Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi Dellard.
"Dasar bajingan" umpat Nuna
"Tidak kah kau tau batasan mu Tuan? Kenapa anda seenaknya akan diri ku" Dellard menautkan kedua alisnya.
Dirinya baru selesai mandi dan dihadapkan dengan kemarahan Nuna yang tidak jelas.
"Kau tidak sebaik yang aku pikirkan"
"Kau memikirkan ku seperti apa?" Nuna menatap Dellard benci sangat-sangat benci. Lihatlah betapa santainya Dellard menanggapi kemarahan Nuna."Kau..." Nuna menjeda kalimatnya jari telunjuk nya menunjuk sarkas ke wajah Dellard "Pria mesum menjijikkan" ucap Nuna setelahnya.
"Oh...."
"Oh...??" Nuna mengulang jawaban Dellard"Dasar pria sinting"
Gemas rasanya telinga Dellard mendengar kata-kata kasar yang terlontar dari bibir mungil Nuna, ingin rasanya Dellard membungkam bibir Nuna dengan bibirnya.
Tok....tok...tok....
Sebuah ketukan membuat ketegangan diantara kedua nya mereda sesaat. Dellard dengan segera memakai kaos nya dan berjalan kearah pintu.
"Tuan ini seragam nona Nuna sudah selesai di laundry"
"Em...kau bisa pulang tugas mu sudah selesai" Dellard menerima paper bag yang berisi seragam sekolah Nuna.
"Baik Tuan saya permisi"
Nuna memperhatikan keduanya, ternyata dirinya sudah salah paham dengan Dellard.
Dellard menutup kembali pintunya dan berjalan mendekati Nuna. Nuna yang merasa malu sekaligus bersalah hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jarinya.
"Seragam mu..." Nuna menerima paper bag yang diberikan Dellard.
Sungguh Nuna merasa takut sekarang dirinya sudah kepalang memaki bahkan menampar Dellard. Apa yang harus Nuna lakukan.
"Tu-tuan....aku...."Dellard sama sekali tak menggubris ucapan Nuna dan pergi begitu saja. Nuna menatap punggung tegap Dellard rasanya sangat bersalah telah menuduh Dellard yang tidak-tidak.
Nuna keluar menyusul Dellard tapi Nuna tak menemukan keberadaan Dellard.
'Apa Tuan Dellard marah'
*****
Sean sudah berada di rumah sakit Edelweiss dan tengah menunggu hasil pemeriksaan dokter terkait kondisi Mutia saat ini.
Satu jam setelah sampai dirumah sakit Mutia tiba-tiba mengalami kejang-kejang.
"Apa yang terjadi?" Dellard datang dengan tergesa, sudah dua kali dalam sehari dia kelolosan dari Mutia kabur sampai kejang-kejang.
"Nyonya Mutia masih dalam pemeriksaan tuan" Tak berselang lama seorang dokter keluar dari ruangan ICU.
"Bagaimana keadaan mama saya dok?" Tanya Dellard tidak sabaran.
"Nyonya Mutia keracunan tuan"
"Keracunan? Bagaimana bisa?"
"Kami masih mencari tau penyebab nyonya Mutia keracunan, kami juga sudah melakukan pengecekan dari makanan dan minuman yang di konsumsi nyonya Mutia hari ini, tinggal menunggu hasilnya" Dellard mengangguk paham.
"Apakah saya bisa menemuinya"
"Silahkan Tuan"
"Terimakasih" Dellard masuk kedalam ruang rawat Mutia. Dellard duduk di kursi di samping brankar Mutia, digenggamnya tangan kurus Mutia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]
RomansaSUDAH TERBIT✓ SUDAH TERSEDIA DI SHOPEE✓ORDER SEKARANG✓ [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️⚠️⚠️] Tuan Dellard Abbiyya Wesley seorang pengusaha muda yang mendapat julukan Oracle of Omaha (Peramal dari Omaha). Di usianya yang belum 25 tahun Dellard sudah me...