Bab 50 Kesaksian Cantika

1.5K 39 1
                                    

Nuna meremas perutnya yang terasa perih, dirinya baru ingat jika dari semalam belum ada apapun yang masuk kedalam perutnya.

"Awwsss..." Ringis Nuna sambil meremas pelan perutnya.

"Kenap Na, lo sakit?" Disty menempelkan punggung tangannya ke kening Nuna suhu badan Nuna normal hanya wajahnya sedikit lebih pucat.

"Gak papa" Nuna menelungkup kan kepalanya di atas meja, memejamkan matanya berharap rasa sakit di perutnya sedikit mereda.

Dari bangku yang berbeda Aden terus memperhatikan Nuna. Untung saja guru yang mengajar sedang mengadakan rapat hanya di beri tugas untuk mencatat saja. Aden berjalan keluar kelas.

"Mau kemana lo Den?" Tanya Sakti

"Toilet"

Setelah mengatakan itu Aden segera keluar dari kelasnya.

BRAKKK

Sebuah penghapus mendarat tepat di papan tulis membuat Jaka yang tengah menulis di depan terlonjak kaget.

"ANJING BABI....SIAPA YANG NGELEMPAR" Teriak Jaka

"Gue" Jawab Sakti tanpa dosa.

"Lo niat nulis gak sih Jok, tulisan lo gak bisa di baca njing kek cekeran ayam" Protes Sakti

"Lah si babi mata lo aja yang rabun, lo gak bisa liat tulisan gw estetik gini"

"Udah deh lo kalo gak niat nulis di depan gak usah sok-sokan menawarkan diri" Ujar Disty yang ikut merasa kesal dengan Jaka.

"Gw rajin salah malas-malasan salah...."

"Lo nafas aja salah tau gak Jok" Bukannya tau diri dan langsung mundur Jaka malah kembali menulis di papan tulis dengan tulisan estetik nya. Kalo bukan demi mencari perhatian Bu Ani guru paling cantik ISSW Jaka juga ogah nulis di papan tulis kayak sekarang mana jari-jarinya udah mulai kram.

Disty yang sudah sangat emosi berjalan kearah Jaka dan tanpa basa-basi langsung menarik kerah belakang seragam Jaka.

"Anj..." Jaka mengatupkan kembali bibirnya saat mendapat pelototan tajam dari Disty.

"Galak amat lo Dis, jadi cewek gak laku baru tau rasa lo" cibir Jaka.

"Ngomong apa lo barusan?" Berang Disty.

"Gak ada gw ngomong sama diri gw sendiri" Elak Jaka

Disty mendengar omongan Jaka. Dengan kesal Disty mengambil buku paket di tangan Jaka dan memberikannya pada Bima.

"Nih Bim, foto copy jangan kayak orang susah sekolah internasional masih aja nulis bikin tangan gw keriting"

Kalau sudah Disty yang berbicara Bima hanya bisa menghela nafas pasrah dari pada dapat amukan dari preman kelas.

Aden kembali ke kelas sambil menenteng kresek hitam, tanpa bicara apa-apa Aden meletakkan kresek itu di meja Nuna.

Dengan masih memegangi perutnya Nuna menatap kearah Aden yang kembali berjalan kearah kursinya. Nuna meraih plastik yang diberikan Aden. Di dalam plastik itu ada roti, susu kotak dan juga air mineral.

Nuna meraih ponselnya yang bergetar pertanda pesan masuk.

[Aden : Makan]

[Nuna : Makasih Aden]
[Nuna : Uangnya aku ganti]

[Aden : Gak perlu]

Nuna tak membalas lagi pesan dari Aden, ia memilih untuk segera memakam roti pemberian Aden.

"Dapet makanan dari siapa lo"

"Dari Aden" jawab Nuna.

Arah tatapan Disty langsung tertuju pada Aden yang duduk tenang di kursinya.

Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang