarkan putraku dengan kedua tangan ku dan sekarang kau ingin merebutnya dari ku Mutia" Mutia hanya bisa terisak merasakan perih di wajahnya.

"Kau wanita tidak tau diuntung, kemurahan hati yang ku berikan padamu kau balas dengan sebuah pengkhianatan. Kamu pikir aku tidak tahu Mutia bagaimana kau menikmatinya setiap malam"

"Aku diam bukan berarti aku tidak tau Mutia, aku ingin melihat sampai mana batasan mu. Tapi rupanya kau terlalu berani sampai melewati batasan mu Mutia"

Perempuan itu menghempaskan tangannya dari wajah Mutia" Harusnya sejak awal aku melenyapkan mu Mutia"

"Apa yang kau inginkan dari ku" Cicit Mutia.

Perempuan itu tersenyum licik "Aku menginginkan penderitaan mu Mutia" Dengan sarkas wanita itu menjengut rambut belakang Mutia.

Plak
Plak
Plak

"Bahkan tamparan itu sekalipun tidak akan bisa membuatku merasa puas menyiksa mu"

"Hh..apa tidak cukup membuatku gila selama ini? Kau membuat ku lupa dengan putra kandungku sendiri"

"KAU JUGA SEORANG IBU IRIANA"

Plak

*****

"Denu....pus...Denu....meong" Sudah lebih dari dua jam Nuna mencari keberadaan Denu. Kucingnya itu akhir-akhir ini sering kabur-kaburan.

'Apa jangan-jangan Denu ngelonte?'

Puk

Nuna memukul bibirnya sendiri, kebanyakan bergaul sama Disty mulut Nuna jadi ikutan kotor.

Merasa frustasi akhirnya Nuna memilih untuk kembali keapartemennya. Tapi Nuna teringat isi kulkasnya yang sudah kosong dan perutnya yang terasa lapar akhirnya Nuna memilih mampir ke mini market untuk belanja.

Nuna harus super hemat karena Mario benar-benar menstop uang bulanan Nuna. Untung Nuna masih memiliki sedikit tabungan, meski begitu uang tabungan Nuna tidak akan cukup untuk menanggung hidupnya hingga akhir bulan.

Tak banyak yang Nuna beli hanya beberapa mie instan dan susu kotak kesukaannya.

Brak

Trolli yang Nuna dorong tidak sengaja menabrak kaki seseorang.

"Aduh maaf ya maaf aku gak sengaja..." Nuna benar-benar ceroboh.

Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang