Bab 12 Rencana Pernikahan

2.6K 58 4
                                    

'Sewaktu aku kecil papa sering membelikan aku boneka''Kata papa agar aku gak kesepian''Setelah dewasa aku baru tau Jika yang kubutuhkan bukan boneka Tapi papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Sewaktu aku kecil papa sering membelikan aku boneka'
'Kata papa agar aku gak kesepian'
'Setelah dewasa aku baru tau
Jika yang kubutuhkan bukan boneka
Tapi papa.....

Zanuna Quensha

~o00o~


Hubungan Nuna dan papa nya semakin hari kian renggang, papa nya menjadi sosok yang pemarah setiap kali bersama Nuna.

"Ma...papa udah gak sayang sama Nuna lagi" Nuna ingin melihat papa nya bahagia tapi tidak dengan wanita yang sudah membuat mama nya terluka.

"Papa lebih sayang perempuan itu dan anaknya, Nuna gak yakin bisa pertahanin papa ma..." Air mata itu lolos begitu saja dari sudut mata Nuna.

Apa cinta orang dewasa selalu berakhir seperti mama dan papa nya, apa cinta ada kadaluwarsa nya sehingga harus digantikan dengan yang baru?

Memory nya mengingat kembali betapa bahagianya keluarga Nuna dulu saat mama nya masih hidup. Keluarga Cemara yang diinginkan setiap keluarga.

"Pa... apa cinta papa masih ada untuk Nuna dan mama?"

Mario menetup kembali pintu kamar Nuna mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan Nuna, mendengar setiap untaian kata yang Nuna ungkapan membuat hati Mario terluka.

Mario kembali ke kamarnya dengan wajah suram membuat Tamara bingung.

"Mas...ada apa? apa Nuna membuatmu marah? biarkan aku yang bicara dengan Nuna mas" Tamara hendak berjalan keluar namun Mario menahan tangan nya.

Tamara mengerutkan dahinya melihat Mario yang beberapa kali meraup wajahnya kasar.

"Ada apa mas?"

"Tidurlah kita bicarakan besok..." Mario naik keatas ranjangnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Tamara mengikuti langkah Mario berbaring di samping Mario, Tamara mencoba menggoda Mario dengan membelai dada bidang Mario namun Mario menolaknya dengan cara menahan tangan Tamara.

"Kau menolakku mas? kau tidak menginginkan belaian ku?" Tamara mendengus kesal mendapat penolakan dari Mario.

"Aku lelah..." Mario mengubah posisi tidur nya membelakangi Tamara membuat Tamara semakin emosi.

'Pasti gara-gara anak sialan itu' geram Tamara.

Keesokan Paginya,

Seperti biasa Nuna duduk di kursi meja makan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Nuna mengabaikan tatapan sinis Tamara dan Cantika. Ibu dan anak itu memang cocok bak pinang di belah dua sama-sama titisan medusa.

Nuna juga acuh tak acuh saat melihat kursi papa nya masih kosong.

Tak berselang lama Mario datang dan menghampiri Nuna, mengusap lembut kepala Nuna dan menjatuhkan kecupan di sana. Hampir-hampir Nuna tersedak makanannya. Sejak kepergian mama nya Nuna sudah tidak pernah mendapatkan perlakuan itu dari Mario, dan hari ini Nuna merasakannya lagi.

Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang