Rasanya Nuna sangat kecewa bahkan Nuna enggan melihat wajah papa nya. Kenapa harus berpura-pura itu sangat menyakiti perasaan Nuna.
"Nuna..." Suara dingin Mario menghentikan langkah Nuna.
"Kenapa lagi?"
"Kenapa? Harusnya Nuna yang tanya kenapa pa? kenapa papa bohongin Nuna, kenapa papa harus berpura-pura baik ke Nuna biar bisa nikah sama wanita itu pa?" Ucap Nuna dengan nada rendah, hatinya sangat terluka.
Mario meraih bahu Nuna " Nuna jangan egois papa menikah dengan Tamara bukan tanpa alasan"
"Alasan apa pa, jelasin ke Nuna"
"Kamu butuh sosok seorang ibu begitu juga Cantika yang butuh sosok seorang ayah, jika papa dan Tamara menikah kita bisa saling melengkapi"
"Nuna cuma butuh kasih sayang papa, Nuna gak butuh siapapun lagi pa"
"Jangan egois Nuna, ini gak cuma soal kamu...."
"Lalu soal papa iya kan papa cuma mikirin perasaan papa, papa gak mikirin perasaan aku" Nuna menghempaskan tangan Mario dan berlari ke kamarnya.
Mario berusaha untuk tidak memaksa Nuna, selain itu Mario juga ingin memperbaiki hubungannya dengan Nuna.
Nuna menutup pintunya melempar tubuhnya keatas kasur. Memukul-mukul dada nya yang terasa sesak.
"Ma...Nuna kangen Nuna mau ikut mama aja" Nuna menenggelamkan wajahnya di bantal dan menangis menumpahkan segala rasa sesak di dadanya.
Rumah Sakit Jiwa Edelweis,
Seperti biasanya Dellard menyempatkan diri untuk menjenguk mama nya. Mutia mengalami gangguan skizofrenia yang terjadi pada fungsi otak psikosis yang melibatkan kognisi dan persepsi, gangguan pada fungsi emosi yaitu depresi dan bipolar, gangguan pada fungsi signaling antara lain adalah social anxiety disorder dan panic disorder, serta pada gangguan fisik dan perilaku terdapat obsessive compulsive disorder dan post traumatic stress disorder.
Dengan keadaan tersebut Mutia harus menjalani pengasingan di rumah sakit jiwa milik keluarga Wesley.
Hatha sengaja menutupi perihal rumah tangganya begitu juga dengan Mutia. Publik hanya tau jika Iriana adalah satu-satunya istri tuan Hatha. Mutia dinikahi Hatha secara sirih.
Perawat membukakan pintu tempat Mutia berada. Seorang wanita dengan tubuh kurus duduk di atas tempat tidur dengan menggendong sebuah boneka.
"Nina Bobo oh Nina bobo kalau tidak bobo di gigit nyamuk...." Mutia menyanyikan lagu pengiring tidur sambil menepuk pelan boneka yang berada di gendongannya.
"Ma....." Panggilan Dellard membuat Mutia mengalihkan pandangannya menatap Dellard.
"Hustt jangan berisik anak aku lagi mau bobo siang" Peringat Mutia sambil meletakkan telunjuk di bibirnya.
Dellard menahan perasaannya untuk tidak menangis. Dellard berjalan mendekati Mutia dengan hati-hati.
"Jangan mendekat kamu orang jahat yang akan mengambil anak ku...PERGI...JANGAN GANGGU AKU...PERGI...." Mutia memeluk erat boneka di tangannya.
Dellard duduk di tepi ranjang mengambil album foto di samping Mutia, memasukkan sebuah foto dirinya dan Mutia.
Mutia memperhatikan apa yang Dellard lakukan dan merebut album foto itu dari tangan Dellard.
"Jangan sentuh anakku...." Mutia menyembunyikan album foto itu di punggungnya.
Dellard menundukkan kepalanya, mengusap air matanya yang lolos begitu saja.
"Dellard harap suatu hari nanti mama mengenali Dellard ma...." Cicit Dellard lirih.
"Liat sayang nanti kalo kamu sudah besar kamu akan seperti dia hahaha tapi kamu jangan tinggalin mama ya muahh muahh mama sayang kamu" Mutia berbicara dengan boneka di gendongannya dengan ekspresi yang berubah-ubah kadang tertawa kadang menangis, kadang marah.
Dellar berjongkok di hadapan Mutia meraih tangan Mutia, awalnya Mutia menolak namun Dellard tetap berusaha membuat Mutia senyaman mungkin.
"Ma..." Tatapan Mutia begitu kosong seperti sudah tidak ada lagi kehidupan di diri Mutia.
"Permisi" Seorang suster datang dengan sebuah nampan berisi makanan untuk Mutia.
"Maaf Tuan sudah waktunya untuk Nyonya Mutia makan siang" Dellard mengangguk dan mengambil alih makanan itu.
Suster itu pun membungkuk dan undur diri dari sana.
Mutia masih asik dengan dunianya "Ma...makan dulu ya Dellard suapin"
"Emm makan?" Tanya Mutia yang dibalas anggukan Dellard.
"Tapi kamu juga makan hahaha"
"Iya kita makan sama-sama" Dellard mulai menyuapi Mutia. Beberapa suapan Dellard di terima Mutia namun tiba-tiba Mutia menggelengkan kepalanya tidak mau menerima suapan dari Dellard.
"Ma...."
"Kamu belum makan anakku belum makan" Ucap Mutia dengan wajah dan nada bersedih.
"Jangan menangis ma, Dellard akan makan setelah mama menghabiskan makanannya" Mutia menggeleng dan merebut mangkuk ditangan Dellard.
Mutia menyendok makanan itu dan menyuapkan ke Dellard.
"Aaaaa kereta mau lewat" Dellard membuka mulutnya dan menerima suapan dari Mutia.
Dellard tidak bisa menahan perasaannya, air matanya berlomba-lomba jatuh tanpa bisa ia tahan.
Mutia masih asik dengan dunianya tanpa tau betapa hancurnya hati Dellard.
Setelah memastikan Mutia meminum obatnya Dellard kembali ke kantornya. Kini Dellard sudah berada di dalam mobilnya bersama Sean.
Satu-satunya orang luar yang mengetahui perihal Mutia hanyalah Sean. Bukan hal mudah menjadi Sean, begitu banyak hal yang Sean ketahui tapi harus berpura-pura tidak tahu.
"Tuan, Direksi mengadakan rapat untuk membahas masalah skin angel" Tutur Sean.
"Siapkan semua berkas"
"Baik Tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]
RomansaSUDAH TERBIT✓ SUDAH TERSEDIA DI SHOPEE✓ORDER SEKARANG✓ [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️⚠️⚠️] Tuan Dellard Abbiyya Wesley seorang pengusaha muda yang mendapat julukan Oracle of Omaha (Peramal dari Omaha). Di usianya yang belum 25 tahun Dellard sudah me...