Kemarahan Dellard rupanya masih berlanjut. Tidak biasanya Dellard berangkat kerja tanpa sarapan dan tanpa menemui Nuna.
"Bi, kak Dellard belum bangun?" Nuna menarik salah satu kursi untuk duduk.
"Tuan Dellard sudah berangkat non"
"Hah? Pagi banget"
Nuna nampaknya juga tidak berselera dengan sarapannya. Nuna meminum susu nya hingga habis setengah lalu mengambil tas nya untuk berangkat.
"Non, sarapannya gak dimakan?"
"Nuna udah kenyang bi, Nuna berangkat dulu ya"
"Iya non hati-hati"
Sampai di depan gerbang Nuna terheran dengan Aden yang sudah menunggunya di atas motor.
"Aden, ngapain?"
"Kamu lupa kalo hari ini aku jemput kamu" Nuna benar-benar lupa dengan janjinya kemarin dengan Aden.
"Kamu pagi banget jemputnya" ujar Nuna.
Aden tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Bahkan Aden sudah sampai sejak jam setengah tujuh tadi memang seniat itu Aden.
"Aku juga tadi ngeliat laki-laki keluar dari mansion kamu, itu kakak kamu"
Apa? Aden melihat kak Dellard?
"Em-itu ayok berangkat" Nuna tak berniat menjawab pertanyaan Aden soal Dellard.
Aden melihat raut wajah Nuna dari kaca spion terlihat murung. Bahkan sesekali Nuna nampak berfikir.
"Nuna kamu udah sarapan?"
"Udah" Aden mengangguk di balik helmnya.
Kini keduanya sudah sampai di parkiran ISSW, Nuna melepaskan helmnya dan menyerahkan pada Aden.
"Aden makasih"
"Na, tunggu..." Aden menahan tangan Nuna yang hendak pergi, tangan Aden terulur untuk merapikan rambut Nuna yang sedikit berantakan karena terkena helm.
"Em Aden aku bisa sendiri" Nuna buru-buru merapikan rambut nya, entah mengapa Nuna merasa sedikit tidak nyaman dengan sikap Aden.
Tanpa di sengaja Nuna melihat sebuah mobil yang sangat ia kenal melintas di depan gerbang ISSW.
"Kak Dellard" batin Nuna.
*****
Jam istirahat adalah saat yang di nanti seluruh siswa, begitu juga Nuna dan Disty. Kini keduanya sudah duduk anteng di meja kantin sambil menunggu pesanan mereka.
"Tadi pagi lo berangkat bareng Aden?" Nuna mengangguk lesu.
"Kok bisa?"
"Aku gak enak mau nolak karena Aden udah nolongin aku waktu itu"
"Emang Tuan Dellard gak marah?" Nuna menghembuskan nafas berat mendengar nama Dellard membuat jantungnya berdenyut nyeri.
"Itu dia masalahnya, kayaknya kak Dellard tau dan sekarang diemin aku" bahu Nuna merosot mengingat dua hari ini Dellard mendiaminya.
"Ya pasti marahlah, ya kali gak marah" Ujar Disty memanasi.
"Dan kayaknya kak Dellard juga tau kalo tadi pagi Aden jemput aku" Disty semakin prihatin dengan sahabatnya.
"Na, gw udah peringatin lo masak lo gak bisa ngerasa kalo Aden emang terang-terangan deketin lo" Nuna mengangkat bahunya tak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]
RomansaSUDAH TERBIT✓ SUDAH TERSEDIA DI SHOPEE✓ORDER SEKARANG✓ [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️⚠️⚠️] Tuan Dellard Abbiyya Wesley seorang pengusaha muda yang mendapat julukan Oracle of Omaha (Peramal dari Omaha). Di usianya yang belum 25 tahun Dellard sudah me...