Bab 45 Keputusan

1.6K 33 3
                                    

"Terlalu beresiko jika kita memaksakan, tubuh William bergantung pada alat-alat yang saat ini menempel di tubuhnya"

"Bukan tidak bisa membawa serta alat tersebut, tapi....."

Tubuh Athena meluruh ke lantai, Herman dengan segera meraih tubuh istrinya.

"Apa tidak ada cara lain? Aku ingin Will ku tetap hidup aku belum siap dan gak akan pernah siap kehilangan dia" Ucap Athena bersama dengan isakan di dada Herman.

Dokter berkacama itu hanya menghela nafas beratnya, terlalu beresiko membawa William ke Inggris dengan keadaan nya yang sekarang. Dan dia tidak cukup berani untuk mengambil resiko tersebut.

"Mas...."

"Tenangkan dirimu Athena, aku akan berusaha yang terbaik untuk William"

Herman juga sangat bingung, keputusan apa yang harus ia ambil untuk menyelamatkan putranya.

"Mommy..." Suara parau dari Nuna mengurai pelukan Athena dan Herman.

Nuna yang duduk diatas kursi roda yang di dorong Dellard menatap sendu kearah Athena yang terlihat kacau. Athena mendongak saat inderanya mendengar suara lembut dari Nuna.

"Queen" Athena memeluk tubuh Nuna yang masih terbalut baju rumah sakit.

Athena mengurai pelukannya membingkai wajah Nuna "Maafkan Will sayang...." Mata Nuna berkaca-kaca. Nuna tau bagaimana perasaan Athena saat ini, dia baru tau hari ini jika keadaan William jauh lebih buruk dari nya.

Dellard terpaksa memberitahu perihal William yang masih dalam keadaan koma. Itu Dellard lakukan karena mungkin dengan cara itu William akan segera membaik. Bagaimana pun William adalah sepupu Dellard. Dellard juga tidak menginginkan hal buruk itu terjadi.

Mendengar penjelasan Dellard mengenai kondisi William membuat otak Nuna berputar kembali pada kecelakaan itu.

Bayangan truk besar yang melaju kencang kearah mobil yang ditumpangi William dan Nuna, seketika itu telinga Nuna kembali berdenging hanya suara teriakan William yang masih bisa terdengar.

"Rem nya tidak berfungsi, close your eyes"

Meski di keadaan yang sulit William tetap melindungi Nuna mengesampingkan keselamatan dirinya sendiri.

Dellard mendorong kursi roda yang di duduki Nuna mendekat kearah brankar William. Nuna memalingkan wajahnya sesaat, saat melihat wajah William yang dibalut perban. Kedua tangannya saling menggenggam takut.

Dellard meraih tangan Nuna mengusap punggung tangan Nuna lembut "Everything will be fine"

Setelah mengatakan itu Dellard meninggalkan Nuna dan William, memberi ruang untuk Nuna.

*****

Dellard di buat bingung dengan sikap Nuna yang tiba-tiba murung, setelah dari melihat William, Nuna hanya diam dan sesekali menangis dan itu membuat Dellard cemas.

"Hey, apa yang terjadi" Nuna meraih dagu Nuna agar menatap kearahnya.

"Ini semua salah ku" Cicit Nuna.

Dellard menghela nafas perlahan, pernyataan ini yang tidak ingin Dellard dengar.

"Semua yang terjadi adalah takdir kita tidak bisa menyalahkan takdir"

"Tapi jika aku dan William tidak bertengkar kecelakaan itu tidak akan terjadi dan William akan baik-baik saja sekarang"

"Tidak ada gunanya menyesali sesuatu yang sudah terjadi, tidak akan membuat keadaan jauh lebih baik yang ada akan membuat mu semakin sakit"

Ceo Tampan Kesayangan Nuna [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang